Sabtu, 10 Februari 2018

Preparasi Biomasa, Tahapan Penting Pada Pengolahan Biomasa

Biomasa pada umumnya memiliki karakteristik berupa ukuran bervariasi dan juga kadar airnya, demikian juga sejumlah pengotor yang terikut dengannya. Sedangkan untuk bisa diolah menjadi berbagai macam produk, maka hal-hal tersebut diatas harus disiapkan terlebih dahulu supaya ukurannya seragam, ukurannya juga perlu dikecilkan, kadar air juga perlu disesuaikan, dan juga pengotor-pengotornya dikurangi bahkan kalau bisa dihilangkan semaksimal mungkin. Apa saja produk pengolahan biomasa yang membutuhkan preparasi atau persiapan tersebut? Hampir semua pengolahan biomasa membutuhkan persiapan tersebut, sehingga tahapan ini menjadi sangat penting dan tidak bisa dilewati.Kebersihan biomasa misalnya berperan sangat penting bagi kelancaran produksi pengolahan biomasa tersebut seperti produksi wood pellet dan wood briquette, dua produk pemadatan biomasa (biomass densification) yang sangat populer hari ini, untuk lebih detail bisa dibaca disini.
Pengecilan ukuran (size reduction) juga sangat banyak digunakan untuk pengolahan biomasa tersebut. Pengecilan ukuran yang bertujuan menyeragamkan ukuran biomasa tersebut ada yang bisa dilakukan dengan satu tahap, tetapi ada juga yang perlu hingga dua tahap atau lebih. Pada kapasitas kecil atau kurang dari 3 ton/jam tahap pengecilan ukuran bisa dilakukan dengan satu tahap. Tetapi untuk kapasitas lebih besar umumnya dua tahap atau lebih. Hal tersebut juga tergantung target ukuran partikel biomasa untuk pengolahan lanjut, sebagai contoh pada produksi wood pellet dan wood briquette, pengecilan ukuran dilakukan hingga seukuran serbuk gergaji (sawdust). 


Pengeringan juga merupakan tahapan yang hampir tidak bisa dilewatkan. Pada umumnya biomasa memiliki kadar air cukup tinggi, sehingga perlu dikeringkan atau dikurangi kadar airnya. Jika kadar air cukup tinggi misalnya lebih dari 50% maka pengeringan dengan pengering biasa tidak cukup, sehingga perlu tambahan perlakuan misalnya dengan press mekanik sebelum dimasukkan ke alat pengering. Ada banyak jenis pengering yang bisa digunakan untuk pengeringan biomasa tersebut tergantung ukuran partikel, volume/kapasitas dan tingkat kekeringan yang diinginkan. Sebagai contoh pada produksi wood pellet dan wood briquette, sebagian besar menggunakan pengering tipe drum dryer (rotary dryer) single pass cocurrent flow. Mengapa aliran pemanasan tersebut menggunakan aliran searah (cocurrent)? Penjelasannya bisa dibaca disini. Pengering lain yang juga banyak digunakan yakni belt dryer dan flash dryer. Efisiensi energi yang tinggi, kemudahan operasional, harga peralatan, dan kapasitas pengeringan menjadi pertimbangan pemilihan pengering tersebut. Sebagai contoh pengering dapat menggunakan gasifikasi (heat gasifier) untuk sumber energinya, bisa dibaca disini. Untuk lebih detail tentang dryer, bisa dibaca disini

Praktisnya apa saja pengolahan biomasa yang membutuhkan serangkaian preparasi tersebut? Produksi pellets dan briquette, pyrolysis, gasifikasi, pembakaran adalah beberapa pengolahan atau konversi biomasa yang membutuhkan preparasi tersebut. Kondisi Indonesia saat ini belum banyak pengolahan biomasa tersebut, misalnya wood pellet yang produksinya sekitar 80 ribu ton/tahun sementara Malaysia hampir 4 kali lipatnya, bahkan Vietnam lebih dari 10 kali lipat produksi Indonesia. Seiring kenaikan harga minyak bumi yang mencapai US$ 70/barrel dan kelangkaan LPG untuk rumah tangga permintaan akan wood pellet juga meningkat. Selain kontinuitas pasokan bahan baku yang bisa diperoleh dari kebun energi, peralatan produksi yang memadai dibutuhkan untuk peningkatan produksi dan kualitas wood pellet Indonesia. 
Untuk produksi wood pellet saat ini hampir semua masih menggunakan pelletiser import karena belum ada produksi dalam negeri. Sehingga akan lebih baik pabrik wood pellet yang dibangun hanya pelletiser saja yang import sedangkan alat-alat produksi lainnya diproduksi di dalam negeri. Sedangkan untuk wood briquette tipe screw press hampir semua peralatan telah bisa diproduksi di dalam negeri. Wood briquette sebagai produk intermediate dari pabrik sawdust charcoal briquette telah lama industrinya beroperasi di Indonesia sehingga penguasaan teknologi serta pembuatan peralatannya telah bisa dikuasai. Sebagai sama-sama teknologi densifikasi/pemadatan biomasa tahap preparasi sebelum dipadatkan baik dibriketkan maupun dipelletkan adalah sama. Sedangkan untuk proses pyrolysis dan gasifikasi, preparasi biomasa umumnya lebih mudah karena tidak perlu hingga seukuran serbuk gergaji, tetapi cukup seukuran wood chip. Bagi pembaca atau produsen wood pellet dan wood briquette ataupun pengolahan biomasa lainnya yang membutuhkan peralatan preparasi biomasa atau complete line wood pellet /wood briquette bisa mengontak kami di eko.sbs@gmail.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Urgensi Transisi Energi Berkeadilan

Seorang muslim dari Amerika Serikat (AS) yang juga merupakan aktivis lingkungan, Ibrahim Abdul Matin (2012), dalam bukunya Green Deen : What...