Pellet saat ini diproduksi hingga skala besar dan
penggunanya besar sedangkan briket umumnya diproduksi pada skala lebih kecil
dan penggunanya tidak sebanyak pellet. Baik pellet maupun briket dibuat dari
kayu keras dan kayu lunak. Secara sepintas kita bisa membedakan pellet dan
briket berdasarkan dimensinya. Pellet berukuran lebih kecil dengan diameter
sekitar 10 mm sedangkan briket berukuran lebih besar dengan ukuran sekitar 50
hingga 100 mm dengan panjang biasanya 60 hingga 150 mm dan bahkan lebih besar. Bahan
bakar biomasa semakin mendapat perhatian dan diminati karena ramah lingkungan
(kandungan sulfurnya hampir nol) dan termasuk energi terbarukan. Aplikasi
pellet dan briket biomasa ini untuk bahan bakar rumah tangga hingga
industri.
Kandungan energi adalah suatu poin kristis bagi sejumlah
pemakai. Sebagai contoh tingginya nilai kalor bisa membuat suhu pembakaran yang
lebih tinggi dan berpotensi merusak tungku (furnace). Pellet dan briket yang
digunakan ekport perlu disampling dan di test untuk meyakinkan terhadap
standard yang berlaku. Briket kayu atau
Synthetic Logs atau Uncarbonized Briquette berbeda dengan briket arang, karena bahan baku briket kayu ini
adalah biomasa (biasanya serbuk gergaji) yang tidak diarangkan/karbonisasi atau
secara fisik menyerupai pellet kayu hanya ukurannya lebih besar.
Sebagai bahan bakar yang karbon netral karena berasal dari
biomasa, pellet dan briket adalah bahan bakar alternative untuk pemanas-pemanas
batubara dan boiler yang bisa digunakan untuk berbagai sistem pembakaran modern. Sebagai bahan bakar
baik briket maupun pellet sebanding dengan batubara dalam hal kandungan energi,
dan menawarkan berbagai pengurangan emisi gas NOx dan Sox dan juga kadar abu
yang rendah. Di sejumlah negara di Eropa dan Amerika bahan bakar pellet dan
briket ini semakin popular akhir-akhir ini karena dorongan untuk menngunakan
yang ramah lingkungan dan terbarukan.
good article....
BalasHapus