Luas perkebunan sawit Indonesia saat ini sekitar 15 juta hektar, dengan produksi CPO atau minyak sawit mentah mencapai 46,73 juta ton pada tahun 2022. Produsen kelapa sawit Indonesia berada di 26 provinsi dengan provinsi yang paling banyak memproduksi kelapa sawit yakni Riau, disusul Kalimantan Tengah menyusul di urutan kedua, lalu Sumatera Utara. Sedangkan provinsi yang paling sedikit memproduksi kelapa sawit yakni Kepulauan Riau dan di atasnya ada Maluku Utara dan Maluku. Produk CPO tersebut diolah menjadi produk turunan atau hilir dan sebagian dieksport. Secara umum penggolongan produk turunan CPO (produk hilir) dikelompokkan menjadi, seperti: oleokimia, oleopangan, dan bioenergi.
Tingginya permintaan minyak nabati khususnya minyak sawit atau CPO, mendorong upaya perluasan kebun sawit atau ekstensifikasi di Indonesia. Tetapi apakah ekstensifikasi tersebut memang dibutuhkan dan sebagai satu-satunya cara untuk meningkatkan produksi CPO ? Sementara ijin yang telah dikeluarkan untuk perkebunan sawit sudah mencapai lebih dari 25 juta hektar seperti tabel dibawah ini.
Biochar seharusnya didorong penggunaannya dari pada ekstensifikasi lahan tersebut. Penggunaan biochar akan memperbaiki kesuburan tanah dan juga membuat pemupukan lebih efisien sehingga NUE (Nutrient Use Efficiency) meningkat, untuk lebih detail baca disini. Peningkatan produksi TBS 30% atau lebih dimungkinkan dengan biochar. Estimasi produksi CPO bisa meningkat 30% menjadi sekitar 60 juta ton setiap tahunnya. Hal tersebut juga ekuivalen penghematan lahan mencapai 5 juta hektar. Masalah sengketa lahan yang mencapai ratusan kasus di seluruh Indonesia, alih fungsi lahan, deforestasi dan sebagainya bisa diatasi dengan penggunaan biochar ini. Tentu ini seharusnya menjadi pertimbangan serius untuk intensifikasi kebun sawit dibandingkan ekstersifikasi lahan tersebut. Selain itu solusi iklim berupa carbon sequestration / carbon sink juga sekaligus bisa dilakukan dengan aplikasi biochar tersebut. Setiap 1 ton biochar akan menyimpan atau mengurangi CO2 (karbondioksida) di atmosfer sebanyak kurang lebih 3 ton. Dan harga carbon credit dari carbon removal tersebut juga semakin meningkat.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar