Senin, 21 Mei 2018

Solar PV atau Biomass To Energy?

Indonesia adalah negara tropis dengan curah hujan tinggi, sehingga walaupun sinar matahari bersinar sepanjang tahun, tetapi banyak mendung dan juga hujan. Hal tersebut menjadi pertimbangan penting untuk prioritas dan pilihan energi terbarukan yang akan dikembangkan. Berdasarkan kondisi tersebut maka pilihan pengembangan biomass to energy atau bioenergy lebih cocok untuk kondisi Indonesia, daripada solar PV. Ketersediaan sinar matahari dan curah hujan tinggi membuat berbagai tanaman bisa tumbuh dengan baik dan optimal. Sedangkan apabila dengan solar PV maka ketika terjadi mendung dan hujan maka intensitasnya juga turun secara drastis. Sebuah analisis mengatakan apabila terjadi mendung maka intensitas solar PV turun menjadi 20% sehingga untuk menjaga stabilitas pasokan listriknya dibutuhkan 5 unit solar PV. Tentu saja menjadi sangat mahal apalagi investasi untuk solar PV khususnya pada batterai juga masih mahal untuk kondisi hari ini. Solar PV cocok untuk kondisi dengan pancaran sinar matahari terik dengan intensitas relatif stabil dan curah hujan minimum, sehingga sesuai untuk daerah kering bergurun pasir seperti jazirah Arab atau wilayah-wilayah Afrika. 

Praktisnya pengembangan kebun energi dengan hasil kayunya untuk produksi wood pellet adalah salah satu upaya konkrit biomass to energy tersebut. Dengan kebun energi tersebut sinar matahari ditangkap oleh tumbuhan untuk photosintesis sehingga memproduksi biomasa khususnya kayu untuk energi. Puluhan juta hektar lahan tersedia di Indonesia yang bisa digunakan untuk kebun energi tersebut. Selain sebagai sumber energi, kebun-kebun energi tersebut juga memperbaiki ekosistem. Integrasi dengan peternakan domba juga akan mengoptimalkan kebun energi tersebut karena daun-daun yang kaya protein dari jenis pohon leguminoceae kebun energi akan terkonversi menjadi daging dengan peternakan tersebut. Kotoran ternak tersebut juga bisa sebagai pupuk pada kebun energi tersebut. Apalagi keuntungan kebun energi tersebut juga tidak kalah dari perkebunan sawit, untuk lebih detail bisa dibaca disini atau bisa juga pemilik perkebunan sawit mulai diversifikasi perkebunannya dengan kebun energi, untuk lebih detail bisa dibaca disini

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Urgensi Transisi Energi Berkeadilan

Seorang muslim dari Amerika Serikat (AS) yang juga merupakan aktivis lingkungan, Ibrahim Abdul Matin (2012), dalam bukunya Green Deen : What...