Jumat, 03 Mei 2019

POME Sludge Pellet, Biomass Pellet Berkalori Tinggi

Pengolahan limbah cair pabrik sawit atau POME (Palm Oil Mill Effluent) adalah salah satu persyaratan wajib bagi pabrik sawit. Persyaratan tersebut menjadi kriteria apakah pabrik sawit yang bersangkutan mempunyai kepedulian lingkungan yang baik khususnya sektor pengolahan limbahnya. Limbah cair pabrik sawit adalah salah satu limbah pabrik sawit yang jumlahnya cukup besar. Hampir semua pabrik sawit selalu memiliki kolam-kolam pengolahan limbah cair. Setiap ton TBS menghasilkan limbah sangat cair sebanyak 700 liter (0.7 m3) sehingga bila pabrik berkapasitas 60 ton/jam TBS dan beroperasi 20 jam setiap harinya, maka volume limbah cair yang dihasilkan mencapai 42.000 liter/jam  (42 m3/jam) atau 800.000 liter/hari (800 m3/hari).  Metode pengolahan limbah cair tersebut bisa seperti diagram dibawah ini.

Biosolid yang berupa akumulasi sludge tersebut selain bisa diolah lanjut untuk produksi biogas, dengan produk samping berupa residu padat (treated sludge) yang biasanya sebagai pupuk organik, juga bisa langsung digunakan sebagai bahan bakar. Daripada hanya dibuang saja, biosolid tersebut bisa diolah lanjut dengan dipadatkan (biomass densification) menjadi pellet. Dengan menjadi pellet selain memudahkan handling, penyimpanan, transportasi juga pemanfaatannya. Proses produksi pellet dari POME sludge, juga hampir sama dengan produksi wood pellet. Produksi POME sludge pellet juga sebagai solusi mengatasi limbah organik secara efektif dan lebih murah daripada diolah lanjut menjadi biogas. Produksi biogas dari POME baik dengan covered lagoon maupun CSTR (reaktor kontinyu tangki berpengaduk) masih membutuhkan investasi yang mahal, sehingga masih sangat sedikit pabrik sawit di Indonesia yang melakukannya. Dan apabila POME sludge tersebut dibiarkan saja dalam kolam limbah sehingga terjadi fermentasi aerob maka akan dihasilkan gas metana yang merusak lapisan ozone di atmosfer.
Apabila setiap bulan dari pabrik sawit dihasilkan 2.000 ton POME sludge dan daerah seperti Riau yang memiliki sekitar 300 pabrik kelapa sawit, maka potensi POME sludge mencapai 600.000 ton dan ini ekuivalen dengan 300.000 ton POME sludge pellet. Sedangkan bila dihitung secara nasional dengan jumlah pabrik sawit mencapai 1.000 unit maka potensi POME sludge mencapai 2.000.000 ton atau ekuivalen dengan 1.000.000 ton POME sludge pellet. Menariknya lagi POME sludge pellet juga memiliki nilai kalori cukup tinggi, yakni lebih dari 7000 kcal/kg. Hal ini bisa terjadi karena POME sludge masih mengandung minyak sawit. Dengan kandungan kalori yang cukup tinggi tersebut maka POME sludge pellet menjadi menarik. Selain bisa digunakan oleh berbagai industri sebagai bahan bakar, harga jual POME sludge juga seharusnya cukup menarik karena kandungan energinya yang tinggi. Harapannya POME sludge pellet akan menjadi baru dan terbarukan yang jumlahnya sangat melimpah di Indonesia. Dan apabila digunakan sebagai bahan bakar Industri yang berarti mensubtitusi bahan bakar fossil, maka itu berarti juga mengurangi penggunaan bahan bakar fossil, ramah lingkungan dan carbon neutral.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Urgensi Transisi Energi Berkeadilan

Seorang muslim dari Amerika Serikat (AS) yang juga merupakan aktivis lingkungan, Ibrahim Abdul Matin (2012), dalam bukunya Green Deen : What...