Sabtu, 03 Mei 2014

Bahan Bakar Alternatif Briket Arang Kayu Untuk Industri Kecil dan Menengah

Tingginya kebutuhan energi dan dilain sisi bahan bakar fossil juga mahal dengan kadang-kadang mengalami kelangkaan mendorong pemakaian bahan bakar alternatif dari biomasa. Limbah biomasa yang pada awalnya mencemari lingkungan pada dasarnya  adalah bahan baku potensial untuk energi terbarukan, ramah lingkungan, hemat biaya dan tidak merusak citarasa makanan, khususnya pada industri makanan.  Dari sisi bahan bakarnya karena berasal dari biomasa maka dikategorikan carbon neutral.

Briket arang dari serbuk gergaji dari kayu-kayu keras yang memiliki nilai kalor diatas 7000 kkal/kg dan kekerasan tinggi adalah arang superior untuk berbagai keperluan. Berikut berbagai aplikasi yang bisa memanfaatkan arang briket serbuk kayu-kayu keras tersebut.


1.       Industri Pengecoran Logam Alumunium
Logam alumunium (Al) memiliki titik lebur hanya sekitar 700 C atau lebih rendah daripada jenis logam lain seperti besi, baja dan sebagainya, sehingga membutuhkan spesifikasi bahan bakar dengan nilai kalor lebih rendah daripada pengecoran logam besi dan baja tersebut. Briket arang dari serbuk kayu keras bisa sebagai bahan bakar untuk pengecoran logam alumunium tersebut.


2.       Industri Peternakan Ayam
Ayam-ayam yang baru menetas sampai berumur 2 minggu (DOC = days old chicken) membutuhkan pemanas ruangan terus menerus dengan suhu terkontrol. Harga LPG yang semakin mahal mendorong banyak peternak beralih menggunakan bahan bakar alternatif  ini. Briket arang dengan waktu nyala yang lama dan suhu yang bisa dikontrol, menjadi alternatif yang menarik. Kontrol dilakukan dengan blower yang dilengkapi instrument pengatur valve input udara sehingga panas yang dimasukkan dalam kandang ayam bisa terkontrol.


3.       Restoran dan Katering
Memasak dalam jumlah banyak dengan durasi yang lama adalah karakteristik pada usaha restoran dan katering.  Briket arang ini sangat cocok untuk pola memasak seperti itu. Rumah tangga yang umumnya memasak jumlah sedikit dan durasi cepat tidak terlalu cocok untuk pemakaian briket arang ini. Panas yang tinggi, waktu nyala yang lama dan tidak merusak citarasa makanan adalah faktor utama keunggulan briket arang ini.  


4.       Warung Sate Kambing & Sate Sapi
Bahwa pemakaian briket arang ini tidak merusak citarasa makanan, akan benar-benar teruji pada warung sate kambing. Hal ini karena kontak langsung antara bahan bakar briket dengan sate kambingnya. Justru karena briket ini menghasilkan panas cukup tinggi posisi sate kambing harus dibuat agak jauh dari briket arang ketika membakarnya supaya tidak gosong (hangus). Sedangkan pada  sate ayam karena sangat cepat matangnya, maka akan cepat hangus, jadi tidak cocok.  



5.       Warung Angkringan
Warung yang identik dengan cafĂ© “tiga ceret” (air putih, jahe dan teh) ini sangat menjamur diberbagai daerah khususnya dipulau Jawa. Berbagai menu lainnya seperti gorengan, sego kucing dan camilan juga umum disajikan di warung ini. Air untuk membuat minuman tersebut harus tetap panas sehingga dibutuhkan sumber panas yang awet dan menyala terus menerus. Pemakaian dengan briket arang ini lebih hemat daripada arang kayu biasa tetapi hanya membutuhkan kompor khusus yang dilengkapi semen tahan api. Pengalaman dengan tungku biasa (bahasa jawa : anglo, dari tanah liat) pecah dengan apabila dengan briket arang ini karena panasnya. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Urgensi Transisi Energi Berkeadilan

Seorang muslim dari Amerika Serikat (AS) yang juga merupakan aktivis lingkungan, Ibrahim Abdul Matin (2012), dalam bukunya Green Deen : What...