Rabu, 06 Mei 2015

Wood Pellet Untuk Sektor Industri di Indonesia

Energi memiliki peran vital dalam suatu industri. Energi juga merupakan salah satu komponen biaya tertinggi dalam proses produksi. Berbagai upaya dilakukan oleh industri dalam rangka menekan biaya energi ini sehingga pada akhirnya memberikan marjin keuntungan usaha yang lebih besar. Kenaikan harga BBM akan sangat berdampak bagi industri karena sedikit banyak akan mengurangi keuntungan mereka. Dan apabila harga jual produk mereka naikkan sedangkan daya beli masyarakat menurun hal itu juga hanya berpotensi menambah kerugian pada industri yang bersangkutan. Energi dan khususnya BBM selalu memiliki peran strategis bagi kelangsungan berjalannya ekonomi dan stabilitas politik suatu negara. 


Wood pellet adalah salah satu energi alternatif yang sangat potensial khususnya pada sektor industri baik menengah maupun besar, karena subsidi BBM level industri ini umumnya sudah ditiadakan. Sebagai perbandingan dengan nilai kalor gas LPG sekitar 11.000 kkal/kg sedangkan wood pellet atau pellet bahan bakar memiliki nilai kalor sekitar 4.000 kkal/kg, berarti satu kg LPG setara dengan dengan tiga kg wood pellet. Gas LPG non-subsidi kemasan 12 kg saat ini harganya berkisar Rp 12.000,-/kg, sedangkan wood pellet harga perkg-nya sekitar seper-enamnya atau Rp 2.000/kg. Hal ini sehingga akan menghemat sekitar 80% apabila melakukan subtitusi bahan bakar ke jenis bahan bakar ini. Hal ini tentu sangat menarik disamping bahan bakar wood pellet juga bahan bakar terbarukan dan ramah lingkungan. Apabila dibandingkan dengan batubara dengan kadar abu tinggi, benruk tidak seragam, kadar air tinggi dan kandungan sulfur lebih tinggi sehingga menimbulkan penanganan masalah pencemaran yang serius, maka jelas wood pellet jelas lebih unggul. Berbeda halnya dengan sejumlah negara, secara khusus Indonesia juga belum ada kebijakan untuk pemakaian wood pellet.

Apabila industri tersebut sebelumnya telah menggunakan bahan bakar seperti kayu bakar atau batubara, maka konversi ke wood pellet lebih mudah dibandingkan apabila sebelumnya menggunakan bahan bakar gas (LPG) atau minyak. Wood pellet sebagai bahan bakar membutuhkan tungku atau unit pembakaran (combustor) khusus sehingga proses pembakarannya bisa optimal dengan efisiensi tinggi atau terjadinya kehilangan panas ke lingkungan sangat kecil.  Unit pembakaran ini juga yang akan menentukan seberapa efektif penggunaan wood pellet untuk subtitusi bahan bakar fossil seperti bahan bakar minyak (BBM) dan bahan bakar gas (LPG).  Ada beberapa unit pembakaran wood pellet yang umum digunakan oleh industri khususnya skala industri menengah-besar yakni, jenis grate combustor dan stoker combustor.  Sedangkan sektor-sektor penggunaan wood pellet atau pellet bahan bakar (pellet fuel) bisa dibaca disini.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Urgensi Transisi Energi Berkeadilan

Seorang muslim dari Amerika Serikat (AS) yang juga merupakan aktivis lingkungan, Ibrahim Abdul Matin (2012), dalam bukunya Green Deen : What...