Rabu, 20 Maret 2013

Carbon Positive, Carbon Neutral ataukah Carbon Negative?

Gas rumah kaca akibat pembakaran bahan bakar fossil telah menyebabkan suhu bumi meningkat. Peningkatan suhu bumi atau global warming tersebut menyebabkan sejumlah bencana akibat perubahan iklim di sejumlah tempat di bumi. Ketika gas rumah kaca tidak dikendalikan maka akibat kerusakan lingkungan di bumi akan semakin parah. Oleh karena berbagai upaya dilakukan untuk mengurangi gas rumah kaca sebagai penyebab masalah lingkungan tersebut.
Secara umum ada empat skenario yang biasa dilakukan untuk mencegah pemanasan global akibat gas CO2 di atmosfer secara bertahap, yakni : meningkatkan efisiensi sehingga konsumsi bahan bakar fossil menurun, mencampur bahan bakar terbarukan dengan bahan bakar fossil sehingga konsumsi bahan bakar fossil juga menurun, subtitusi bahan bakar fossil dengan bahan bakar terbarukan dan penyerapan gas CO2 yang ada di atmosfer sehingga konsentrasi gas rumah kaca bisa dikurangi.
Berikut beberapa istilah mendasar terkait masalah diatas. Berdasarkan asal dan pengaruh yang ditimbulkan gas CO2 di atmosfer maka ditinjau sebagai berikut:

A.      Carbon Positive.
Bahan bakar fossil atau bahan bakar tambang ini dikelompokkan ke dalam bahan bakar Carbon Positive. Hal ini karena pembakaran bahan bakar ini akan membuat kandungan gas terutama CO2 di atmosfer akan meningkat. Peningkatan gas CO2 di atmosfer inilah biang keladi masalah pemanasan global diatas.

Carbon Neutral cycle with biomass thermal route

Carbon Neutral Cycle with biomass densificaion (wood pellet) route
B.      Carbon Neutral.
Ketika gas CO2 di atmosfer tidak bertambah akibat pembangkitan energy dari suatu sumber energi maka dikatakan sumber energi tersebut Carbon Neutral. Karena secara neraca tidak menambah ataupun mengurangi gas CO2 diatmosfer maka energi ini dikatakan ramah lingkungan. Sumber energi terbarukan seperti biomasa, angin, air dan matahari adalah Carbon Neutral.  Subtitusi bahan bahan bakar fossil dengan bahan bakar terbarukan masuk dalam skenario Carbon Neutral.

C.      Carbon Negative.
Saat ini kandungan CO2 di atmosfer telah melebihi ambang batasnya. Laporan terbaru menyebutkan telah mencapai 390 ppm, tentu ini perlu dikurangi konsentrasinya. Berbagai teknologi dikembangkan dalam rangka menyerap gas CO2 dari atmosfer tersebut. Secara alami pohon mampu menyerap gas CO2 dari atmosfer, artinya semakin banyak kita menanam pohon maka akan semakin banyak gas CO2 diatmosfer tereduksi. Biochar atau arang pertanian, yakni arang yang digunakan untuk menyuburkan tanah dengan memasukkanya di tanah adalah material yang mampu menyerap gas CO2 dari atmosfer selain juga akan menyuburkan tanah, karena kandungan nutrisi dan media perkembangbiakkan mikroba tanah. Teknologi dalam kelompok Carbon Capture and Storage (CSS) adalah teknologi Carbon Negative, walaupun saat ini investasinya masih sangat mahal.

Marilah menjadi bagian dari solusi untuk melakukan aktivitas Carbon Neutral dan Carbon Negative, dan meminimalisir menjadi bagian dari masalah dengan melakukan aktivitas Carbon Positive.

Minggu, 17 Maret 2013

Bahan Bakar Cair dari Biomasa Limbah

Biomasa adalah satu-satunya energi terbarukan berbasis karbon, yang bisa digunakan sebagai sumber bahan bakar dan bahan-bahan kimia.Bahan bakar cair adalah jenis bahan bakar yang paling banyak digunakan saat ini yang umumnya berasal dari bahan fossil. Bahan bakar cair dari limbah biomasa adalah solusi jitu terhadap krisis energi saat ini.




Indonesia sangat kaya akan sumber bahan baku berupa limbah biomasa tersebut, baik dari sektor pertanian, perkebunan dan kehutanan.  Saat ini limbah-limbah tersebut sebagian besar belum dimanfaatkan sehingga pemanfaatan di sektor energi adalah pilihan terbaik untuk kondisi saat ini.

Energi berupa listrik dan panas adalah yang paling umum dimanfaatkan bagi manusia. Konversi energi dari limbah biomasa ke kedua macam energi itulah yang saat ini marak diupayakan, karena pertimbangan ketersediaan energi fossil dan faktor perubahan iklim serta lingkungan. Rute terpendek, manfaat besar, investasi terjangkau, keberlanjutan dan menguntungkan adalah dasar pertimbangan pilihan teknologi pengolahan limbah biomasa tersebut.

   
Bahan bakar cair yang bisa dihasilkan dari limbah biomasa antara lain biooil, bioetanol dan biometanol. Saatnya kita mengalihkan perhatian ke energi terbarukan, karena energi terbarukan bukan hanya pilihan terbaik tetapi memang hanya satu-satunya pilihan.

Memaksimalkan Kecepatan Penyerapan CO2 dari Atmosfer Berbasis Biomasa

Memaksimalkan kecepatan penyerapan CO2 dari atmosfer adalah hal sangat penting mengingat kecepatan penambahan konsentrasi CO2 ke atmosfer ya...