Selasa, 21 Desember 2021

Produksi Papan Tiruan*, Peternakan Ruminansia dan Industri Pakan Ternak dari Kebun Biomasa

Papan tiruan seperti papan laminasi, papan partikel, papan serat dan papan semen bisa dibuat dari kayu kebun biomasa. Selain kayu tersebut berukuran kecil, juga kualitasnya rendah yang saat ini belum memiliki nilai pemanfaatan yang memadai. Hutan atau kebun tanaman biomasa bisa digunakan untuk bahan baku papn tiruan tersebut. Dengan tanaman rotasi cepat dengan trubusan (short rotation coppice) dan jenis tanaman tumbuh cepat (fast growing species) seperti kaliandra dan gamal / gliricidia sangat potensial sebagai bahan baku papan tiruan tersebut. Produksi papan tiruan ini juga menggunakan jenis bahan baku yang sama dengan wood pellet yakni limbah-limbah kayu atau kayu-kayu seharga kayu limbah. Kayu produksi dari kebun biomasa ini masuk kelompok yang kedua yakni kayu-kayu seharga kayu limbah. Bahkan dilain sisi industri pengolahan kayu besar yang menghasilkan banyak limbah kayu tidak sedikit yang mengolah limbahnya tersebut untuk produksi wood pellet dan papan tiruan tersebut. 

Tetapi akan lebih baik apabila produksi sumber bahan baku untuk papan tiruan tersebut berasal dari hutan atau kebun tanaman biomasa sehingga tidak hanya kayu bahan baku untuk papan tiruan tersebut tetapi juga daun dan bunganya juga dimanfaatkan. Daun tersebut selanjutnya bisa sebagai pakan ternak ruminasia dan bahkan produksi pakan ternak tersebut sebagai industri tersendiri. Sedangkan bunga dari kebun tersebut bisa digunakan untuk peternakan lebah madu. Pada usaha peternakan khususnya ruminansia, pakan merupakan komponen biaya tertinggi  yang diperkirakan mencapai 80% lebih. Hutan atau kebun tanaman biomasa tersebut yang luasnya mencapai ribuan hektar dan mampu sebagai sumber pakan utama peternakan ruminansia besar. Bahkan apabila terjadi surplus yang besar maka industri pakan ternak juga perlu dibuat berdiri sendiri.

Pakan ternak dalam bentuk hay dan pellet cocok untuk penggunaan jarak jauh karena biaya transportasi akan murah. Pada dasarnya juga seluruh bagian dari pohon tersebut bisa dimanfaatkan sehingga memberikan keuntungan yang optimal. Untuk menjaga keberlanjutan hutan atau kebun tanaman biomasa tersebut maka juga perlu pengelolaan yang baik sehingga bahkan perfoma produktivitas hutan atau kebun biomasa tersebut bisa terjaga. Seiring dengan jumlah penduduk yang semakin meningkat maka kebutuhan untuk perumahan maupun sarana kehidupan lain juga meningkat demikian juga pangan. Hutan atau kebun tanaman biomasa tersebut bisa membantu mengatasi kedua masalah tersebut. 

*Papan tiruan yang dimaksud adalah papan laminasi, papan partikel, papan serat dan papan semen. Sedangkan kayu lapis (plywood) tidak termasuk di dalamnya, walaupun plywood termasuk pula jenis papan tiruan. Produksi plywood dari lembaran veener yang berasal dari kayu diameter besar, tidak seperti kebun biomasa ini.

Minggu, 19 Desember 2021

Briquette Untuk Industri Tekstil 

Seiring tuntutan untuk menjadi industri yang ramah lingkungan memasuki era dekarbonisasi ini maka sejumlah industri mulai beralih menggunakan energi terbarukan pada proses produksinya dan tidak terkecuali pabrik atau industri tekstil. Tentang urgensi boiler biomasa bisa dibaca disini. Sejumlah boiler digunakan pada industri tekstil tersebut dengan jenis boiler yang menggunakan tungku statis (static grate) dan dinamis (moving grate).  Ditinjau dari sisi operasional tungku yang dinamis (moving grate) lebih mudah dan efisien karena proses pembakaran bisa lebih sempurna. Selain spesifikasi bahan bakar pada umumnya seperti nilai kalor, kadar air, kadar abu dan sebagainya, ukuran dan bentuk bahan bakar juga menjadi faktor penting pada efisiensi pembakaran tersebut. Wood pellet dengan ukuran diameter pada umumnya 6 mm dan 8 mm serta cangkang sawit dengan ukuran sekitar 1 cm sampai 5 cm kadang kurang pas untuk jenis boiler tersebut. Untuk kondisi tersebut briquette bisa sebagai solusinya. Ukuran briquette selain lebih besar juga lebih beragam termasuk juga teknologi pembriketan yang digunakan, untuk lebih detail pada teknologi pembriketan bisa baca disini.

Limbah biomasa baik industri pengolahan kayu maupun limbah pertanian seperti sekam padi bisa digunakan untuk bahan baku briket tersebut. Bentuk briquette seperti kepingan (puck) atau silinder maupun oktagonal pendek-pendek bisa sebagai solusi untuk boiler jenis tertentu. Saat ini masih banyak limbah-limbah kayu tersebut yang belum dimanfaatkan bahkan sampai mencemari perairan seperti sungai yang bisa dimanfaatkan untuk produksi briket tersebut, lebih detail bisa dibaca disini. Sedangkan padi sebagai sumber makanan pokok penduduk Indonesia juga menghasilkan limbah berupa sekam padi yang banyak. Produksi padi Indonesia tahun 2008 diperkirakan mencapai 59,9 juta ton gabah kering giling (GKG) dengan komposisi sekam 25% berarti potensi sekam mencapai 15 juta ton/tahun. Walaupun jumlahnya berlimpah tetapi umumnya pemanfaatannya masih belum optimal, hal itu karena sekam padi memiliki bulk density rendah dan nilai kalornya relatif kecil karena tingginya kandungan abu. Memang dengan teknologi pemadatan biomasa seperti pembriketan ini limbah biomasa tersebut menjadi mudah dimanfaatkan, hemat untuk transportasi jarak jauh dan mengatasi masalah pencemaran lingkungan. 

Sedangkan di Indonesia hampir semua briket yang diproduksi adalah tipe screw extrude yang sebenarnya tidak terlalu cocok untuk solusi boiler tersebut. Hal tersebut karena tipe briket ini selain bentuknya panjang dan juga perlu energi atau daya listrik yang besar untuk proses produksinya. Memotongnya menjadi ukuran kecil-kecil akan menjadi tambahan pekerjaan tersendiri. Sedangkan pada tipe mechanical press untuk mendapatkan potongan-potongan kecil hingga bentuk kepingan (puck) mudah dilakukan dan juga dengan kebutuhan daya listrik lebih kecil. Sebagai perbandingan pada briket tipe screw extrude untuk menghasilkan 1 ton briket dibutuhkan listrik sekitar 100 kW sedangkan pada mechanical press untuk menghasilkan 1 ton briket dibutuhkan listrik hanya 50 kW atau setengahnya. Selain itu apabila menggunakan bahan baku abrasif seperti sekam padi yang memiliki kandungan silika tinggi untuk mesin briket tipe screw extrude hanya akan berumur pendek, sedangkan mechanical press jauh lebih panjang umur pakainya.

Selasa, 23 November 2021

Urgensi Produksi Hay

Kalau di negara empat musim pada musim dingin tanaman pertumbuhannya sangat lambat bahkan berhenti tumbuh sehingga hay digunakan sebagai tambahannya, sedangkan di Indonesia pada musim kemarau rerumputan juga hijauan terbatas sehingga untuk mempertahankan performa peternakan seharusnya pakan tambahan seperti hay ini digunakan. Dengan dibuat hay, pakan ternak menjadi tahan lama sehingga bisa untuk sumber pakan ketika pasokan berkurang. Dengan kondisi kering dan dipadatkan maka hay menjadi mudah disimpan dan penggunaannya. Pada peternakan yang berorientasi pada perkembangbiakkan (breeding) kualitas pakan biasanya tidak sebagus pada peternakan yang berorientasi pada penggemukan (fattening). Durasi breeding yang lebih lama daripada fattening adalah salah satu pertimbangan tersebut, karena pakan menjadi komponen biaya tertinggi pada usaha peternakan.

Karena berbagai faktor seperti karena kondisi geografi dan tenaga kerja, sejumlah negara bahkan harus mengimport pakan ternak khususnya hay tersebut. Amerika Serikat misalnya mengeksport tidak kurang 700.000 ton hay setiap tahunnya ke Jepang, Taiwan dan Korea. Daun leguminoceae seperti indigofera, kaliandra dan gliricidia / gamal adalah sumber pakan ternak ruminansia sangat potensial untuk produksi hay tersebut. Selain bisa ditanam khusus untuk produksi hay tersebut leguminoceae tersebut juga bisa sebagai tanaman kebun energi atau kebun biomasa. Integrasi kebun energi atau kebun biomasa tersebut dengan usaha peternakan khususnya produksi pakan ternak dalam bentuk produk hay adalah kombinasi yang sangat menarik.  

Selain untuk pasar export, pasar dalam negeri atau lokal juga tidak kalah menarik. Daerah-daerah dengan tanah yang luas bisa sebagai sentra-sentra produksi hay tersebut selanjutnya didistribusikan ke sejumlah sentra peternakan ruminansia. Hay dengan kondisi kering dan dipadatkan (densified) sehingga mudah didistribusikan bahkan dalam jarak jauh sekalipun. Hal ini berbeda dengan silase yang kondisinya basah sehingga tidak bisa dipadatkan seperti hay tersebut. Dengan terpenuhinya pakan maka performa usaha peternakan ruminansia bisa terjaga. Pada kebun energi atau kebun biomasa, kayu bisa diolah menjadi produk energi seperti wood chip, wood pellet, wood briquette maupun sawdust charcoal briquette, atau pun produk non-energi seperti particle board. Itu berarti seluruh bagian pohon tersebut bisa dimanfaatkan.  

Selasa, 16 November 2021

Membangun Pabrik Wood Pellet Kapasitas Besar, 5rb ton/bulan Up

Pabrik wood pellet kapasitas besar memiliki resiko lebih besar daripada pabrik wood pellet kapasitas kecil. Pada pabrik tersebut target produksi menjadi tolok ukur penting disamping kualitas wood pelletnya tentu saja. Konsekuensinya adalah penggunaan mesin produksi yang handal sehingga target produksi tersebut bisa tercapai. Sedangkan pada pabrik wood pellet kapasitas kecil biasanya dengan produksi kecil, dengan jam kerja pendek kualitas mesin produksi tidak sebaik untuk kapasitas besar tersebut, sehingga investasi untuk pembelian mesin juga lebih murah. Kemampuan untuk bekerja secara kontinyu dengan jam kerja panjang, downtime minimum, serta output dan kualitas produk yang senantiasa stabil. Mesin-mesin produksi dengan performa tinggi tersebut biasanya telah memiliki jam terbang tinggi sehingga bisa diandalkan. Walaupun dengan harga alat lebih mahal tetapi tetap menjadi pilihan karena tujuan tercapai yakni kualitas dan kuantitas produk wood pellet sesuai rencana. 

 

Pada umumnya suatu pembuat peralatan atau mesin produksi dan khususnya wood pellet tidak membuat dari A-Z atau seluruh peralatannya (complete line). Pada umumnya mereka spesialis di satu atau beberapa peralatan saja, terutama pada pelletiser karena merupakan jantung dari produksi wood pellet tersebut. Sedangkan peralatan lainnya dibuat oleh perusahaan lain. Ketika perusahaan pembuat peralatan atau mesin produksi tersebut menawarkan unit complete line untuk produksi wood pellet, mereka berarti telah menambahkan sejumlah peralatan pendukung dari beberapa vendor jaringan mereka. Lantas apakah bisa seandainya ingin membuat sendiri pabrik wood pellet sesuai keinginan sendiri atau melakukan kustomisasi sehingga peralatan-peralatan dari sejumlah vendor tersebut dirakit (assembling) sendiri sehingga complete line produksi wood pellet ? Tentu saja bisa, tetapi membutuhkan sejumlah keahlian tersendiri atau ibarat membuat mobil sendiri dengan peralatan atau komponen dari banyak vendor. Sebagai contoh merangkai atau merakit sejumlah mesin tersebut dan walaupun dari produsen mesin terkenal bisa jadi tidak memberikan performa optimal karena tidak mengetahui karakteristiknya termasuk kompatibilitasnya.

Walaupun pada dasarnya untuk mendapatkan level performa terbaik dengan tingkat efisiensi yang tinggi tetapi mencari kombinasi terbaik. Faktor harga juga menjadi variabel lainnya untuk mendapatkan kombinasi terbaik tersebut. Penyedia atau penjual mesin berpengalaman bisa menyediakan sesuai keinginan pembeli terutama dengan budget yang terbatas tetapi menginginkan performa prima. Semakin tinggi jam terbang atau pengalaman penyedia mesin tersebut biasanya semakin baik dalam memberikan penawarannya karena sudah mengetahui karakteristik masing-masing peralatan tersebut. Instalasi, commissioning, training hingga after sales service menjadi pertimbangan selanjutnya. Pada industri wood pellet besar kustomisasi peralatan dari berbagai vendor pembuat peralatan produksi hingga aspek safety adalah hal yang biasa dilakukan. Apalagi pemilihan peralatan tersebut juga berdasarkan pengalaman pabrik-pabrik wood pellet yang sudah beroperasi. Kustomisasi memang sesuatu yang unik yang banyak dipengaruhi oleh pengalaman sebelumnya.

Pengalaman sebelumnya dengan produsen penyedia alat tertentu menjadi pengalaman penting untuk mengetahui performa atau karakteristik suatu peralatan. Tentu sangat sulit mengetahui semua karakteristik peralatan yang tersedia di pasaran karena begitu banyaknya produsen penyedia alat,  lokasi penyedia peralatan tersebut dan kemampuan menghandle suatu proyek wood pellet. Selain faktor teknis faktor hubungan manusia juga turut berperan dalam hal tersebut terutama success story proyek sebelumnya. Upgrading peralatan biasanya sebagai pintu masuk untuk kerjasama dengan vendor lain apalagi vendor sebelumnya tidak memiliki kapabilitas tersebut misalnya untuk meningkatkan efisiensi dan fleksibilitas bahan baku belt dryer untuk menggantikan rotary dryer karena kemampuan pengeringan lebih baik, ataupun hammer mill tertentu yang juga memiliki kemampuan tertentu dan sebagainya. Apalagi jika sudah memiliki pengalaman panjang dengan mereka sebelumnya.

Memaksimalkan Kecepatan Penyerapan CO2 dari Atmosfer Berbasis Biomasa

Memaksimalkan kecepatan penyerapan CO2 dari atmosfer adalah hal sangat penting mengingat kecepatan penambahan konsentrasi CO2 ke atmosfer ya...