Minggu, 15 Juni 2014

Pellet Ilalang Potensi yang Belum Tergarap



Meskipun ilalang tergolong jenis rumput-rumputan dan masuk grade 3 dalam kelompok bahan bakar biomasa dikarenakan oleh sifat-sifatnya. Tetapi jika jumlahnya banyak dan belum dimanfaatkan maka menjadi potensi besar untuk diproses menjadi pellet bahan bakar. Ribuan hektar ilalang seperti di Kalimantan bisa diproses lebih lanjut untuk produksi pellet ini.


 Kandungan silica yang tinggi membuat abrasive sehingga tidak ramah untuk logam dengan kompresi tinggi pada pemadatannya membuat dibutuhkan material logam khusus yang lebih tahan yakni untuk ring die dan rollernya. Selain itu juga dibutuhkan die yang lebih tebal untuk memproses material jenis rumput-rumputan untuk meningkatkan kompresi (gaya friksi), kontribusi untuk membebaskan lignin lebih banyak dan pada akhirnya meningkatkan kualitas produknya.Rendahnya kandungan lignin dari jenis biomasa ini juga membuat perlu modifikasi proses di pelletisenya. Ketebalan die, pressing time, pressing temperature dan pressure, akan membantu meningkatkan kualitas pellet rumput-rumputan ini tanpa perlu tambahan perekat. Mencampur dengan bahan lain (mix material) yang memiliki kandungan lignin lebih besar seperti serbuk gergaji  (sawdust) juga akan meningkatkan kualitas pellet ilalang tersebut. Tabel dibawah ini prosesntase sejumlah senyawa kimia pada biomasa.



 Proses produksi pellet dari rumput-rumputan ini umumnya juga akan menghasilkan debu lebih banyak karena prosentase ligninnya yang kecil sehingga perlu ekstra pada dust elimination system-nya. Kondisi operasi proses di pelletiser juga berpengaruh terhadap prosentase debu yang dihasilkan tersebut. 


Sedangkan kelebihan dari material ini adalah karena rumput-rumputan hanya memiliki kandungan air yang rendah sehingga tahap pengeringan bisa diminimalisir. Secara umum juga energi yang dibutuhkan untuk produksi pellet dari jenis rumput-rumputan lebih rendah dibandingkan dari material sawdust , woodchip maupun batang kayu. 


Peluang pasar pellet rumput-rumputan ini juga terbuka luas. Kebutuhan energi yang besar untuk berbagai industri adalah peluang pasar yang menarik. Persyaratan kualitas bahan bakar yang tidak begitu tinggi pada sejumlah industri juga membuat pellet dari jenis rumput-rumputan inipun bisa diterima, misalnya untuk industri keramik, batubata dan sebagainya. 


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Memaksimalkan Kecepatan Penyerapan CO2 dari Atmosfer Berbasis Biomasa

Memaksimalkan kecepatan penyerapan CO2 dari atmosfer adalah hal sangat penting mengingat kecepatan penambahan konsentrasi CO2 ke atmosfer ya...