Tingginya konsumsi bahan bakar
fossil sebagai tumpuan aktivitas ekonomi saat ini telah menimbulkan dampak
buruk bagi lingkungan berupa terjadinya masalah perubahan iklim dan lingkungan.
Akumulasi konsentrasi karbon dioksida di atmosfer yang telah melampaui ambang
batas perlu untuk segera dikurangi menuju batas yang aman. Beberapa hal yang
bisa dilakukan antara lain : meningkatkan efisiensi energi berbagai peralatan
dan mesin saat ini yang masih menggunakan bahan bakar fossil, menggunakan bahan
bakar atau sumber energi terbarukan dan menyerap gas karbondioksida di
atmosfer. Bila kita tinjau berdasarkan neraca karbon yang diemisikan maka
menggunakan bahan bakar terbarukan atau subtitusi bahan bakar fossil dengan
energi terbarukan merupakan carbon neutral, sedangkan penyerapan gas karbon
dioksida di atmosfer merupakan carbon negative.
Ekonomi rendah karbon sebagai
solusi perubahan iklim dan lingkungan adalah bagaimana sektor ekonomi didorong
pada kondisi carbon neutral bahkan carbon negative. Energi biomasa adalah salah
satu solusi untuk mewujudkan ekonomi rendah karbon tersebut. Ketersediaan bahan
baku biomasa di Indonesia khususnya, sangat berlimpah dan baru sebagian kecil
saja yakni kurang dari 5% yang dimanfaatkan sebagai sumber energi. Skenario
pemanfaatan yang optimal dari biomasa menjadi bentuk energi yang ramah
lingkungan adalah pertanyaan berikutnya ketika telah menjatuhkan pilihan untuk
menggunakan sebagai sumber energi.
Teknologi pemadatan biomasa (biomass densification technology)
menjadikannya produk pellet dan briket akan membuat biomasa tersebut efisien
untuk ditransport dan sebagai sumber energi. Biomasa yang pada awalnya memiliki
volume yang besar menjadi mampat dan volumenya mengecil ketika dipadatkan
dengan teknologi tersebut. Teknologi ini sebenarnya telah dikenal lama dan juga
telah banyak digunakan di berbagai tempat sedangkan kondisi kontemporer tentang
perubahan iklim dan lingkungan ini membuatnya semakin menjadi perhatian dan
memiliki peluang besar untuk dikembangkan lagi saat ini. Pellet memiliki dimensi lebih kecil yakni
dengan ukuran diameter kurang dari 2,5 cm sedangkan briket memiliki ukuran
diameter lebih besar yakni lebih dari 2,5 cm. Sebagai sumber energi pellet dan briket umumnya
digunakan sebagai bahan bakar dari rumah tangga, industri kecil menengah bahkan
hingga industri besar dan pembangkit-pembangkit listrik. Untuk meningkatkan
kulitas bahan bakar biomasa pellet dan briket, teknologi torrefaksi (torrefaction) mulai digunakan, yakni
torrefaksi lalu diikuti densifikasi.