Kamis, 06 Juni 2013

Skenario Pemanfaatan Limbah Hutan

Limbah kehutanan di Indonesia sangat besar jumlahnya dan perlu dimanfaatkan seoptimal mungkin. Saat ini sebagian besar malah belum dimanfaatkan.  Berbagai skenario diajukan sesuai karakteristik  limbah kehutanan (forest residue) tersebut, kebutuhan pasar dan teknologi pengolahannya.

Teknologi pemadatan biomasa (biomass densification) seperti pemelletan dan pembriketan adalah salah satu skenario yang  menarik untuk diimplementasikan.  Secara visual pellet dan briket berbeda karena dimensinya. Dimensi wood pellet bervariasi dengan diameter antara 6 dan 25 mm dan panjangnya rata-rata sekitar 40 mm, sedangkan bila diameter produknya lebih dari 25 mm disebut sebagai briket. Secara pemanfaatan limbah hutan menjadi briket lebih disarankan, karena ukuran partikel dari pengecilan ukuran (size reduction), kadar air, dan kadar abu persyaratan pembuatan briket lebih longgar. Sedangkan untuk pellet khususnya A1 class pellet (premium pellet) harus menggunakan batang kayu dan dilakukan debarking. A1 class pellet atau premium pellet adalah pellet dengan kadar abu terendah, dan nilai kalor tertinggi. Tetapi jika hanya untuk produksi pellet kualitas standard tidak menjadi masalah. Pellet seperti halnya briket hampir semua bisa untuk konsumsi industri sebagai bahan bakar ramah lingkungan subtitusi batubara.





Sedangkan apabila lokasi limbah kehutanan tersebut berdekatan dengan industri-industri yang membutuhkan banyak bahan bakar seperti pabrik semen, pembangkit listrik dan sebagainya, maka limbah hutan tersebut bisa langsung di chipping (dikecilkan ukuran menjadi seukuran beberapa cm)  untuk langsung dipakai menjadi bahan bakar industri tersebut.

 



  

 


Sedangkan apabila lokasi limbah kehutanan tersebut juga masih kekurangan listrik ataupun perlu sumber energi atau panas lain, maka cara lain yang lebih baik adalah dengan menggunakan teknologi pirolisis kontinyu . Dengan teknologi  ini akan dihasilkan produk berupa arang, biooil dan syngas, yang ketiganya bisa digunakan sebagai sumber energi. Arang bisa dijual ke pabrik semen atau pembangkit listrik sebagai bahan bakar ataupun meningkatkan kesuburan tanah dengan diperkaya berbagai nutrisi untuk tanah yang untuk aplikasi ini arang biasa disebut biochar. Biooil juga bisa langsung sebagai bahan bakar walaupun nilai kalorinya hanya sekitar setengah minyak diesel dan syngas yang kaya akan metana ini berlebih dari sebagian yang dipakai untuk proses pirolisis itu sendiri, sehingga bisa digunakan salah satunya untuk pembangkit listrik dengan lebih mudah dengan Internal Combustion (IC) engine seperti gas engine generator.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Urgensi Transisi Energi Berkeadilan

Seorang muslim dari Amerika Serikat (AS) yang juga merupakan aktivis lingkungan, Ibrahim Abdul Matin (2012), dalam bukunya Green Deen : What...