Senin, 14 September 2015

EFB Pellet Potensi Besar di Indonesia dan Malaysia Belum Digarap

Wood pellet masih menempati grade tertinggi bahan bakar biomasa dibandingkan pellet bahan bakar dari biomasa selain kayu. Hal ini karena combustion properties-nya yang lebih baik dibandingkan bahan yang lainnya. Tetapi seiring besarnya kebutuhan energi biomasa yang besar maka perlu dicarikan sejumlah alternatif lainnya. Tandan kosong sawit atau tankos atau empty fruit bunch (EFB) adalah bahan baku potensial untuk dipellet. Saat ini Indonesia adalah negara penghasil minyak sawit terutama crude palm oil (CPO) terbesar di dunia dengan luas kebun sawit lebih dari 7 juta hektar serta ratusan pabrik untuk mengolah buah kelapa sawit tersebut. Pohon sawit membutuhkan suhu hangat, sinar matahari, dan curah hujan tinggi sehingga hanya sebagian daerah saja yang mengusahakannya di dunia yakni Asia, Afrika dan Amerika Selatan. Produksi minyak kelapa sawit didominasi oleh Indonesia dan Malaysia dengan jumlah antara 85-90% produksi minyak sawit dunia. Tandan kosong sendiri adalah limbah dari produksi CPO yang jumlahnya banyak dan saat ini umumnya belum dimanfaatkan dengan baik.






Faktor lain yang mendorong hal tersebut adalah ketika penyediaan bahan baku kayu dengan cara menanam semacam kebun energi dirasa lebih lama dan membutuhkan modal lebih besar, atau ketika ketersediaan bahan baku berupa biomasa berkayu berasal dari limbah-limbah pengolahan kayu sudah terbatas, maka tandan kosong sawit bisa menjadi kandidat kuat. Sedangkan faktor dari pabrik sawit sendiri bahwa banyak juga industri tersebut yang kewalahan untuk menangani limbah tankos itu sendiri. Hal-hal tersebut semakin mendorong pengolahan tankos untuk dipelletkan menjadi EFB pellet atau pellet tankos.



Sedangkan dari sisi combustion properties karena EFB pellet kualitasnya dibawah wood pellet, sehingga seharusnya juga digunakan teknologi yang lebih pas (cocok) sesuai karakter produk EFB Pellet. Teknologi pembakaran jenis fluidized bed menjadi pilihan terbaik karena mampu secara optimal meng-handle EFB pellet sekaligus mampu mereduksi kandungan sejumlah sifat-sifat negatifnya. Teknologi fluidized bed combustion tersebut juga sudah lama dikembangkan sehingga seharusnya untuk mencapai kondisi optimum pembakaran EFB pellet menjadi hal yang mudah dilakukan.       

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Urgensi Transisi Energi Berkeadilan

Seorang muslim dari Amerika Serikat (AS) yang juga merupakan aktivis lingkungan, Ibrahim Abdul Matin (2012), dalam bukunya Green Deen : What...