Sebagian besar industri pengolahan kayu membutuhkan proses
pengeringan sebelum kayu tersebut diolah lebih lanjut, misalnya pada industri
kayu lapis dan barecore. Pada proses pengeringan tersebut pada umumnya juga
dihasilkan banyak panas limbah atau panas yang hilang dan terbuang
percuma. Panas limbah tersebut sebenarnya bisa dimanfaatkan dengan teknologi
ORC (Organic Rankine Cycle) yakni pembangkit listrik yang menggunakan fluida
organik yang memiliki titik didih rendah sebagai penggerak turbinnya sehingga
kebutuhan panas juga tidak besar. Semakin besar industri pengolahan kayu
otomatis juga semakin besar volume kayu yang dikeringkan dan juga panas limbah
yang dihasilkan.
Perbedaan utama ORC dengan pembangkit listrik pada umumnya
(steam turbine) terletak pada fluida yang digunakan, yakni pada ORC menggunakan
fluida organik yang harganya lebih mahal dibandingkan dengan hanya air sebagai
bahan baku steam untuk penggerak turbin. Fluida organik yang biasa digunakan
pada ORC adalah refrigerant R-123 dan keuntungan lain dari teknologi ini adalah pembangkit
listrik bisa dibuat kapasitas kecil, mulai sekitar 500 KW. Sedangkan pada steam turbine
kapasitas terkecil pembangkitnya dikisaran 5 MW atau sangat besar untuk
kebutuhan industri pada umumnya. Saat ini juga teknologi ORC juga belum banyak dikenal apalagi untuk diterapkan di Indonesia.
Pada industri pengolahan kayu seperti barecore dan kayu
lapis juga dihasilkan banyak limbah kayu. Limbah kayu baik berupa serbuk
gergaji, limbah planner dan potongan-potongan kayu adalah bahan baku untuk
pabrik wood pellet. Industri pengolahan
kayu dengan kapasitas besar yang cocok untuk konfigurasi tersebut, yakni dengan
produksi limbah kayu rata-rata diatas 3 ton/jamnya dan mampu menghasilkan
listrik dari ORC diatas 500 KW. Penentuan kapasitas pabrik wood pellet 3
ton/jam adalah karena kapasitas minimal yang memberi keuntungan menarik. Disamping itu untuk produksi wood pellet
bahan baku limbah-limbah kayu tersebut juga perlu disesuaikan untuk produksi
wood pellet baik ukuran maupun kekeringannya. Keuntungan dari limbah-limbah
yang dihasilkan dari industri kayu adalah limbah-limbah tersebut memiliki
tingkat kekeringan yang tinggi sehingga juga tidak memerlukan proses
pengeringan untuk produksi wood pellet tetapi sebaliknya yakni malah dibasahi dengan air sampai kadar air
tertentu sehingga bisa digunakan untuk produksi wood pellet. Skema konfigurasi pembangkit listrik ORC dan
listriknya digunakan untuk produksi wood pellet tampak seperti skema dibawah
ini.
Selain teknologi ORC, panas limbah (waste heat) yang
dihasilkan dari pengeringan kayu juga bisa sebagai pembangkit listrik dengan
teknologi stirling engine. Tetapi teknologi stirling engine saat ini hanya
efektif baru sampai kapasitas 100 KW sehingga tidak cocok apabila digunakan
untuk operasional pabrik wood pellet. Pemanfaatan panas limbah untuk produksi
listrik dengan teknologi strirling engine mungkin lain waktu bisa kita bahas. Bahkan untuk pemanfaatan energi panas menjadi listrik pada skala kecil atau mikro juga dapat kita saksikan pada kompor masak, dengan menggunakan teknologi thermo-electric generator (TEG). Panas sebagai suatu energi tidak semestinya kita buang percuma tetapi harus dimanfaatkan pada berbagai hal yang bermanfaat.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar