Gas rumah kaca akibat pembakaran bahan bakar fossil telah
menyebabkan suhu bumi meningkat. Peningkatan suhu bumi atau global warming
tersebut menyebabkan sejumlah bencana akibat perubahan iklim di sejumlah tempat
di bumi. Ketika gas rumah kaca tidak dikendalikan maka akibat kerusakan
lingkungan di bumi akan semakin parah. Oleh karena berbagai upaya dilakukan
untuk mengurangi gas rumah kaca sebagai penyebab masalah lingkungan tersebut.
Secara umum ada empat skenario yang biasa dilakukan untuk
mencegah pemanasan global akibat gas CO2 di atmosfer secara bertahap, yakni :
meningkatkan efisiensi sehingga konsumsi bahan bakar fossil menurun, mencampur
bahan bakar terbarukan dengan bahan bakar fossil sehingga konsumsi bahan bakar
fossil juga menurun, subtitusi bahan bakar fossil dengan bahan bakar terbarukan
dan penyerapan gas CO2 yang ada di atmosfer sehingga konsentrasi gas rumah kaca
bisa dikurangi.
Berikut beberapa istilah mendasar terkait masalah diatas.
Berdasarkan asal dan pengaruh yang ditimbulkan gas CO2 di atmosfer maka
ditinjau sebagai berikut:
A. Carbon Positive.
Bahan bakar fossil atau bahan bakar tambang
ini dikelompokkan ke dalam bahan bakar Carbon Positive. Hal ini karena
pembakaran bahan bakar ini akan membuat kandungan gas terutama CO2 di atmosfer
akan meningkat. Peningkatan gas CO2 di atmosfer inilah biang keladi masalah
pemanasan global diatas.
Carbon Neutral cycle with biomass thermal route |
Carbon Neutral Cycle with biomass densificaion (wood pellet) route |
B. Carbon Neutral.
Ketika gas CO2 di atmosfer tidak bertambah
akibat pembangkitan energy dari suatu sumber energi maka dikatakan sumber
energi tersebut Carbon Neutral. Karena secara neraca tidak menambah ataupun
mengurangi gas CO2 diatmosfer maka energi ini dikatakan ramah lingkungan.
Sumber energi terbarukan seperti biomasa, angin, air dan matahari adalah Carbon Neutral. Subtitusi bahan bahan bakar fossil dengan
bahan bakar terbarukan masuk dalam skenario Carbon
Neutral.
C. Carbon Negative.
Saat ini kandungan CO2 di atmosfer telah
melebihi ambang batasnya. Laporan terbaru menyebutkan telah mencapai 390 ppm,
tentu ini perlu dikurangi konsentrasinya. Berbagai teknologi dikembangkan dalam
rangka menyerap gas CO2 dari atmosfer tersebut. Secara alami pohon mampu
menyerap gas CO2 dari atmosfer, artinya semakin banyak kita menanam pohon maka
akan semakin banyak gas CO2 diatmosfer tereduksi. Biochar atau arang pertanian,
yakni arang yang digunakan untuk menyuburkan tanah dengan memasukkanya di tanah
adalah material yang mampu menyerap gas CO2 dari atmosfer selain juga akan
menyuburkan tanah, karena kandungan nutrisi dan media perkembangbiakkan mikroba
tanah. Teknologi dalam kelompok Carbon
Capture and Storage (CSS) adalah
teknologi Carbon Negative, walaupun saat ini investasinya masih sangat mahal.
Marilah menjadi bagian dari solusi untuk melakukan aktivitas
Carbon Neutral dan Carbon Negative, dan meminimalisir menjadi bagian dari
masalah dengan melakukan aktivitas Carbon Positive.