Meskipun ilalang tergolong jenis rumput-rumputan dan masuk
grade 3 dalam kelompok bahan bakar biomasa dikarenakan oleh sifat-sifatnya.
Tetapi jika jumlahnya banyak dan belum dimanfaatkan maka menjadi potensi besar
untuk diproses menjadi pellet bahan bakar. Ribuan hektar ilalang seperti di Kalimantan bisa
diproses lebih lanjut untuk produksi pellet ini.
Kandungan silica yang tinggi membuat abrasive sehingga tidak
ramah untuk logam dengan kompresi tinggi pada pemadatannya membuat dibutuhkan
material logam khusus yang lebih tahan yakni untuk ring die dan rollernya. Selain
itu juga dibutuhkan die yang lebih tebal untuk memproses material jenis
rumput-rumputan untuk meningkatkan kompresi (gaya friksi), kontribusi untuk
membebaskan lignin lebih banyak dan pada akhirnya meningkatkan kualitas
produknya.Rendahnya kandungan lignin dari jenis biomasa ini juga
membuat perlu modifikasi proses di pelletisenya. Ketebalan die, pressing time,
pressing temperature dan pressure, akan membantu meningkatkan kualitas pellet
rumput-rumputan ini tanpa perlu tambahan perekat. Mencampur dengan bahan lain (mix
material) yang memiliki kandungan lignin lebih besar seperti serbuk
gergaji (sawdust) juga akan meningkatkan
kualitas pellet ilalang tersebut. Tabel dibawah ini prosesntase sejumlah
senyawa kimia pada biomasa.
Proses produksi pellet dari rumput-rumputan ini umumnya juga
akan menghasilkan debu lebih banyak karena prosentase ligninnya yang kecil
sehingga perlu ekstra pada dust elimination system-nya. Kondisi operasi proses
di pelletiser juga berpengaruh terhadap prosentase debu yang dihasilkan
tersebut.
Sedangkan kelebihan dari material ini adalah karena
rumput-rumputan hanya memiliki kandungan air yang rendah sehingga tahap
pengeringan bisa diminimalisir. Secara umum juga energi yang dibutuhkan untuk
produksi pellet dari jenis rumput-rumputan lebih rendah dibandingkan dari
material sawdust , woodchip maupun batang kayu.
Peluang pasar pellet rumput-rumputan ini juga terbuka luas. Kebutuhan
energi yang besar untuk berbagai industri adalah peluang pasar yang menarik.
Persyaratan kualitas bahan bakar yang tidak begitu tinggi pada sejumlah
industri juga membuat pellet dari jenis rumput-rumputan inipun bisa diterima,
misalnya untuk industri keramik, batubata dan sebagainya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar