Kamis, 03 Maret 2016

Memanfaatkan Panas Limbah Untuk Produksi Listrik , Yang Digunakan Untuk Menjalankan Pabrik Wood Pellet

Sebagian besar industri pengolahan kayu membutuhkan proses pengeringan sebelum kayu tersebut diolah lebih lanjut, misalnya pada industri kayu lapis dan barecore. Pada proses pengeringan tersebut pada umumnya juga dihasilkan banyak panas limbah atau panas yang hilang dan terbuang percuma. Panas limbah tersebut sebenarnya bisa dimanfaatkan dengan teknologi ORC (Organic Rankine Cycle) yakni pembangkit listrik yang menggunakan fluida organik yang memiliki titik didih rendah sebagai penggerak turbinnya sehingga kebutuhan panas juga tidak besar. Semakin besar industri pengolahan kayu otomatis juga semakin besar volume kayu yang dikeringkan dan juga panas limbah yang dihasilkan.


Perbedaan utama ORC dengan pembangkit listrik pada umumnya (steam turbine) terletak pada fluida yang digunakan, yakni pada ORC menggunakan fluida organik yang harganya lebih mahal dibandingkan dengan hanya air sebagai bahan baku steam untuk penggerak turbin. Fluida organik yang biasa digunakan pada ORC adalah refrigerant R-123 dan keuntungan lain dari teknologi ini adalah pembangkit listrik bisa dibuat kapasitas kecil, mulai sekitar 500 KW. Sedangkan pada steam turbine kapasitas terkecil pembangkitnya dikisaran 5 MW atau sangat besar untuk kebutuhan industri pada umumnya. Saat ini juga teknologi ORC juga belum banyak dikenal apalagi untuk diterapkan di Indonesia. 

Pada industri pengolahan kayu seperti barecore dan kayu lapis juga dihasilkan banyak limbah kayu. Limbah kayu baik berupa serbuk gergaji, limbah planner dan potongan-potongan kayu adalah bahan baku untuk pabrik wood pellet.  Industri pengolahan kayu dengan kapasitas besar yang cocok untuk konfigurasi tersebut, yakni dengan produksi limbah kayu rata-rata diatas 3 ton/jamnya dan mampu menghasilkan listrik dari ORC diatas 500 KW. Penentuan kapasitas pabrik wood pellet 3 ton/jam adalah karena kapasitas minimal yang memberi keuntungan menarik.  Disamping itu untuk produksi wood pellet bahan baku limbah-limbah kayu tersebut juga perlu disesuaikan untuk produksi wood pellet baik ukuran maupun kekeringannya. Keuntungan dari limbah-limbah yang dihasilkan dari industri kayu adalah limbah-limbah tersebut memiliki tingkat kekeringan yang tinggi sehingga juga tidak memerlukan proses pengeringan untuk produksi wood pellet tetapi sebaliknya yakni  malah dibasahi dengan air sampai kadar air tertentu sehingga bisa digunakan untuk produksi wood pellet.  Skema konfigurasi pembangkit listrik ORC dan listriknya digunakan untuk produksi wood pellet tampak seperti skema dibawah ini.

Selain teknologi ORC, panas limbah (waste heat) yang dihasilkan dari pengeringan kayu juga bisa sebagai pembangkit listrik dengan teknologi stirling engine. Tetapi teknologi stirling engine saat ini hanya efektif baru sampai kapasitas 100 KW sehingga tidak cocok apabila digunakan untuk operasional pabrik wood pellet. Pemanfaatan panas limbah untuk produksi listrik dengan teknologi strirling engine mungkin lain waktu bisa kita bahas. Bahkan untuk pemanfaatan energi panas menjadi listrik pada skala kecil atau mikro juga dapat kita saksikan pada kompor masak, dengan menggunakan teknologi thermo-electric generator (TEG). Panas sebagai suatu energi tidak semestinya kita buang percuma tetapi harus dimanfaatkan pada berbagai hal yang bermanfaat. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Urgensi Transisi Energi Berkeadilan

Seorang muslim dari Amerika Serikat (AS) yang juga merupakan aktivis lingkungan, Ibrahim Abdul Matin (2012), dalam bukunya Green Deen : What...