Senin, 23 April 2018

Menengok Produksi Arang Secara Modern Hari Ini

Lebih khusus dari penggunaan arang pada umumnya, dunia pertanian khususnya pertanian organik telah menjadi salah satu pengguna arang  saat ini. Arang di dunia pertanian atau biasa dikenal dengan biochar banyak digunakan karena mampu menahan nutrisi atau pupuk dari pencucian (leaching) sehingga banyak digunakan untuk pembuatan pupuk lepas lambat (slow release), lalu pori-pori dalam arang tersebut juga menjadi rumah mikroba yang mengurai berbagai bahan organik menjadi pupuk bagi tanaman, pori-pori tersebut juga memperbaiki struktur fisika tanah. Selain itu biochar juga bisa menjaga kelembaban tanah karena air juga mudah terserap dalam struktur pori-porinya. Biochar juga meningkatkan pH tanah,  juga mampu menyerap gas CO2 dari atmosfer (carbon negative scenario), dan mampu bertahan hingga puluhan bahkan ratusan tahun di dalam tanah. Hal-hal di atas itulah yang mendorong pemakaian biochar dalam dunia pertanian, yang singkat kata bisa meningkatkan produktivitas pertanian atau membantu meningkatkan produk pangan dunia. 

Peran biochar dalam beberapa hal memang bisa disubtitusi dengan bahan lain, misalnya untuk untuk kemampuan menahan air, cocopeat lebih baik daripada biochar, untuk luas permukaan dengan banyaknya pori-pori maka arang aktif jauh lebih besar dari biochar, dan untuk menaikkan pH untuk tanah-tanah asam maka kapur dolomite lebih baik. Dalam aplikasi di lapangan rekayasa media tanam untuk mendapatkan media pertanian terbaik sangat mungkin sejumlah bahan-bahan tersebut diatas. Hasil yang optimal bisa didapat berdasarkan karakteristik tanah dan jenis tanamannya. Faktor keekonomian juga menjadi faktor pertimbangan penting setelah aspek teknis diatas. 
Produksi biochar secara modern saat ini menggunakan proses thermokimia secara kontinyu. Ada dua teknologi thermokimia untuk produksi biochar yakni pyrolysis dan gasifikasi. Teknologi pyrolysis lebih banyak digunakan karena menghasilkan biochar lebih banyak dan kualitas lebih baik. Mengapa dengan pyrolysis bisa mendapatkan 2 hal tersebut? Hal ini karena pada dasarnya (slow) pyrolysis adalah teknologi yang digunakan untuk produksi arang atau memaksimalkan produk padatnya, sehingga pengendalian prosesnya juga dirancang untuk tujuan tersebut. Sedangkan pada gasifikasi dirancang untuk memaksimalkan produk gasnya, sehingga arang hanya diposisikan sebagai produk sampingnya. Suhu operasi gasifikasi juga lebih tinggi (800 C) dibandingkan pyrolysis (450 C) sehingga arangnya juga banyak bercampur dengan abu. 
Lebih khusus lagi yakni teknologi indirect heating pyrolysis yang lebih banyak digunakan untuk produksi biochar hari ini. Dengan teknologi ini kontrol proses pyrolysis lebih mudah dan kualitas arang juga lebih baik. Aplikasi teknologi indirect heating pyrolysis untuk proses kontinyu pada umumnya menggunakan jenis peralatan rotating drum dan heated auger. Kapasitas produksi biochar tersebut pada umumnya dikisaran 2-4 ton/jam. Produk-produk samping dari proses pyrolysis tersebut juga bernilai ekonomi tinggi seperti biooil untuk bahan bakar, pyroligneous acid (liquid smoke) untuk pupuk dan biopesticide, serta syngas untuk bahan bakar dan lebih khusus untuk produksi listrik.

Sabtu, 21 April 2018

Mencari Harta Terbaik Dari Implementasi Kebun Energi Bagian 8

“Dia-lah, Yang telah menurunkan air hujan dari langit untuk kamu, sebagiannya menjadi minuman dan sebagiannya (menyuburkan) tumbuh-tumbuhan, yang pada (tempat tumbuhnya) kamu menggembalakan ternakmu. ” (QS 16:10)

“Makanlah dan gembalakanlah binatang-binatangmu. Sesungguhnya pada yang demikian itu, terdapat tanda-tanda kekuasaan Allah bagi orang-orang yang berakal.”(QS 20:54)

"Orang-orang muslim itu bersyirkah dalam tiga hal, dalam hal padang rumput (lahan), air dan api (energi)". (HR. Sunan Abu Daud).
Setelah kebun energi dibuat untuk produksi wood pellet selanjutnya membuat peternakan domba (atau domba dengan sapi) untuk pemanfaatan daun-daun dari pohon kebun energi tersebut atau keduanya juga bisa dibuat secara parallel. Pembuatan peternakan domba (atau domba dengan sapi) saja juga bisa sebagai entry point sebelum integrasi dengan kebun energi pada saatnya nanti atau bahkan model bioeconomy yang lebih luas. Peternakan domba (atau domba dengan sapi) dengan cara penggembalaan rotasi adalah cara terbaik, karena memaksimalkan pemanfaatan lahan, pengelolaan padang gembalaan lebih mudah dan terencana, serta produktivitas dan kualitas daging dari hewan ternak juga lebih tinggi. Dalam penggembalaan rotasi, hewan ternak tersebut diputar pada area padang gembalaan yang telah disekat-sekat. Area padang gembalaan yang digunakan sebaiknya memiliki ketinggian rumput sekitar 25-30 cm dan ditinggalkan ketika rumput memiliki ketinggian sekitar 8-10 cm. Apabila rumput dihabiskan (overgrazed) maka pertumbuhan selanjutnya menjadi kurang optimal bahkan bisa mati, karena tidak mampu tumbuh lagi. 
Setidaknya ada 4 hal fisik yang perlu diperhatikan untuk pembuatan penggembalaan rotasi berjalan baik, yakni : supplai pakan, sistem pagar atau sekat-sekat, supplai air dan tempat teduhan. Supplai pakan atau ketersediaan rumput adalah faktor penting keberlangsungan penggembalaan tersebut. Pada musim penghujan rumput atau bulan-bulan tertentu akan berlimpah sedangkan pada musim kemarau berkurang. Untuk menyesuaikan dengan jumlah pakan tersebut, populasi hewan ternak juga bisa disesuaikan. Ketika pakan berlimpah populasi ternak lebih banyak daripada ketika pakan berkurang. Untuk menjaga pakan lebih tersedia, padang gembalaan bisa dilengkapi dengan sistem irigasi yang baik sehingga rumput bisa terus tumbuh pada musim kemarau sekalipun.

Sistem pagar atau sekat-sekat juga merupakan faktor suksesnya penggembalaan rotasi. Sistem pagar tersebut memungkinkan pengelolaan padang gembalaan secara terencana. Pengaturan penggunaan area untuk penggembalaan maupun area yang harus diistirahatkan sehingga rumput tumbuh kembali merupakan fungsinya sistem pagar tersebut. Selanjutnya supplai air, jelas ini merupakan faktor penting karena Allah SWT menciptakan sesuatu yang hidup dari air (QS 21:30) dan setiap yang hidup pasti membutuhkan air khususnya hewan-hewan ternak tersebut. Setiap sekat atau kamar area penggembalaan harus dilengkapi supplai air tersebut. Semakin banyak pakan atau rumput yang dikonsumsi semakin banyak air yang dibutuhkan. Kekurangan supplai air juga akan menurunkan konsumsi pakan. Air sejuk dan tidak panas lebih disukai hewan ternak dibandingkan dengan air yang panas. Ketika siang hari yang panas, tempat air dalam kolam atau wadah tertentu akan menjadi panas, mengakibatkan konsumsi air berkurang dan juga konsumsi pakan menjadi berkurang yang akhirnya pertumbuhan berat badan menurun. Sejumlah penelitian menunjukkan bahwa jarak maksimal hewan ternak gembalaan tersebut ke sumber air maksimal sekitar 250 meter untuk hasil optimal. 
Tempat teduhan juga merupakan hal penting bagi penggembalaan. Hewan-hewan ternak cenderung mencari tempat teduh supaya bisa merumput lebih lama. Ketika cuaca panas, maka hewan ternak tidak bertahan lama merumput. Tempat teduhan terbaik adalah pepohonan sehingga pohon-pohon perlu ditanam di area padang gembalaan tersebut. Pohon buah-buahan adalah salah satu pilihan menarik untuk itu. Setiap area yang disekat-sekat (paddock) tersebut dapat ditanami satu jenis pohon buah, misalnya satu paddock untuk pohon durian, paddock lainnya untuk klengkeng, lainnya lagi untuk pohon kurma, tin, jambu dan sebagainya. Suhu di Indonesia yang beriklim tropis juga lebih tinggi dibandingkan daerah subtropis, yakni siang hari rata-rata mencapai 25 C sedangkan di daerah subtropis hanya 10 C. Hal ini semakin menunjukkan bahwa lokasi terbaik adalah penggembalaan adalah padang rumput dengan pepohonan yang rindang diantaranya. Banyaknya curah hujan seperti di Indonesia membuat pepohonan cepat besar dan berbuah sehingga bisa cepat digunakan untuk tempat teduhan. 

Salah satu pertanyaan yang paling sering ditanyakan bagi peternak yang hendak memulai penggembalaan rotasi (rotation grazing) adalah berapa banyak paddock yang harus dibuat ? Pada dasarnya semakin banyak paddock akan semakin baik karena Padang gembalaan bisa termanfaatkan untuk sumber pakan hewan ternak secara maksimal. Pada umumnya untuk memulainya bisa dengan 5 hingga 10 paddock dengan setiap paddock untuk penggembalaan 3 hingga 7 hari selanjutnya diistirahatkan 25-30 hari. Dari hampir semua praktek penggembalaan rotasi, jumlah 4 paddock adalah jumlah paling minimum apabila hendak memulainya. Bentuk bujur sangkar adalah bentuk terbaik untuk paddock tersebut, sehingga semaksimal mungkin diusahakan mendekati bentuk tersebut. Bentuk paddock kecil memanjang maupun lingkaran kurang baik karena lebih sulit untuk mencapai hasil pemanfaatan rumput yang merata oleh hewan ternak. Untuk penentuan area padang gembalaan sekaligus pembagiannya akan lebih baik pada tahap awalnya untuk melakukannya dengan photo udara.  

Selasa, 10 April 2018

Bambu Sebagai Biomaterial

Imej sebagian orang tentang bambu masih negatif, yakni dibayangkan sebagai pondok bambu yang reot dan identik dengan orang miskin di pedesaan. Padahal bambu adalah tanaman yang memiliki banyak kegunaan dan penggunaannya juga tidak kalah dengan kayu. Konstruksi langit-langit bandara Barajas di Madrid, Spanyol contohnya menggunakan bambu lalu interior mobil Toyota Lexus, dan sepeda sport bambu. Penggunaan bambu untuk pembuatan arang aktif juga banyak dilakukan. Arang aktif (activated carbon) adalah bahan dari arang yang diaktivasi sehingga memiliki luas permukaan (surface area) yang besar, sehingga biasa digunakan untuk filter yang menjerap (adsorbsi) berbagai senyawa kimia tertentu. Seiring waktu pemanfaatan bambu juga semakin luas, dan akan sangat panjang bila diuraikan satu per satu tentang produk-produk yang bisa dihasilkan dari bambu. Permasalahannya perkebunan bambu di Indonesia khususnya juga semakin berkurang sehingga perlu digalakkan termasuk pemanfaatannya terutama dalam era bioeconomy yang sudah di depan mata. 


Berbeda dengan kebun energi yang menggunakan tanaman jenis leguminoceae dan bisa terus dipanen setiap tahun dari trubusannya (SRC : short rotation coppice), perkebunan bambu bisa mulai dipanen ketika minimal berumur 3 tahun dan juga bisa terus menerus dipanen hingga puluhan tahun. Kebun energi mampu menghasilkan produktivitas tinggi dari kayu-kayunya sehingga ekonomis untuk produksi wood pellet, sedangkan bambu tidak ekonomis untuk produksi pellet karena jauh menguntungkan untuk berbagai kebutuhan lainnya. Limbah atau residue pengolahan bambu itu yang bisa digunakan untuk dibuat pellet. Bambu lebih cocok untuk sumber biomaterial yang juga sangat dibutuhkan pada era bioeconomy saat ini. 

Ketika bambu diawetkan dengan treatment tertentu maka daya tahannya lama sehingga bisa berumur hingga puluhan tahun, salah satunya karena tahan rayap. Bangunan-bangunan yang eksotis dan bernuansa alami juga banyak dibuat dari bambu. Ketika kebutuhan akan perumahan semakin tinggi terutama di kota-kota besar, maka bambu juga bisa sebagai solusinya. Dengan teknologi komposit bambu tersebut menjadi kuat, keras dan tahan lama bahkan hingga puluhan tahun sehingga sesuai untuk pembuatan rumah-rumah tersebut. Jangan dibayangkan rumah bambu dengan teknologi komposit tersebut seperti pondok bambu yang reot di pedesaan karena hampir semua tipe rumah dan modelnya juga bisa dibuat dengan bambu komposit tersebut. Selain itu pembuatan rumah dengan bambu komposit cepat juga ramah lingkungan. Dan untuk lebih detail untuk pemanfaatan bambu bisa dibaca di sini.

Carbon as Basic Element

Material karbon pada dasarnya didapat pada semua makhluk hidup. Karbon biasanya berikatan dengan hidrogen membentuk rantai hidrokarbon. Bahan bakar fossil sangat familiar disebut sebagai sumber hidrokarbon. Bahan bakar fossil tersebut juga berasal hewan dan tumbuhan yang terkubur berjuta-juta tahun lamanya. Setelah melalui proses yang sangat panjang akhirnya menjadi senyawa-senyawa hidrokarbon yang banyak dikenal saat ini. Saat ini juga apabila kita mendekomposisi biomasa maka juga akan dihasilkan senyawa hidrokarbon atau secara spesifik dengan karbonisasi atau pyrolysis akan dihasilkan material berupa arang yang unsur utamanya yakni karbon. Apabila kita lihat hari ini sebagian besar barang-barang kebutuhan sehari-hari kita banyak berasal dari plastik. Plastik tersebut adalah produk turunan dari material fossil baik dari senyawa minyaknya, maupun gasnya. Batubara juga ketika diolah dengan pyrolysis akan menghasilkan kokas, benzol dan syngas. Kokas sangat mirip dengan arang yang unsur utamanya karbon, benzol seperti juga biooil yang bisa digunakan untuk bahan bakar maupun berbagai material dan bahan kimia. Syngas demikian juga yang selain bisa digunakan untuk energi, juga bisa untuk produksi berbagai material dan bahan kimia.
Mengapa harus dibuat arang ? Dengan dibuat arang karena akan menjadi material yang stabil, mudah disimpan dan mudah dikonversikan. Bila disimpan dalam bentuk biooil maka selain materialnya tidak stabil, penyimpanannya juga lebih sulit. Sedangkan penyimpanan dalam bentuk gas secara teknis juga lebih sulit lagi. Konversi arang tersebut bisa secara fisik menjadi briket, pellet maupun arang aktif. Sedangkan konversi kimia yakni sebagai bahan bakar yang bisa menghasilkan panas untuk berbagai sumber energi, baik secara langsung maupun diubah lebih lanjut melalui berbagai proses termokimia. Pembangkit-pembangkit skala kecil saat ini yang banyak digunakan seperti ORC (organic rankine cycle), stirling engine dan gasifikasi bisa menggunakan arang tersebut sebagai bahan bakarnya. 
Sampah kota yang terdiri bermacam-macam jenis sampah, sebagian besarnya adalah sampah organik yakni dari makhluk hidup dan anorganik dari sumber fossil. Apabila dilihat dari kaca mata kimia, berarti sampah kota tersebut adalah sumber material karbon. Pada kasus ini kita tidak membedakan apakah material karbon tersebut dari bahan organik atau sumber terbarukan maupun dari fossil yang merupakan sumber tidak terbarukan. Dengan teknologi pirolisis kontinyu sampah tersebut bisa dikonversi menjadi produk utama berupa arang, dan produk samping berupa biooil, pyroligneous acid  (liquid smoke) dan syngas. Syngas tersebut juga bisa digunakan untuk pembangkit listrik maupun sumber panas. Arang selanjutnya sebagai sumber karbon yang fleksibel penggunaannya dan paling mudah penyimpanannya. 
Kaidah umum berupa mengatasi masalah lebih diprioritaskan atau dipentingkan daripada manfaat yang bisa dihasilkan juga sesuai diterapkan pada penyelesaian masalah sampah kota tersebut. Tetapi apabila sisi manfaatnya bisa dioptimalkan sedemikian rupa tentu itu yang lebih diharapkan dan menjadi pilihan utama. Problem solving dengan pirolisis kontinyu memberi solusi terbaik untuk masalah sampah kota tersebut, karena tidak hanya masalah terselesaikan dengan efektif dan efisien, tetapi nilai tambah dari produk-produk yang dihasilkan memberi keuntungan ekonomi yang menarik. 

Minggu, 08 April 2018

Bioeconomy Model untuk Indonesia

Ketika Eropa mentargetkan bioeconomy-nya bisa menggerakkan ekonomi sebesar € 2 trilyun (34.000 trilyun rupiah atau 17 kali APBN Indonesia) dengan menyerap 20 juta tenaga kerja dan lebih khususnya Belanda yang luasnya kurang lebih seukuran Jawa Timur mentargetkan € 2,6-3 milyar (sekitar 50 trilyun rupiah) dengan bioeconomy-nya, Indonesia sebagai negara tropis, tanah yang luas dan subur seharusnya bisa mendongkrak ekonominya juga dengan bioeconomy. Pendekatan dan model bioeconomy yang dikembangkan Indonesia bisa saja berbeda dengan yang dilakukan di Eropa dan di Belanda, karena potensi alamnya dan karakteristik penduduknya juga tidak sama. Dengan penduduk mayoritas muslim sudah seharusnya Indonesia mengembangkan banyak model-model bioeconomy yang sejalan dengan nilai Islam. Hal ini karena bioeconomy juga akan terkait terkait masalah pangan dan sandang yang dalam Islam sangat jelas terkait dengan masalah halal haram. Bukan hanya itu tentu model tersebut juga dioptimasi sehingga bisa semaksimal mungkin membawa kemakmuran umat dan memberi solusi pada sejumlah masalah besar yang dihadapi. Ekonomi Islam yang belum menjadi mainstream di negeri mayoritas Islam adalah salah satu masalah besar tersebut. Dengan banyak melakukan syirkah dan wakaf sejumlah peluang-peluang besar dalam era bioeconomy bisa dengan mudah ditangkap dan dioptimalkan.
Dengan iklim tropis, tanah luas, subur dan curah hujan tinggi, pengembangan kebun energi untuk produksi wood pellet, peternakan domba, peternakan lebah madu dan produksi arang dengan pyrolysis adalah salah satu model bioeconomy yang bisa dikembangkan. Pyrolysis selain menghasilkan arang juga menghasilkan syngas yang bisa dikonversi menjadi listrik. Listrik berguna untuk menjalankan unit pyrolysis tersebut dan juga produksi wood pelletnya. Limbah pabrik sawit seperti tandan kosong kelapa sawit maupun limbah perkebunan kelapa sawit yakni pelepah bisa digunakan untuk bahan baku pyrolysis tersebut. Sampah kota juga bisa dijadikan bahan baku untuk pirolisis tersebut. Jika tidak maka sejumlah atau sebagian kayu dari panen kebun energi bisa digunakan untuk bahan baku pyrolysis tersebut. Produk lainnya dari pyrolysis yakni arang, biooil dan pyroligneous acid (liquid smoke). Semua produk tersebut memiliki nilai ekonomi yang tinggi dan bisa diupgrade untuk menjadi sejumlah produk turunan. Seberapa panjang mata rantai industri juga tergantung dari keekonomian industri tersebut. Semakin panjang rantai industri semestinya akan memberi nilai tambah semakin besar dan kontribusi yang besar juga pada bioeconomy. 

Bagaimana bisa merealisasikan bioeconomy model di atas? Tentu pekerjaan besar untuk merealisasikan bioeconmy model tersebut karena mengintegrasikan beberapa unit sehingga menjadi siklus tertutup. Entry point bisa dimulai dari salah satu unit bisnis yang lebih mudah dilakukan. Penggembalaan domba atau Penggembalaan domba dan sapi (mixed grazing) bisa jadi entry point termudah, karena bagi umat Islam juga mendukung untuk penegakan syar'i at Islam, yakni syar'i at qurban setiap 10 Dzulhijah. Selain itu juga berarti akan meningkatkan produksi daging dalam negeri. Penggembalaan rotasi (rotation grazing) adalah pola penggembalaan yang efektif dan efisien, apalagi dibandingkan pola penggembalaan tradisional, yakni penggembalaan kontinyu (continous grazing).  Setelah penggembalaan tersebut, selanjutnya diikuti dengan produksi wood pellet dari kebun energi, yang limbah daun-daunnya yang juga kaya kandungan protein juga akan sebagai pakan tambahan bagi hewan-hewan ternak tersebut. Kotoran ternak dari kandangnya bisa digunakan untuk pupuk di kebun energi, sedangkan padang penggembalaan sendiri telah mendapatkan pupuk sewaktu penggembalaan dilakukan di area tersebut. Terakhir yakni mengintegrasikan unit pyrolysis yang tujuan utamanya untuk produksi listrik untuk mencukupi operasinal pabrik wood pellet. Mata rantai industri bisa dikembangkan lebih panjang dengan menggunakan bahan baku (feedstock) dari hasil samping proses pyrolysis tersebut. 

Ketika model ini bisa dibuat dan terbukti memberi keuntungan dan manfaat yang besar, maka selanjutnya model tersebut tinggal diperbanyak dan diperbesar. Ketika hand phone layar sentuh pertama kali dikenalkan maka banyak pihak yang skeptis dan mencemooh konsep tersebut untuk bisa digunakan secara masal, tetapi hari ini sebagian besar hand phone dan gadget menggunakan layar sentuh untuk mengoperasikannya. Orang-orang baru tertarik dan berbondong-bondong menjadi follower ketika telah melihat bukti. Tetapi siapa yang mau menjadi pioneer dan memberi bukti kepada orang-orang itu? Tentu bukan orang sembarangan dan hanya sangat sedikit orang yang mau dan mampu melakukannya. Steve Jobs, menunjukkan bahwa handphone layar sentuh Apple bisa handal digunakan dan memberi bukti bagi orang-orang. Ungkapan Steve Jobs yang terkenal yakni
“ People do not know what they want until you show it to them – masyarakat tidak tahu apa yang mereka inginkan sampai Anda tunjukkan kepada mereka !”.


Contoh di dunia perkebunan akan lebih dekat dengan bioeconomy model. Ketika Belanda membawa empat biji sawit lalu tumbuh menjadi pohon sawit lalu dibuatlah perkebunan kecil, lalu semakin luas karena banyak ditiru dan dikembangkan ke banyak tempat. Kondisi tersebut terjadi karena usaha tersebut bisa membuktikan memberi keuntungan menarik. Demikian juga dengan pengembangan bioeconomy. Semakin terbukti memberi keuntungan dan manfaat lebih baik, tentu semakin menarik untuk diterapkan dan dikembangkan ke banyak lokasi, bahkan tidak hanya di Indonesia saja tetapi bisa juga di Malaysia dan khususnya negara-negara muslim lainnya. 

Rabu, 04 April 2018

5 Pabrik Wood Pellet Terbesar Di Dunia

Referensi dibutuhkan untuk membuat sesuatu yang tidak kalah kualitasnya atau bahkan bisa lebih baik, demikian juga untuk pabrik atau produksi wood pellet. Indonesia dengan potensi tanah yang luas, subur dan beriklim tropis perlu mendapatkan referensi yang lengkap dan berkualitas khususnya pada produksi wood pellet sehingga bisa mengoptimalkan potensinya. Diversifikasi energi juga sangat dibutuhkan Indonesia sehingga memiliki ketahanan dan kedaulatan energi yang kuat, apalagi dengan kondisinya saat ini yang telah menjadi nett importir minyak bumi, bahkan diproyeksikan dalam rentang kurang lebih 10 tahun mendatang minyak bumi Indonesia akan habis. Uraian dibawah ini tentang 5 pabrik wood pellet terbesar saat ini yang bisa dijadikan referensi. 

1. Enviva
Enviva didirikan pada tahun 2004, saat ini Enviva mengoperasikan 7 pabrik wood pellet dengan total produksi lebih dari 3 juta ton/tahun. Sebagian produksi wood pelletnya dieksport ke Inggris dan Eropa. Sejumlah pelabuhan digunakan Untuk pengapalan atau export wood pelletnya, yakni pelabuhan Chesapeake, Virginia; pelabuhan Wilmington, Carolina Utara, dan pelabuhan dari pihak ketiga di Mobile, Alabama dan Panama City, Florida. Enviva belum lama juga mengumumkan untuk kontrak menyuplai (off-take contract) dengan Marubeni untuk menyuplai 100.000 tons/tahun wood pellet ke pembangkit listrik baru mulai tahun 2022 selama 10 tahun. 

Bahan baku Enviva terutama bersumber kayu dari 1.183 hutan industri di 77 kabupaten dan di lima negara bagian Tenggara. Hutan di Tenggara terus tumbuh dan berkembang, dengan jumlah total lahan hutan di area Enviva sebagai suplai utama meningkat 320,842 hektar dari tahun 2011 hingga 2015, menurut US Forest Service. Inventarisasi di area tersebut telah tumbuh sebesar 10 persen selama periode waktu yang sama dan terus meningkat karena hutan tumbuh pada tingkat yang lebih cepat daripada yang dipanen.
2. Graanul Invest
Graanul Invest adalah produsen wood pellet terbesar di Eropa dan berdiri sejak tahun 2003. Kapasitas produksi produsen ini berkisar 2,3 juta ton/tahun dengan mengoperasikan 11 pabrik wood pellet. Pada tahap awal perusahaan ini mengoperasikan 2 pabrik wood pellet, satu di Imavere, Estonia dan satunya di Alytus, Luthuania. Perkembangan selanjutnya dengan mengakuisisi pabrik dan pembangunan pabrik baru, hingga saat ini mengoperasikan 11 pabrik wood pellet. Pelabuhan Untuk eksportnya yakni pelabuhan Riga di Latvia dan pelabuhan Tallinn, Parnu dan Kunda di Estonia. 
3. Drax Biomass
Drax selain sebagai pengguna wood pellet terbesar saat ini dengan lebih dari 10 juta ton/tahun, juga merupakan produsen wood pellet terbesar di dunia. Drax biomass sebagai produsen wood pellet mulai beroperasi sejak 2017 dengan total produksi sekitar 1,5 juta ton/tahun. Drax biomass memiliki kantor pusat di Atlanta dan saat ini mengoperasikan 3 pabrik wood pellet di negara bagian Lousiana dan Mississipi. Produk wood pelletnya digunakan untuk menyuplai pembangkit listriknya di Inggris dengan pengapalan melalui Baton Rouge Transit di sungai Mississippi pada pelabuhan Greater Baton Rouge, Lousiana. 
4. Pinnacle 
Pinnacle berdiri sejak tahun 1989 dan saat ini mengoperasikan 6 pabrik wood pellet di British Columbia, Canada dengan bahan baku terutama adalah limbah-limbah hutan. Kapasitas produksinya dikisaran 1,4 juta ton per tahun dan produk wood pelletnya di export ke Eropa, Inggris dan Asia. Pabrik-pabrik wood pellet dari Pinnacle berada di jalur utama kereta api, sehingga transportasi ke pelabuhan menggunakan kereta api. Pelabuhan yang digunakan yakni Westview terminal di Prince Rupert, yang merupakan pelabuhan milik perusahaan tersebut dan Fibreco terminal di pelabuhan Vancouver. Untuk menambah produksinya Pinnacle saat ini sedang membangun pabrik wood pellet di Entwistle, Alberta dan Smithers, British Columbia. 
5.An Viet Phat 
An Viet Phat adalah produsen wood pellet dari Vietnam beroperasi sejak 2014 dengan kapasitas saat ini lebih dari 800.000 ton/tahun. An Viet Phat juga merupakan produsen wood pellet terbesar di Asia dan produsen wood briquette terbesar di dunia. Pasar atau tujuan export untuk produk wood pelletnya yakni Korea dan Jepang, dengan porsi lebih besar ke Korea. Export dilakukan dari pelabuhan Ho Chi Minh.

Rusia sebagai negara besar tetapi produksi wood pelletnya masih dibawah 5 besar produsen-produsen di atas. Produsen wood pellet terbesar Rusia yakni Vyborg hanya memiliki kapasitas 300.00 ton/tahun, peringkat keduanya yakni Arkaim di pantai baratnya. Selanjutnya di negara itu banyak produsen-produsen wood pellet kapasitas kecil di bagian barat laut dan terutama untuk memenuhi pasar pemanas di Eropa.

Sebagian besar di kawasan lain juga belum besar untuk produksi wood pellet tersebut. Australia saat ini hanya 2 pabrik wood pellet yang mengeksport produknya yakni - Plantation Energy dan Altus. Produksi wood pellet dari Plantation Energy yakni sekitar 250.000 ton/tahun sedangkan Altus hanya 75.000 ton/tahun. Target export dari wood pellet Australia terutama Jepang. Kawasan Timur Tengah juga sama seperti Afrika sangat sedikit produsen wood pellet dan dari yang sedikit itu produknya juga hanya digunakan di dalam negerinya. Kawasan Amerika Latin ada sejumlah produsen wood pellet kecil dan satu yang terbesar yakni Tanac di Brazil dengan kapasitas 400.000 ton/tahun. Semua produk wood pellet dari Tanac di export ke pembangkit listrik biomasa Drax di Inggris.

Berdasarkan referensi di atas, semestinya produsen wood pellet Indonesia juga bisa menyaingi mereka. Hal ini karena potensi bahan baku yang sangat besar di Indonesia. Produksi wood pellet dari kebun energi dan terintegrasi dengan peternakan domba maupun domba dan sapi serta peternakan lebah madu, akan mengoptimalkan lahan dan memberi hasil yang maksimal pula. Selain itu kalau dilihat dari pabrik-pabrik wood pellet terbesar di dunia saat ini juga memulai usahanya relatif belum lama. Hanya Pinnacle yang memulai sebelum tahun 1990, sedangkan rata-rata memulai di atas tahun 2000, bahkan Drax Biomass mulai beroperasi tahun 2017 dan  An Viet Phat sejak 2014. Fakta-fakta di atas semakin membuktikan tentang pengembangan energi berbasis Al Qur'an dan hadist nabi juga mengisyaratkan bahwa bumi akan kembali makmur dan hijau sebelum kiamat. 

"Tidak akan terjadi hari kiamat, sebelum harta kekayaan telah tertumpuk dan melimpah  ruah,  hingga  seorang  laki-laki  pergi  ke  mana-mana  sambil membawa  harta  zakatnya  tetapi  dia  tidak  mendapatkan  seorangpun  yang bersedia  menerima  zakatnya  itu.  Dan  sehingga  tanah Arab  menjadi  subur makmur  kembali  dengan  padang-padang  rumput  dan  sungai-sungai "  (HR.Muslim).

Bisakah Indonesia menjadi raksasa wood pellet? InsyaAllah bisa. 

Bisnis Protein Pakan Ternak dari Produk Samping Pabrik Sawit

Pakan ternak adalah mata rantai pangan bagi manusia. Kebutuhan pakan juga akan terus meningkat seiring dengan pertumbuhan jumlah penduduk at...