Mempercantik kota atau fasilitas-fasilitas publik semakin marak hari ini. Selain menambah keindahan sehingga semakin disukai warga atau masyarakatnya, mempercantik kota dan fasilitas publik tersebut juga dirancang untuk berfungsi menambah kesegaran udara dan keteduhan atau perindang yakni dengan menghijaukan dengan tanaman yang sesuai. Kota atau fasilitas publik yang panas dan gersang karena tidak adanya tanaman-tanaman perindang tentu tidak menarik. Apalagi suatu kota yang akan dibangun di daerah gurun pasir maka penghijauan menjadi mutlak diperlukan.
Bambu adalah tanaman yang adaptif bahkan bisa ditanam di lahan marjinal termasuk di lahan gurun. Dan karena kebutuhannya untuk memperindah kota maka spesies bambu hias lebih cocok.Ada sejumlah spesies bambu hias yang bisa menjadi pilihan. Faktor keindahan terkait desain tanaman maupun konsep tata letak kota menjadi pertimbangan untuk pemilihan spesies bambu hias tersebut. Dan penanaman bambu tersebut bisa dilakukan secara masif apalagi untuk daerah / kawasan gurun yang luas sehingga menghijau dan indah. Adalah negara kerajaan Arab Saudi yang akan membuat kota futuristik di lahan gurun berbiaya sekitar $ 500 milyar bahkan dengan program Saudi Green Initiave (SGI) yang bermaksud untuk melawan perubahan iklim menargetkan menanam 10 milyar pohon di seluruh Arab Saudi tersebut sehingga penggunaan bambu tersebut bisa sebagai pilihan menarik. Arab Saudi saat ini ekonominya bergantung pada sektor migas 56% dengan visi 2030 juga mengurangi ketergantungan terhadap sektor migasnya dan mengejar keberhasilan UAE yang hanya 34%.
Dibandingkan dengan negara-negara ASEAN, yakni kerjasama perdagangan dan investasi Malaysia, Singapura dan Thailand, tiga negara di ASEAN tersebut melampaui Indonesia dengan negara Timur Tengah tersebut. Performa hubungan kerjasama investasi dan perdagangan Indonesia memang memprihatinkan dibandingkan ketiga negara di ASEAN tersebut. Indonesia masih gagal mengidentifikasi peluang dengan negara yang memiliki daya beli dan kemampuan ekonomi yan memiliki income tertinggi di dunia tersebut. Defisit perdagangan migas dan non-migas antara Indonesia dengan Arab Saudi mencapai 60%. Menyuplai kebutuhan bibit bambu sekaligus membuat perkebunannya bisa sebagai salah satu upaya mengurangi defisit perdagangan tersebut.
Sedangkan bila tujuannya menghijaukan gurun atau daerah-daerah tandus untuk produksi biomasa sebagai bahan baku industri maka pilihan spesies bambu juga berbeda untuk tujuan keindahan kota tersebut. Spesies bambu yang spesifik bisa dipilih untuk maksud tersebut. Faktor ketinggian tempat, jenis industri yang akan dibuat adalah beberapa hal untuk pemilihan jenis bambu yang akan ditanam atau digunakan misalnya untuk bioenergi atau biomaterial. Industri-industri berbasis kayu secara umum bisa digantikan dengan bambu.