Senin, 05 Oktober 2015

Wood Briquette Tertinggal 25 Tahun dari Wood Pellet

Kawasan-kawasan atau daerah-daerah yang biasa dengan membakar kayu (wood burning application) maka akan cocok menggunakan wood briquette dan kurang cocok apabila menggunakan wood pellet. Berbagai kawasan di berbagai belahan dunia menggunakan kayu untuk pemanas ruangan (wood burning stove atau boiler) ataupun untuk memasak.  Apabila rasio pengguna kayu sebagai bahan bakar lebih banyak maka usaha atau produksi wood briquette akan lebih menarik daripada wood pellet. Secara global wood briquette memang kalah populer dibandingkan wood pellet, sehingga produksi wood briquette juga jauh dibawah wood pellet. Wood briquette juga punya karakteristik tersendiri dibandingkan wood pellet.






Secara umum produksi wood briquette juga lebih mudah dibandingkan wood pellet. Ukuran partikel, bahan baku, kadar air dan operasional sedikit lebih longgar dibandingkan persyaratan untuk produksi wood pellet. Semua wood pellet memiliki bentuk silindris yang hanya dibedakan diameter silinder tersebut, dan yang umum digunakan yakni diameter 6 mm dan 8 mm, sedangkan pada wood briquette selain bentuknya bisa bermacam-macam dari segi ukuran juga bermacam-macam, misalnya dari yang diameter 50 mm (5 cm) hingga 90 mm (9 cm). Wood pellet hampir semua menggunakan mechanical compression pada produksinya sedangkan pada wood briquette ada beberapa pilihan compression, yakni mechanical, hydraulic dan extrusion (screw). Teknologi kompresi pada pembriketan yang berbeda juga akan menghasilkan karakteristik produk yang berbeda, misalnya perbedaan pada mechanical compresssion (ram/piston briquette) dengan extrusion (screw briquette).  Bahan baku yang bisa dibuat pellet hampir bisa dipastikan bisa dibuat briquette, tetapi semua bahan baku yang bisa dibuat briquette belum tentu sukses untuk dibuat pellet. Density atau kepadatan wood briquette juga lebih tinggi dibandingkan wood pellet, yakni berkisar 1.000 - 1.400 kg/m3 (62,4 - 87,4 pound/ft3) sedangkan pada wood pellet berkisar 700 - 800 kg/m3  (43,7 - 50 pound/ft3).
Screw (extrusion) Wood Briquette

Sedangkan apabila dibandingkan dengan kayu (round wood/log) yang biasanya mampu menyala (burning time) sekitar 30 menit maka dengan kepadatan (density) yang tinggi pada wood briquette membuatnya memiliki waktu nyala sekitar 6 – 7 kalinya. Faktor lain yang menyebabkan tingginya waktu nyala tersebut adalah kadar air yang rendah dibandingkan kayu. Dalam banyak hal proses produksi wood briquette memiliki banyak kesamaan dengan wood pellet atau dalam kelompok teknologi pemadatan biomasa (biomass densification). Walaupun sama-sama karbon netral karena sama-sama bahan bakar biomasa, tetapi pada proses pembakaran wood briquette menghasilkan emisi 60% lebih sedikit daripada menggunakan kayu bakar. Untuk daerah-daerah dingin yang banyak membakar kayu untuk perapian (penghangat ruangan), maka pilihan wood briquette adalah tepat.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Urgensi Transisi Energi Berkeadilan

Seorang muslim dari Amerika Serikat (AS) yang juga merupakan aktivis lingkungan, Ibrahim Abdul Matin (2012), dalam bukunya Green Deen : What...