Pellet fuel atau pellet bahan bakar adalah bentuk modern
biomasa yang dipadatkan sebagai salah satu sumber energi terbarukan yang
potensial dikembangkan di Indonesia, yang terdiri dari wood pellet dan biomass pellet. Wood pellet berasal dari kayu dan biomass pellet berasal dari biomasa
lainnya seperti limbah-limbah pertanian dan perkebunan semisal tandan kosong
kelapa sawit. Pellet fuel yang diproduksi bisa memiliki variasi kualitas yang
besar karena faktor bahan baku dan teknologi produksinya. Teknologi pemnfaatan
pellet fuel secara thermal untuk produksi energi yakni pembakaran dan
gasifikasi telah banyak diaplikasikan
Produksi energi dari pellet fuel ini berupa panas dan
listrik. Pembakaran pellet fuel secara normal adalah mudah dan kebutuhan untuk
inspeksi serta menjaga nyala api dari burner atau boiler umumnya kecil karena
pengumpanan pellet yang umumnya dilakukan secara otomatis. Tetapi problem
pembakaran dapat muncul misalnya jumlah abu bertambah banyak yang menyebabkan
sistem pembakaran terjadi slag dan efisiensinya menurun. Problem tersebut
sering disebabkan oleh rendahnya kualitas pellet atau pilihan teknologi
pembakaran yang salah atau setting sistemnya yang tidak pas.
Nilai kalor, kadar abu, kimia abu, kadar air, dimensi pellet
dan kepadatan adalah beberapa parameter penting dari pellet fuel. Pilihan
pellet fuel akan menentukan teknologi pembakarannya. Saat ini telah tersedia
alat untuk membakar pellet fuel dari skala rumah tangga yakni kompor pellet
(pellet stove), skala medium hingga untuk produksi panas dan listrik skala besar hingga mencapai puluhan megawatt (MW). Alat-alat atau sistem tersebut umumnya
dilengkapi katup-katup pengaturan udara baik primer atau sekunder bahkan
tersier untuk optimalisasi proses pembakaran yang dilakukan. Setting operasi
yang benar membuat sistem bisa bekerja optimal sesuai spesifikasinya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar