Jatuhnya harga karet ternyata diikuti juga oleh pembiaran hingga penebangan kebun-kebun tersebut. Kebun-kebun karet tersebut menjadi rusak bahkan gundul dan tidak memberi manfaat bahkan cenderung berpotensi bencana. Petani maupun pengusaha karet tentu ingin memulihkan bahkan kalau bisa lebih baik tentang kondisi pendapatan mereka yang sebelumnya menggantungkan dari karet tersebut. Hal tersebut sangat mungkin dilakukan apabila mereka mau mengupayakannya. Salah satunya yakni dengan mengkonversi kebun karet tersebut menjadi kebun energi. Kebun energi seperti apa yang seharusnya diupayakan? Kebun energi yang multipurpose sehingga bisa memberi banyak manfaat dan tangguh dari berbagai hambatan. Untuk lebih detailnya tentang kebun energi multipurpose tersebut, bisa dibaca disini.
Sama seperti halnya sektor pangan, kebutuhan energi juga terus meningkat seiring dengan pertumbuhan jumlah penduduk. Dengan penduduk Indonesia yang mencapai 260 juta maka kebutuhan energi juga sangat besar, apalagi dengan kebutuhan pasar export yang didorong upaya perbaikan iklim dengan cara menurunkan suhu bumi atau mengurangi konsentrasi CO2 di atmosfer, maka kebutuhan energi khususnya energi terbarukan, lebih khusus lagi yakni bahan bakar biomasa juga akan sangat besar. Wood pellet adalah bahan bakar biomasa yang sangat populer dan termasuk karbon netral karena tidak menambah konsentrasi CO2 di atmosfer. Masalah mahal dan langkanya energi yakni gas LPG 3 kg di banyak daerah seharusnya juga bisa diatasi dengan wood pellet tersebut.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar