Produksi pakan ternak dunia saat ini diperkirakan mencapai 1 milyar ton per
tahun. Sebagai mata rantai pemenuhan kebutuhan pangan manusia khususnya daging,
maka produksi pakan ternak sangat penting dan strategis. Negara-negara besar
produsen pakan ternak dunia yakni China dengan porsi mencapai 19,6% disusul
sejumlah negara yakni Amerika dengan 17,4%, Brazil 6,8% lalu negara-negara
seperti Mexico, Spanyol, India, Russia, Jepang dan Jerman juga merupakan
produsen-produsen besar pakan ternak. sisanya oleh negara-negara seluruh dunia.
Atau dengan gabungan China, Amerika Serikat, Eropa dan Brazil mengambil porsi
lebih dari 60% produksi pakan ternak dunia dengan hampir separuh produksi pakan
adalah pakan unggas. Diperkirakan ada lebih dari 8.550 pabrik pakan di China dengan
produksi 179 juta ton, 6.012 pabrik pakan di Amerika dengan produksi 173 juta
ton, 1.556 pabrik pakan di Brazil dengan produksi 68 juta ton. Dengan perkiraan
populasi manusia pada tahun 2050 mencapai 9,6 milyar maka diperkirakan kebutuhan
pakan menjadi sangat besar.
Daging adalah sumber protein penting bagi manusia. Tetapi bagi muslim
mengkonsumsi daging tidak hanya tergantung pada kadar protein daging tersebut,
tetapi jenis hewan ternak, penyembelihan, dan pengolahannya hingga siap
dikonsumsi harus sesuai syariat Islam. Binatang ternak yang diharamkan tidak
boleh diternakkan apalagi dikonsumsi karena hukumnya haram bagi muslim.
Berdasarkan produksi pakan ternak suatu negara juga bisa diketahui jenis
binatang ternak dan daging apa yang mereka konsumsi. Sebagai contoh Belanda
dengan sekitar 75 pabrik pakan produksi pakan ternak mencapai 12,2 juta ton per
tahun, distribusinya 5 juta ton pakan babi, 3,7 juta ton sapi potong dan sapi
perah, 3,1 juta ton unggas dan 0,4 juta ton ternak lainnya. Sedangkan Turki
tercatat produksi pakan ternak mencapai 10,5 juta ton dengan komposisi 4,2 juta
ton pakan sapi perah dan sapi potong, 4,6 juta ton unggas, dan ternak lainnya
1,5 juta ton. Sedangkan secara global komposisinya sebagai berikut produksi
pakan unggas diperingkat pertama dengan porsi 45% disusul urutan kedua pakan babi
11%, ketiga ruminansia 10% dan sisanya lain-lain seperti pakan ikan, binatang
peliharaan dan kuda. Indonesia dengan penduduk mayoritas Islam juga sudah
seharusnya memprioritaskan untuk mengembangkan industry pakan ternak
berbasis industri halal sehingga sehingga sejalan dengan syariat Islam. Masalah
kehalalan adalah masalah penting dan mendasar bagi muslim untuk urusan
pangan.
Sumber pakan khususnya ketersediaannya adalah hal vital untuk produksi pakan
ternak. Sejumlah negara bahkan harus mengimport berbagai bahan baku untuk pakan
ternak tersebut. Bahkan di Eropa dan Amerika sisa makanan juga digunakan untuk
sumber bahan baku pakan ternak yang jumlahnya diperkirakan mencapai 60% di
Eropa dan 50% di Amerika Serikat. Walaupun produksi pakan ternak dunia mencapai
sekitar 1 milyar ton setiap tahun tetapi pada dasarnya produsen pakan besar
dunia yang mendominasi produksi tidak banyak. Saat ini diperkirakan ada sekitar
31 ribu pabrik pakan seluruh dunia, dengan distribusi seribu di Afrika, 13 ribu
di Asia, 5 ribu di Eropa, 3 ribu di Amerika latin, 6 ribu di Amerika utara dan
288 di Timur Tengah. Charoen Pokphand (CP) perusahaan yang berbasis di Thailand
adalah termasuk 10 besar pabrik pakan dunia dengan produksi sekitar 27 juta
ton/tahun. Selanjutnya perusahaan berbasis di China New Hope dengan produksi 20
juta ton/tahun, selanjutnya perusahaan Amerika Cargill menempati urutan ketiga
dengan 19,2 juta ton, disusul perusahaan Amerika lagi yakni Purina Animal
Nutrition dengan 12 juta ton. Perusahaan-perusahaan besar lainnya, BRF (Brazil)
11 juta ton/tahun, Tyson Foods (USA) 10,3 juta ton/tahun, COFCO (China) 8,3
juta ton/tahun, Ja Zen-Noh (Japan) 7,5 juta ton/tahun, Shaungbaotai Group
(China) 6,6 juta ton/tahun, dan Wen’s Food group (China) 6,5 juta ton/tahun.
Era bioeconomy yang semakin dekat dan terlihat semakin mendorong
penggunaan
material terbarukan untuk berbagai aktivitas manusia seperti energi,
kemasan,
pakaian dan sebagainya. Tuntutan untuk keberlanjutan (sustainibility)
menjadi
kewajiban untuk berbagai industri pada era ini, termasuk industri pakan
ternak.
Sejumlah lokasi di Indonesia telah membuat dan mencanangkan kebun energi
untuk
menyongsong dan sejalan dengan era bioeconomy tersebut. Kebun energi
atau kebun
biomasa dengan fokus utama pemanfaatan kayu, tetapi belum memanfaatkan
potensi
daun, sebagai produk samping kebun tersebut. Gliricidia adalah species
tanaman
yang banyak digunakan karena merupakan tanaman rotasi cepat dan trubusan
sehingga selain waktu panen cepat juga tidak perlu menanam kembali
(replanting)
sampai waktu tertentu. Daun gliricidia memiliki nutrisi tinggi, tidak
kalah
kandungan proteinnya dengan bungkil sawit, bungkil kacang hijau dan
sebagainya,
sehingga potensial untuk produksi pakan ternak, khususnya pellet pakan.
Sejumlah penelitian menyebutkan penggunaan daun gliricidia sebagai pakan
ternak adalah untuk ruminansia atau ikan, tetapi tidak sesuai untuk
jenis unggas.
Ketersediaan pakan aman, berkualitas dan harga terjangkau akan mendorong
usaha peternakan yang intensif. Saat ini masih banyak kita temui sejumlah hewan
ternak yang diberi pakan berupa sampah kota di lokasi-lokasi pembuangan sampah
yang tentu saja hasil daging yang dihasilkan tidak layak untuk konsumsi
manusia. Pabrik pakan tersebut juga secara tidak langsung juga mendorong
peningkatan kualitas pangan dari daging, dan susu yang dihasilkan dari usaha
peternakan. Puluhan ribu bahkan ratusan ribu hektar kebun gliricidia yang
dibuat akan menghasilkan limbah daun berlimpah yang bisa digunakan untuk bahan
baku pellet pakan tersebut. Tipikal kapasitas pabrik pakan juga sebanding
dengan kapasitas peternakan atau konsumennya dan juga ketersediaan bahan baku,
sebagai contoh di Turki sekitar 60% pabrik pakan dengan kapasitas kurang dari
10 ton/jam, sekitar 25% kapasitas 11-20 ton/jam dan sisanya dengan kapasitas
lebih dari 20 ton/jam. Pada akhirnya diharapkan dengan majunya peternakan maka
semakin mudah dan terjangkau mendapatkan daging halal, meningkat kualitas
pangan dan bisa dikurangi bahkan dihilangkan peredaran daging haram di
pasaran.