Selasa, 22 Oktober 2013

Menggalakkan Kebun Energi

Photo diambil dari sini
Keterjaminan pasokan bahan baku adalah mutlak diperlukan bagi kelangsungan industri wood pellet , briket maupun biofuel lainnya. Bahan baku yang homogen menjadi lebih baik karena memudahkan proses dibandingkan bahan baku yang hetogen, misalnya bahan baku yang semuanya berasal dari batang pohon akan lebih baik dibandingkan bahan baku dari campuran dari batang, pelepah, daun, akar dan sebagainya. Jenis tanaman trubusan dengan umur pendek dan berulangkali bisa dipanen adalah pilihan ideal sebagai tanaman kebun energi. Luasnya lahan kritis di Indonesia yang mencapai ratusan ribu bahkan jutaan hektar sangat potensial dimanfaatkan sebagai kebun energi dengan menanam tanaman trubusan atau SRC tersebut.

Kaliandra dan gamal adalah dua jenis tanaman trubusan untuk kebun energi yang telah banyak dibudidayakan sebagai penopang industri wood pellet. Kedua tanaman trubusan tersebut banyak dipilih karena memerlukan prasyarat tumbuh dan berkembang yang mudah bahkan bisa hidup di lahan-lahan kritis. Hal tersebut memungkinkan didapat dua keuntungan sekaligus yakni, keberlangsungan pasokan bahan baku untuk industri wood pellet dan penghijauan untuk mencegah erosi, banjir dan sebagainya. Panen bisa dilakukan setelah umur tanaman sekitar 1 tahun dan selanjutnya pada tahun berikutnya bisa dipanen lagi, hingga puluhan kali. Sri Lanka adalah salah satu negara yang karena tidak tersedianya energi fossil maka menyandarkan energinya dari biomassa, khususnya tanaman gamal tersebut.  Selain batangnya bisa dimanfaatkan sebagai bahan baku industri wood pellet, daunnya bisa sebagai pakan ternak, tambahan lagi untuk kaliandra dan gamal, bunganya bisa dimanfaatkan untuk peternakan lebah madu.


Wood pellet yang dihasilkan dari bahan baku kayu kaliandra maupun gamal memiliki nilai kalor tinggi, yakni lebih dari 4000 kkal/kg, kadar abu rendah dan kandungan lignin tinggi sehingga memudahkan proses pemelletan di industri wood pellet tersebut. Wood pellet untuk dengan aplikasi utamanya sebagai sumber energi terbarukan termasuk kategori bahan bakar carbon neutral, hal ini karena sumber biomasa kayunya dari fotosintesis dengan menggunakan CO2 dari atmosfer dan ketika dimanfaatkan sebagai sumber energy dilepaskan lagi ke atmosfer. Jadi secara neraca tidak ada penambahan CO2 diatmosfer atau carbonneutral.

Adanya permintaan dari sejumlah negara seperti Korea Selatan dengan wood pellet hanya dari bahan biomasa kayu akan semakin menguatkan lagi penggalakan kebun energi ini untuk bisnis yang berkelanjutan. Hal ini karena biomasa kayu memiliki sejumlah kelebihan pada nilai kalor, kadar abu dan kimia abu-nya dibandingkan biomasa lainnya khususnya limbah-limbah agroindustri. Senyawa-senyawa seperti klorin, sulphur dan nitrogen menjadi perhatian penting dalam standar wood pellet tersebut.  

3 komentar:

  1. Selamat Malam... saya tertarik dengan artikel penggalakan kebun energi... apakah sudah ada yang menggalakannya...?

    BalasHapus
  2. Sudah ada, kita bisa bekerjasama kalau tertarik

    BalasHapus
  3. Dimana lokas industri Wood pallet yg sudah jalan

    BalasHapus

Urgensi Transisi Energi Berkeadilan

Seorang muslim dari Amerika Serikat (AS) yang juga merupakan aktivis lingkungan, Ibrahim Abdul Matin (2012), dalam bukunya Green Deen : What...