Selasa, 28 Januari 2014

Bahan Bakar Pellet dan Briket Untuk Industri Makanan dan Minuman

Bahan bakar sebagai sumber energi di industri makanan dan minuman adalah kebutuhan primer yang selalu dibutuhkan. Bahan bakar yang ramah lingkungan, handling yang mudah, murah dan mudah tersedia selalu dicari-cari oleh produsen industri makanan dan minuman tersebut. Bahan bakar berbasis biomasa yakni pellet dan briket merupakan piliha ideal untuk hal kebutuhan tersebut. Keunggulan pellet dan briket adalah :
1. Bahan bakar ramah lingkungan dan terbarukan
2. Nilai kalor tinggi  umumnya lebih dari 4000 kkal/kg
3. Kadar abu rendah dan fly ash ketika dibakar minimal
4. Efisiensi pembakaran tinggi konsisten karena kadar airnya rendah
5. Kepadatan tinggi sehingga menghemat biaya transportasi
6. Bentuknya seragam sehingga memudahkan transportasi,      penyimpanan, pengumpanan dan pembakaran
7. Pembakaran lebih homogen dibandingkan batubara
8. Polusi sangat rendah karena kandungan sulphur hampir nol
9. Semakin dicari karena kenaikan bahan bakar fossil




Sejumlah industri telah melakukan konversi dari bahan bakar fossil ataupun kayu bakar ke pellet maupun briket karena keunggulan-keunggulannya tersebut.  Berikut beberapa tipe wood pellet burner dengan pengumpanan otomatis (automatic feed burner types) yang banyak digunakan yakni :


1. Stoker burner boiler
Stoker burner boilers adalah boiler paling sederhana, yang memiliki panggangan  (grate) kecil dipasang langsung pada bagian akhir feed auger. Pada stoker burner boilers kecil hanya dilengkapi dengan satu buah kipas angin sehingga sangat sulit untuk memisahkan suplai udara primer ke panggangan dari zone pembakaran akhir diatas panggangan.  Sebagai akibatnya potensi terjadinya overheating dan formasi kerak di panggangan sangat tinggi, dan sejumlah pembuat boiler menambahkan sirkuit air pendingin dalam pangganagan sebagai preventive.


2. Underfed stoker boiler
Pada underfed stoker boiler bahan bakar didorong ke atas melalui konis terbalik membentuk tumpukan seperti kubah dimana pembakaran terjadi. Hampir semua stoker boiler memiliki saluran udara primer dan udara sekunder terpisah untuk menyediakan kontrol pembakaran yang independent pada panggangan dan di zone pembakaran gas akhir.


3. Moving grate boiler
Moving grate boiler juga dikenal sebagai stepped grate boiler atau inclined grate boiler, memungkinkan fleksibiltas terbesar pada desain boiler. Boiler ini dapat menggunakan pengumpan auger atau ram stoker.
Seperti halnya pada underfed stoker boiler, moving grate boiler memiliki saluran udara primer dan sekunder, dan pada boiler terbesar ditambahkan saluran udara tersier untuk memastikan terjadinya pembakaran sempurna pada semua wood gas.




Briket memiliki ukuran lebih besar daripada pellet. Oleh karena itu ukuran briket bisa dipotong-potong menjadi lebih kecil menyesuaikan kebutuhan penggunanya. Dibawah ini contoh aplikasi briket untuk boiler.


Selain digunakan dalam industri makanan dan minuman, pellet dan briket juga bisa digunakan untuk bahan bakar berbagai industri (thermal application) antara lain : pembangkit listrik, industri keramik, industri kimia dan lain-lain.

Proses Produksi Pabrik Wood Pellet


These variables have tended to make pelleting more of an “art” than a “science”, through significant strides are being made in the sophistication of this process, bringing these variables under more control.

Find more detail info in presentation here

Kamis, 02 Januari 2014

Chlorine Corrosion, Hantu Yang Ditakuti Powerplant

Pipa-pipa superheater terkorosi oleh klorin
Ada 3 kelompok biomasa yang digunakan sebagai bahan bakar powerplant di seluruh dunia berdasarkan kualitasnya berupa nilai kalor, kadar abu dan kimia abunya. Pertama, biomasa berkayu meliputi semua pohon berkayu seperti eucalyptus, kaliandra, gamal dan sebagainya. Kelompok kedua adalah limbah-limbah agroindustri seperti sekam, baggase, tempurung kelapa, cangkang sawit dan sebagainya. Sedangkan masuk dalam kelompok ketiga adalah rumput-rumputan.

Meskipun pada umumnya biomasa memiliki konsentrasi klorin yang rendah (kecuali jerami) dibandingkan dengan batubara, korosi berat terjadi pada sejumlah powerplant yang menggunakan bahan bakar biomasa dan menyebabkan kebocoran pada pipa-pipa heat exchanger kurang dari 10.000 jam operasi. Korosi pada alat transfer panas sangat terkait dengan deposit abu pada pipa-pipa. Mekanisme reaksi kompleks korosi klorin dalam pipa-pipa boiler seperti skema dibawah ini:
Mekanisme reaksi kimia korosi klorin

Pipa steam superheater pada umumnya tidak dirancang untuk mengakomodasi klorin dalam bahan bakar biomasa.  Mekanisme korosi diatas telah dipahami secara baik oleh perancang dan pengguna biomass boiler di Eropa, indikasinya adalah pipa-pipa superheater dipasang pada low gas temperature zone. Teknologi lain yang mampu mengakomodasi bahan bakar biomasa dengan kadar klorin tinggi seperti limbah-limbah agroindustri dan rumput-rumputan adalah Circulating Fulidised Bed Combustion (CFBC). Suhu Pulverized Coal (PC) boiler yang beroperasi pada suhu 1400 sampai 1500 C menyebabkan korosi yang hebat pada pipa-pipa superheater, sedangkan operasional CFBC pada suhu lebih rendah berkisar dari 850C sampai 900C.

Dari Karbon Netral ke Karbon Negatif : Pengembangan Baterai, Wood Pellet, Carbon Capture and Storage (CCS) dan Biochar

Riset untuk pengembangan baterai kapasitas besar terus dilakukan sehingga listrik yang dihasilkan dari pembangkit listrik energi terbarukan ...