Selasa, 10 April 2018

Bambu Sebagai Biomaterial

Imej sebagian orang tentang bambu masih negatif, yakni dibayangkan sebagai pondok bambu yang reot dan identik dengan orang miskin di pedesaan. Padahal bambu adalah tanaman yang memiliki banyak kegunaan dan penggunaannya juga tidak kalah dengan kayu. Konstruksi langit-langit bandara Barajas di Madrid, Spanyol contohnya menggunakan bambu lalu interior mobil Toyota Lexus, dan sepeda sport bambu. Penggunaan bambu untuk pembuatan arang aktif juga banyak dilakukan. Arang aktif (activated carbon) adalah bahan dari arang yang diaktivasi sehingga memiliki luas permukaan (surface area) yang besar, sehingga biasa digunakan untuk filter yang menjerap (adsorbsi) berbagai senyawa kimia tertentu. Seiring waktu pemanfaatan bambu juga semakin luas, dan akan sangat panjang bila diuraikan satu per satu tentang produk-produk yang bisa dihasilkan dari bambu. Permasalahannya perkebunan bambu di Indonesia khususnya juga semakin berkurang sehingga perlu digalakkan termasuk pemanfaatannya terutama dalam era bioeconomy yang sudah di depan mata. 


Berbeda dengan kebun energi yang menggunakan tanaman jenis leguminoceae dan bisa terus dipanen setiap tahun dari trubusannya (SRC : short rotation coppice), perkebunan bambu bisa mulai dipanen ketika minimal berumur 3 tahun dan juga bisa terus menerus dipanen hingga puluhan tahun. Kebun energi mampu menghasilkan produktivitas tinggi dari kayu-kayunya sehingga ekonomis untuk produksi wood pellet, sedangkan bambu tidak ekonomis untuk produksi pellet karena jauh menguntungkan untuk berbagai kebutuhan lainnya. Limbah atau residue pengolahan bambu itu yang bisa digunakan untuk dibuat pellet. Bambu lebih cocok untuk sumber biomaterial yang juga sangat dibutuhkan pada era bioeconomy saat ini. 

Ketika bambu diawetkan dengan treatment tertentu maka daya tahannya lama sehingga bisa berumur hingga puluhan tahun, salah satunya karena tahan rayap. Bangunan-bangunan yang eksotis dan bernuansa alami juga banyak dibuat dari bambu. Ketika kebutuhan akan perumahan semakin tinggi terutama di kota-kota besar, maka bambu juga bisa sebagai solusinya. Dengan teknologi komposit bambu tersebut menjadi kuat, keras dan tahan lama bahkan hingga puluhan tahun sehingga sesuai untuk pembuatan rumah-rumah tersebut. Jangan dibayangkan rumah bambu dengan teknologi komposit tersebut seperti pondok bambu yang reot di pedesaan karena hampir semua tipe rumah dan modelnya juga bisa dibuat dengan bambu komposit tersebut. Selain itu pembuatan rumah dengan bambu komposit cepat juga ramah lingkungan. Dan untuk lebih detail untuk pemanfaatan bambu bisa dibaca di sini.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Memaksimalkan Kecepatan Penyerapan CO2 dari Atmosfer Berbasis Biomasa

Memaksimalkan kecepatan penyerapan CO2 dari atmosfer adalah hal sangat penting mengingat kecepatan penambahan konsentrasi CO2 ke atmosfer ya...