Tampilkan postingan dengan label premium grade pellet. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label premium grade pellet. Tampilkan semua postingan

Sabtu, 02 Agustus 2025

Kadar Abu dan Kualitas Wood Pellet grade Premium

 

Dibandingkan wood pellets untuk industri (industrial pellets) yang memiliki spesifikasi lebih longgar khususnya pada kadar abu yang bisa mencapai 6% sedangkan wood pellet grade pemium yang penggunaannya untuk pemanas ruangan memiliki spesifikasi lebih ketat terutama kadar abu maksimal 1%. Wood pellet grade premium umumnya juga memiliki ukuran diameter 6 mm sedangkan industrial pellets umumnya berukuran 8 mm. Warna atau tampilan wood pellet grade premium juga berpengaruh, dimana warna cerah umumnya lebih disukai. Hal inilah yang membuat wood pellet grade premium wajar memiliki harga yang lebih mahal. Kebutuhan wood pellet grade premium akan meningkat penggunaannya pada musim dingin karena terkait kebutuhan pemanas ruangan pada musim dingin tersebut.  

Terkait kadar abu (ash content) bahkan sejumlah standard menetapkan kadar abu yang lebih rendah dari 1%, seperti DIN Plus maksimal 0,5% lalu ENPlus-A1 maksimal 0,7% dan  Ö NORM M7135  yang mempersyaratkan maksimal 0,5%. Hal ini sehingga kontrol pemilihan bahan baku dan treatment ketat diterapkan dalam produksi wood pelletnya sehingga memenuhi spesifikasi tersebut. Walaupun mungkin secara kimia abu (ash chemistry) untuk  wood pellet grade premium tidak seketat pada industrial pellet karena operasional aplikasinya pada suhu lebih rendah, tetapi produksi wood pellet dengan ash content sangat rendah tersebut membutuhkan kualitas bahan baku yang tinggi. 

Pada wood pellet grade premium tersebut perbedaan kadar abu sedikit saja ternyata berdampak pada perbedaan harga jual yang cukup signifikan, sebagai contoh pada wood pellets dengan ash content maksimal 0,55% dengan wood pellet dengan ash content maksimal 0,35% bisa terpaut harga sekitar USD 30/ton-nya. Dan karena penggunaannya untuk pemanas ruangan maka pada umumnya wood pellet grade premium menggunakan kemasan plastik kecil seperti kemasan 15 kg, sedangkan pada tipe industrial pellet biasa dalam kemasan jumbo bag atau bahkan curah karena alasan volumenya kebutuhan jauh lebih besar.  

Jumat, 10 September 2021

Produksi Premium Wood Pellet Dari Limbah Pabrik Plywood

Produksi plywood atau kayu lapis Indonesia diperkirakan lebih dari 10 juta meter kubik setiap tahunnya yang diproduksi dari ratusan pabrik plywood bahkan Indonesia pernah merajai industri kayu dunia pada periode 1980 hingga 1995. Ada lima provinsi sebagai produsen plywood terbesar di Indonesia yakni Jawa Timur, Kalimantan Timur, Jawa Tengah, Kalimantan Selatan dan Kalimantan Barat. Dan enam provinsi lain yang mulai berkembang yakni Banten, Papua, Kalimantan Tengah, Sulawesi Selatan, Riau dan Jambi. Sebagian besar plywood tersebut untuk pasar export. 
 
Volume limbah kayu pada industri plywood cukup besar mencapi hampir 55% atau jumlahnya lebih dari 5 juta ton per tahun terhadap produksi plywood nasional tersebut. Potensi limbah tersebut cukup besar dan memiliki potensi besar untuk diolah menjadi wood pellet grade premium. Mengapa wood pellet menjadi pilihan dan kenapa juga mesti grade premium? Wood pellet menjadi pilihan untuk solusi masalah limbah plywood tersebut karena selain proses produksi lebih mudah, juga investasi mesin lebih murah. Hal ini karena limbah kayu pabrik plywood sudah kering sehingga tidak membutuhkan proses pengeringan. Alat pengering atau dryer selain cukup mahal juga biaya operasionalnya. Kualitas premium juga sangat mungkin didapat karena kadar abu yang rendah, karena kayu untuk produksi plywood tersebut telah dikupas kulitnya (debarking) sehingga kandungan bisa diturunkan hingga dibawah 1%. 

Pengecilan ukuran (size reduction / down sizing) adalah hal pertama yang perlu dilakukan dengan limbah plywood atau tripleks tersebut. Setelah ukuran partikelnya sudah sesuai yakni seukuran serbuk gergaji (~3-5 mm) selanjutnya dilakukan proses pembasahan (wetting) hingga kadar air mencapai sekitar 10%. Hal ini karena limbah kayu pabrik plywood ini biasanya terlalu kering yakni dengan kadar air 4-5% sehingga kurang memenuhi syarat untuk dipellet. Bahan baku yang terlalu kering membuat perekatan pellet tidak optimal, sehingga pellet menjadi rapuh bahkan pellet tidak terbentuk sama sekali. Proses pembasahan (wetting) tersebut dilakukan dengan water sprayer untuk mencapai kadar air tersebut. Setelah kadar air mencapai sekitar 10% selanjutnya bahan baku tersebut masuk ke pelletiser untuk dipress atau dicetak menjadi pellet. 


Segmen pasar wood pellet dengan grade premium berbeda dengan wood pellet grade standard atau utility sesuai tabel di atas. Penggunaan wood pellet grade premium adalah untuk pemanas ruangan yakni terutama pada musim dingin di daerah-daerah dengan empat musim. Alasan utama penggunaan wood pellet grade premium untuk keperluan tersebut adalah karena kadar abu yang sangat rendah. Dengan kadar abu yang rendah tersebut pembersihan abu menjadi tidak terlalu sering dilakukan. Produksi wood pellet grade premium lebih sulit dibandingkan dengan grade standard atau utility, tetapi khusus pada industri plywood dengan kondisi bahan baku seperti di atas maka jauh lebih mudah dan lebih siap untuk produksi wood pellet grade premium tersebut. Sebuah kesempatan emas bagi yang menyadari dan memahaminya. 

AI untuk Pabrik Sawit atau Pengembangan Produk Baru dengan Desain Proses Baru ?

Aplikasi AI telah merambah ke berbagai sektor termasuk juga pada pabrik kelapa sawit atau pabrik CPO. Aplikasi AI untuk pabrik kelapa sawit ...