Rabu, 04 Februari 2015

Memilih Rotary Dryer Untuk Pengeringan Serbuk Kayu Pada Pabrik Wood Pellet dan Wood Briquette


Pada proses berbagai pengeringan material di industri, jenis pengering tipe rotary dryer atau drum dryer banyak digunakan. Keunggulan pengering jenis ini adalah mampu bekerja secara kontinyu sehingga mampu menghandle material dalam kapasitas cukup besar dan operasionalnya mudah. Sedangkan pada pabrik wood pellet dan wood briquette hampir semua menggunakan pengering jenis ini. Pengering jenis ini memanfaatkan udara panas dari sumber panas untuk proses pengeringannya.



Untuk mencapai tujuan pengeringan yang dikehendaki, maka proses pengeringan di dalam alat harus berjalan efektif. Luas permukaan kontak antara material yang dikeringkan dengan udara panas harus sebesar mungkin. Untuk maksud itu rotary dryer atau drum dryer dilengkapi sirip-sirip (flight) yang membantu memaksimalkan luas kontak antara partikel serbuk kayu dengan udara panas.  Lamanya waktu kontak  serbuk kayu dengan udara panas dan besarnya luas kontak antara keduanya adalah variabel yang diatur untuk mencapai tingkat kekeringan material yang dikehendaki.
Counter-current drum dryer
Co-current drum dryer
Pada banyak penggunaan rotary dryer menggunakan pola aliran lawan arah (counter-current) pada proses pengeringannya, karena hal itu membuat proses pengeringan berjalan secara bertahap. Tetapi khusus pada serbuk kayu penggunaan pola aliran tersebut tidak bisa dilakukan, karena serbuk kayu adalah material yang mudah terbakar. Untuk itu pengeringan serbuk kayu menggunakan jenis aliran searah (co-current). Serbuk kayu basah bertemu langsung dengan udara panas tidak membahayakan atau aman dilakukan yang terjadi pada aliran searah (co-current) sedangkan serbuk kayu kering bertemu udara panas dengan resiko kebakaran sangat tinggi pada aliran lawan arah (counter-current).  

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Urgensi Transisi Energi Berkeadilan

Seorang muslim dari Amerika Serikat (AS) yang juga merupakan aktivis lingkungan, Ibrahim Abdul Matin (2012), dalam bukunya Green Deen : What...