Senin, 19 Januari 2015

Model Semi-Kontinyu Produksi Arang Tempurung Kelapa

Rendahnya kualitas arang tempurung kelapa membuat pemanfaatan menjadi produk turunan selanjutnya menjadi terbatas dan terkendala. Sebagaian besar produksi arang tempurung kelapa masih dilakukan secara tradisional bahkan banyak yang tidak menggunakan kaidah yang benar seperti menyiram air untuk memadamkan arang yang masih berupa bara api. Salah satu produk turunan arang tempurung yang memiliki kualitas dan nilai tambah yang tinggi adalah untuk produksi arang aktif (activated carbon).  Ada lebih dari 150 varian arang aktif dan penggunaannya sangat luas pada berbagai industri. Sebagai negara dengan luas kebun kelapa terluas di dunia, tentu, sebuah peluang yang sangat menarik dan masih sangat terbuka.

Produksi arang aktif dimulai dari bahan baku arang yang berkualitas. Kualitas arang yang tinggi dibuat dari bahan baku memenuhi standar dan proses produksi modern. Pengaturan kondisi operasi berupa suhu, waktu tinggal dan kecepatan pemanasan adalah sejumlah variable proses yang harus dilakukan dengan mudah untuk menghasilkan produk yang standard dan stabil. Untuk mencapai kualitas produk yang diinginkan juga dilakukan dengan pengaturan kondisi proses. Efisiensi energi dan konversi ke produk yang  tinggi adalah parameter untuk tercapainya derajat keekonomian proses produksi yang tinggi.

Sementara proses batch telah banyak dilakukan, dibawah ini skema proses produksi arang tempurung kelapa secara semi-kontinyu, sebelum meningkat ke proses kontinyu.  Sumber panas dihasilkan dari gasifikasi sekam padi. Hal ini karena sekam padi banyak tersedia di berbagai tempat dan masih dianggap limbah sehingga belum dimanfaatkan. Seluruh uap dari hasil pirolisis di recycle sebagai sumber bahan bakar di tungku bersama gas dari gasifikasi sekam padi. Pirolisis dengan sistem indirect heating memungkinkan proses yang terjadi benar-benar tanpa oksigen atau hampa udara. Pada akhir proses akan didapat produk berupa produk utama berupa arang tempurung kelapa dari proses pirolisis dan arang sekam sebagai produk samping dari proses gasifikasi. Kualitas dan kuantitas arang yang dihasilkan dari gasifikasi juga berbeda dengan arang dari proses pirolisis karena kondisi operasi dan adanya oksigen pada proses gasifikasi.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Urgensi Transisi Energi Berkeadilan

Seorang muslim dari Amerika Serikat (AS) yang juga merupakan aktivis lingkungan, Ibrahim Abdul Matin (2012), dalam bukunya Green Deen : What...