Minggu, 06 Februari 2022

Breeding Domba dengan Penggembalaan Rotasi 

Upaya untuk mencapai swasembada daging khususnya lagi bagi umat Islam untuk penguatan aqidah dengan ibadah qurban dan aqiqah masih banyak terkendala. Kendala utamanya jumlah domba bakalan atau domba bibit yang sulit didapat karena banyaknya betina produktif yang disembelih atau dipotong baik untuk aqiqah maupun konsumsi sehari-hari. Umat Islam penting dan wajib hukumnya  (fardhu kifayah) atau sebagai kewajiban kolektif untuk beternak domba tersebut untuk mencapai tujuan di atas. Jangan sampai umat Islam tidak bisa melakukan ibadah-ibadah tersebut karena terkendala tidak adanya hewan ternak tersebut khususnya domba. Tentu juga tidak elok jika karena enggan beternak domba umat Islam nantinya harus membeli domba dari orang non-muslim, padahal jumlahnya di Indonesia mayoritas dan juga terbesar di dunia.

Ada dua hal setidaknya untuk mengatasi masalah keberlanjutan suplai domba tersebut yakni, pertama dengan perangkat peraturan untuk memberi sangsi tegas dan memberi efek jera bagi siapa saja yang terbukti menyembelih betina produktif, dan yang kedua dengan menngenjot produksi domba bakalan atau domba bibit tersebut sebanyak mungkin sehingga bisa mengimbangi laju domba betina produktif yang dipotong tersebut. Pada poin pertama walaupun sudah ada peraturannya tetapi faktanya sulit dilaksanakan karena pemerintah kurang tegas dan sangsi ringan. Sedangkan pada poin kedua hal tersebut bisa dilakukan oleh siapa saja, sehingga tampaknya poin kedua lebih mudah dilakukan.

Lokasi peternakan domba bisa dilakukan dimana saja baik di desa, lereng gunung, pinggir hutan bahkan di perkotaan. Model-model peternakan tersebut menyesuaikan dengan karakteristik lokasinya terutama terkait sumber pakannya. Sebagai contoh di perkotaan dengan lahan terbatas kandangnya bahkan harus ditingkat dengan sumber pakan terutama dari limbah-limbah industri pangan. Pada industri pangan produk utamanya untuk makanan manusia dan produk samping atau limbahnya untuk pakan ternak seperti pabrik tempe dan tahu, pabrik mie, pabrik biskuit dan sebagainya. Sedangkan di daerah pedesaan dengan lahan luas maka penggembalaan juga sangat mungkin dilakukan. Penggembalaan akan menghemat biaya pakan dan sangat cocok untuk produksi domba bakalan atau breeding. Sedangkan penggembalaan rotasi adalah teknik penggembalaan lebih baik sehingga efisiensi dan performa peternakan tersebut lebih baik. Bahkan pada lahan yang dekat dengan kebun energi selain dengan penggembalaan dengan melimpahnya sumber pakan maka pabrik pakan juga bisa dibuat di lokasi tersebut. Dan pada dasarnya semakin banyak model dengan berbagai variasinya maka akan semakin banyak daerah di Indonesia yang bisa digarap untuk swasembada daging tersebut.

Pada penggembalaan rotasi (rotation grazing) ini area penggembalaan akan dibagi menjadi kamar-kamar (paddock). Dan pada dasarnya semakin banyak paddock akan semakin baik karena padang gembalaan bisa termanfaatkan untuk sumber pakan hewan ternak secara maksimal. Pada umumnya untuk memulainya bisa dengan 5 hingga 10 paddock dengan setiap paddock untuk penggembalaan 3 hingga 7 hari selanjutnya diistirahatkan 25-30 hari. Dari hampir semua praktek penggembalaan rotasi, jumlah 4 paddock adalah jumlah paling minimum apabila hendak memulainya. Bentuk bujur sangkar adalah bentuk terbaik untuk paddock tersebut, sehingga semaksimal mungkin diusahakan mendekati bentuk tersebut. Bentuk paddock kecil memanjang maupun lingkaran kurang baik karena lebih sulit untuk mencapai hasil pemanfaatan rumput yang merata oleh hewan ternak.

 

 

Dengan semakin menggenjot dan memperbanyak sentra-sentra produksinya maka kendala domba bakalan atau domba bibit akan bisa teratasi. Tentu ini butuh waktu dan usaha terus menerus. Lahan-lahan tidur, marginal dan kritis yang jumlahnya jutaan hektar bisa diupayakan menjadi area peternakan tersebut. Motivasi ilahiah untuk memperkuat aqidah dan bagian menegakkan syariat Islam akan terus memotivasi umat Islam beternak domba ini, disamping memenuhi kebutuhan protein sehari-hari berupa daging. Pergeseran kuliner masyarakat dari konsumsi protein daging ayam selanjutnya ke daging bebek dan saat ini daging domba semakin banyak di konsumsi. Industri halal seharusnya juga semakin berkembang dengan pelaku usaha umat Islam itu sendiri.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Memaksimalkan Kecepatan Penyerapan CO2 dari Atmosfer Berbasis Biomasa

Memaksimalkan kecepatan penyerapan CO2 dari atmosfer adalah hal sangat penting mengingat kecepatan penambahan konsentrasi CO2 ke atmosfer ya...