Minggu, 11 Mei 2014

Subtitusi LPG Dengan Wood Pellet


Langka dan mahalnya gas LPG di sejumlah tempat sedangkan di sisi lain potensi bahan baku pellet dari limbah kayu dan biomasa lainnya melimpah, adalah merupakan  peluang yang belum banyak dilirik oleh banyak orang. Hampir semua limbah kayu dan biomasa bisa dijadikan pellet bahan bakar dengan nilai kalor yang tinggi. Apabila telah dicetak dalam bentuk pellet, maka penggunaannya menjadi lebih mudah, murah  dan aplikasinya luas. Mengapa saat ini belum banyak yang menggunakan pellet khususnya untuk dalam negeri atau lebih khusus untuk aplikasi rumah tangga? Hal ini karena belum banyak yang memproduksi pellet bahan bakar ini untuk konsumsi rumah tangga, karena umumnya sebagian besar untuk memenuhi kebutuhan eksport. Sedangkan untuk industri dalam negeri sudah cukup banyak yang melakukan konversi bahan bakar ke pellet.



Dengan nilai kalor gas LPG sekitar 11.000 kkal/kg sedangkan wood pellet atau pellet bahan bakar memiliki nilai kalor sekitar 4000 kkal/kg, berarti satu kg LPG setara dengan dengan tiga kg pellet bahan bakar. Gas LPG subsidi saat ini harganya Rp 6000,-/kg, sedangkan pellet bahan bakar harga perkg-nya sekitar seperempatnya atau Rp 1500/kg. Hal ini sehingga akan menghemat sekitar 25% apabila melakukan subtitusi bahan bakar ke jenis bahan bakar ini. Kompor-kompor yang dirancang khusus mudah dan efisien dalam penggunaan akan membuat  penggunaan pellet meningkat pesat untuk rumah tangga. Baik skala rumah tangga maupun industri akan banyak melakukan penghematan apabila melakukan subtitusi tersebut.  Khusus untuk industri yang menggunakan bahan bakar non-subsidi penghematan akan lebih banyak lagi apabila menggunakan pellet bahan bakar ini.
 

Sumber bahan baku untuk produksi wood pellet khusus dari bahan biomasa berkayu seperti limbah kayu sengon, albasia dan sebagainya. Alternatif lainnya yakni dengan membuat kebun energi  atau hutan energi untuk menjamin ketersediaan dan keberlangsungan pasokan bahan baku. Sedangkan untuk pellet bahan bakar maka hampir semua limbah biomasa yakni limbah pertanian dan perkebunan bisa dimanfaatkan seperti tongkol dan batang jagung,  batang singkong, baggase, sekam padi, tandan kosong sawit dan sebagainya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Urgensi Transisi Energi Berkeadilan

Seorang muslim dari Amerika Serikat (AS) yang juga merupakan aktivis lingkungan, Ibrahim Abdul Matin (2012), dalam bukunya Green Deen : What...