Kamis, 11 Agustus 2022

Pabrik Sawit Mini Solusi Memaksimalkan Pengolahan TBS

Diperkirakan sekitar 40% dari perkebunan sawit di Indonesia adalah milik rakyat, ini berarti dengan luas kebun sawit saat ini yang mencapai sekitar 15 juta hektar, perkebunan sawit rakyat mencapai sekitar 6 juta hektar dengan jumlah petani sawit sekitar 16 juta. Tentu jumlah yang tidak sedikit, sehingga apabila buah sawit yang dihasilkan dari kebun tersebut bisa diolah secara optimal akan meningkatkan produksi minyak sawit atau CPO nasional. Luas 6 juta hektar itu sendiri lebih luas dari perkebunan sawit Malaysia, yang merupakan produsen minyak kelapa sawit urutan kedua di dunia, setelah Indonesia.

Sejumlah produksi TBS dari perkebunan sawit rakyat banyak terkendala untuk menyuplai ke pabrik sawit terkait infrastruktur dan jarak. Hal tersebut membuat waktu lama bahkan terlambat untuk menyuplai ke pabrik sawit terdekat, sehingga membuat kualitas buah sawit menurun, otomatis juga minyak sawit yang dihasilkan. Kualitas rendah membuat harga TBS murah bahkan ditolak oleh pabrik sawit karena tidak memenuhi standar kualitas yang dipersyaratkan. Hal ini tentu merugikan petani sehingga perlu upaya untuk mengatasinya.

Pabrik kelapa sawit biasanya memiliki kapasitas antara 30 ton TBS/jam hingga 120 ton TBS/jam atau bisa dikatakan kapasitas rata-ratanya 60 ton TBS/jam. Pabrik sawit tersebut dimiliki oleh perusahaan sawit dan dengan kapasitas tersebut sangat besar bagi petani dengan luas perkebunan sawit terbatas. Pabrik sawit mini yang memiliki kapasitas 1 - 4 ton TBS/jam sepertinya akan cocok untuk petani sawit tersebut. Dengan kapasitas tersebut selain harganya lebih murah, membutuhkan lahan sempit dan teknik produksi lebih sederhana sehingga produksi TBS dari lokasi-lokasi terpencil bisa diolah dengan mudah.

Proses produksi minyak sawit juga bisa disederhanakan atau dipermudah sehingga bisa aman dan mudah dioperasikan, sebagai contoh pada pabrik besar yang menggunakan kukus tekanan tinggi (high pressure steam) bisa disederhanakan menjadi hanya menggunakan kukus tekanan rendah (low pressure steam). Pada pabrik besar high pressure steam digunakan untuk menggerakkan steam turbine yang terhubung dengan generator sehingga menghasilkan listrik untuk operasional pabrik sawit itu sendiri dan output steam dari steam turbine yang bertekanan rendah digunakan untuk sterilisasi TBS, sedangkan apabila pabrik mini dengan steam tekanan rendah atau atmospheris saja maka steam langsung digunakan untuk sterilisasi TBS, sedangkan listrik untuk operasional pabrik sawit mini berasal dari luar (eksternal). Dengan kapasitas mini tersebut kebutuhan listrik untuk operasional tersebut juga tidak besar.

Kualitas minyak sawit yang dihasilkan juga berkualitas tinggi karena kualitas bahan baku dan proses yang dilakukan. Performa alat yang baik juga membuat proses yang dilakukan sesuai kondisi operasi yang diinginkan. Dengan kapasitas pabrik sawit kecil juga otomatis volume produk yang dihasilkan juga kecil, sehingga untuk mencapai volume besar harus dikumpulkan dari sejumlah pabrik sawit mini tersebut. Dengan semakin banyak pabrik sawit mini tersebut dan tersebar di berbagai lokasi maka semakin sedikit TBS terbuang dan produk minyak sawit berkualitas bisa terjaga. Murah atau anjloknya harga TBS ditingkat petani juga bisa diatasi dengan pabrik sawit mini yang memiliki akses pasar yang baik untuk produk minyak sawitnya. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Memaksimalkan Kecepatan Penyerapan CO2 dari Atmosfer Berbasis Biomasa

Memaksimalkan kecepatan penyerapan CO2 dari atmosfer adalah hal sangat penting mengingat kecepatan penambahan konsentrasi CO2 ke atmosfer ya...