Senin, 24 Februari 2014

Asal-Muasal Wood Pellet

Sejarah pembuatan pellet kayu (wood pellet) bermula dari krisis energi yakni minyak bumi pada tahun 1970-an. Teknologi pembuatan pellet kayu itu sendiri diadopsi dari teknologi pellet pakan ternak/ikan yang sudah lebih dahulu banyak diaplikasikan. Seiring perkembangan berbagai modernisasi teknologi dilakukan sejalan dengan karakteristik bahan bakunya, spesifikasi produk sesuai tuntutan kebutuhan pasar ataupun standar internaional, efisiensi produksi  dan kapasitas pabrik untuk memenuhi kebutuhan pasar.  Upaya membuat energi alternatif dari sumber yang bisa diperbaharui dengan sejumlah peningkatan kualitas bahan baku menjadi solusi pada masa itu. Setelah krisis minyak tahun 1970-an berakhir produksi wood pellet mengalami penurunan. Tetapi ketika masalah pemanasan global, perubahan iklim dan upaya meningkatkan nilai tambah biomasa berkayu serta menipisnya cadangan bahan bakar fossil wood pellet dimulai tahun 1990an akhirnya wood pellet kembali mendapat perhatian besar.  

Biomasa khususnya kayu dikatakan menjadi sumber energi alternative yang bisa diperbaharui hanya jika produksinya dilakukan secara berkelanjutan. Pembuatan kebun atau hutan tanaman energi adalah upaya untuk produksi sumber biomasa yang berkelanjutan tersebut selain pemanfaatan limbah-limbah kayu dari berbagai industri perkayuan yang apabila dirunut juga harus dari sumber yang legal. Serbuk gergaji khususnya adalah bahan baku terbaik untuk produksi wood pellet ini, tetapi karena ketersediaanya biasanya tidak besar ditambah lagi apabila dikumpulkan dari sejumlah limbah penggergajian kayu misalnya  dan sangat banyak peminatnya sehingga perlu dicermati benar-benar apabila akan digunakan untuk produksi wood pellet.

Batang kayu adalah bagian dari tanaman atau pohon paling baik untuk menghasilkan wood pellet. Apabila wood pellet kualitas premium (A1 Class Pellet) hendak diproduksi maka proses pengelupasan kulit (debarking) juga harus dilakukan untuk meminimalisir kadar abu-nya. Sedangkan bagian-bagian pohon atau tanaman yang lain memiliki kadar abu lebih tinggi sehingga tidak bisa digunakan untuk produksi wood pellet kualitas premium. Wood pellet kualitas terbaik ini memiliki kadar abu terendah dan nilai kalor tertinggi serta umumnya hanya digunakan untuk kebutuhan rumah tangga yakni pemanas ruangan di sejumlah negara-negara Eropa, US dan Kanada.  Sedangkan wood pellet dengan kualitas lebih rendah dari itu penggunaannya di industri.

Log wood for premium wood pellet feedstock after debarking

Berbeda dengan negara-negara Eropa dan US yang umumnya menggunakan wood pellet untuk konsumsi rumah tangga  sebagai pemanas ruangan, di Asia wood pellet umumnya digunakansebagai bahan bakar industri ataupun pembangkit listrik. Perbedaan pola konsumsi tersebut disebabkan antara lain kondisi iklim sebagai akibat lokasi geografisnya dan kesadaran terhadap dampak lingkungan. Berbagai keunggulan wood pellet untuk aplikasi industry maupun rumah tangga dan berbagai faktor pendorong tentang masalah lingkungan, perubahan iklim, pemanasan global dan ekonomi menjadikan permintaan komoditas ini semakin massif.  

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Urgensi Transisi Energi Berkeadilan

Seorang muslim dari Amerika Serikat (AS) yang juga merupakan aktivis lingkungan, Ibrahim Abdul Matin (2012), dalam bukunya Green Deen : What...