Rabu, 13 November 2024

Limbah Produksi Wood Chip untuk Produksi Wood Pellet atau Wood Briquette

Produksi wood chip sebagai bahan bakar biomasa pada cofiring PLTU milik PLN semakin marak akhir-akhir ini. Produksi wood chip adalah produksi bahan bakar biomasa paling mudah dibandingkan berbagai produk bahan bakar biomasa yang diproduksi industri saat ini. Ketersediaan bahan baku menjadi faktor utama keberlangsungan produksi. Nilai kalori dari wood chip tergantung dari spesies atau jenis kayu yang digunakan dan level kekeringannya (kadar air). Kayu-kayu keras dan kadar air rendah adalah produk ideal untuk wood chip tersebut. Dan karena memiliki bulk density yang rendah yakni sekitar 250 – 350 kg/m3 maka faktor transportasi menjadi aspek lain yang sangat diperhatikan untuk pengiriman produk wood chip tersebut.

Ukuran partikel wood chip juga sudah ditentukan sehingga handling dan penyimpanan lebih mudah dilakukan. Untuk mendapatkan ukuran wood chip sesuai ukuran partikel yang dikehendaki maka dilakukan pengayakan (screening) setelah batang atau potongan kayu dicacah dengan mesin chipper kayu. Dengan prasyarat tersebut maka ada produk yang ditolak / reject dari proses produksi tersebut yakni produk wood chip yang terlalu besar (oversize) dan produk yang terlalu kecil (undersize). Produk yang terlalu besar (oversize) tersebut bisa dikembalikan ke mesin chipper untuk dicacah kembali, tetapi produk wood chip yang ukuran partikelnya terlalu kecil (undersize) harus dimanfaatkan untuk hal lain sehingga selain produksi wood chip bisa zero waste juga memberi tambahan pendapatan bagi produsen wood chip tersebut. 

Ukuran partikel yang kecil seperti serbuk gergaji (sawdust) dari produksi limbah wood chip tersebut bisa dimanfaatkan untuk produksi wood pellet maupun wood briquette (pini kay briquette). Dan bahkan wood briquette lebih toleran terhadap ukuran partikel yang sedikit lebih besar karena produk wood briquette memiliki kepadatan (density) lebih tinggi dibanding wood pellet, selain itu wood briquette juga bisa diproses lanjut menjadi produk arang briket (sawdust charcoal briquette). Wood briquette sendiri biasa digunakan di negara-negara empat musim khususnya pada musim dingin untuk pemanas ruangan (home heating). Sedangkan arang briket (sawdust charcoal briquette) biasa digunakan untuk BBQ khususnya untuk negara-negara Timur Tengah dan Turki. 

Pada produksi wood chip tersebut diperkirakan limbah biomasa yang kurang lebih seukuran serbuk gergaji tersebut sekitar 20-25%, artinya jika produksi wood chip mencapai 5.000 ton/bulan maka limbahnya sekitar 1.000 – 1.250 ton/bulan. Hal ini cukup memadai untuk produksi wood briquette maupun arang briket (sawdust charcoal briquette) tersebut. Sedangkan apabila mau produksi wood pellet apalagi untuk pasar export biasanya dibutuhkan kapasitas produksi bisa sekitar 5.000 – 10.000 ton/bulan. Tentu saja hal tersebut tidak bisa dilakukan. Selain itu investasi peralatan untuk produksi wood briquette, arang briket (sawdust charcoal briquette) bahkan wood pellet untuk maksud tersebut juga jauh lebih besar dibandingkan dari produksi wood chip. Hal tersebut sehingga akan lebih masuk akal apabila produksi wood briquette ataupun arang briket (sawdust charcoal briquette) dilakukan oleh pihak lain. Pihak lain tersebut akan mengolah limbah pabrik wood chip tersebut menjadi wood briquette, arang briket (sawdust charcoal briquette) dan karena kompleksitas produksi serta biaya peralatan juga lebih tinggi maka wajar jika keuntungan yang didapat dari pengolahan limbah tersebut juga lebih tinggi. 

 

Harga wood pellet dunia seperti juga cangkang sawit atau PKS (palm kernel shell) banyak mengalami fluktuasi, bahkan akhir-akhir ini harganya cenderung rendah. Cangkang sawit atau PKS (palm kernel shell) sendiri adalah bahan bakar biomasa yang menjadi kompetitor wood pellet di pasar global tetapi harganya lebih murah, karena berasal dari salah satu limbah padat pabrik sawit yang diproses dengan sederhana. Dengan kondisi tersebut ditambah dengan mendapatkan volume limbah dari pabrik wood chip yang memadai juga sangat sulit maka produksi wood briquette (pini kay briquette) atau arang briquette (sawdust chracoal briquette) menjadi pilihan yang rasional. Selain itu harga yang stabil dari dua produk tersebut membuat daya tarik semakin besar untuk mempertimbangkannya. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Memaksimalkan Kecepatan Penyerapan CO2 dari Atmosfer Berbasis Biomasa

Memaksimalkan kecepatan penyerapan CO2 dari atmosfer adalah hal sangat penting mengingat kecepatan penambahan konsentrasi CO2 ke atmosfer ya...