Selasa, 12 Agustus 2014

Produksi Wood Pellet Dengan Integrasi Pemanfaatan Lahan Tidur Untuk Kebun Energi, Peternakan Sapi dan Sumber Biogas

Photo diambil dari sini
Kebutuhan wood pellet yang sangat besar dan dilain sisi juga luasnya lahan tidur di sejumlah tempat di Indonesia yang potensial dimanfaatkan sebagai kebun energi dengan output berupa kayu sebagai bahan baku wood pellet. Saat ini diperkirakan lebih dari 6 juta hektar lahan tidur di Indonesia. Sedangkan hijauan dari tanaman SRC (trubusan) seperti gliricidae (gamal) dan kaliandra akan bermanfaat sebagai pakan ternak yakni sapi. Untuk setiap hektarnya diperkirakan bisa menjadi sumber pakan sapi sebanyak sekitar 6 ekor. Apabila ada 5000 ha lahan tidur maka akan dihasilkan sekitar 100.000 ton kayu basah sebagai sumber bahan baku wood pellet dan memelihara 30.000 ekor sapi. Banyaknya jumlah sapi tersebut potensial sebagai sumber biogas untuk mencukupi sendiri kebutuhan energi usaha tersebut.



Akar dari tanaman SRC mampu mengikat nitrogen seperti jenis-jenis polong lainnya sehingga menyuburkan tanah. Akar tersebut mampu  melakukan hubungan simbiosis dengan bakteri yang ada di dalam tanah, yaitu Rhizobium  spp. Pohon menyediakan karbohidrat dan energi bagi bakteri rhizobia, dan rhizobia mengubah nitrogen dari atmosfer di  dalam tanah menjadi nitrogen yang dapat dimanfaatkan oleh akar pohon. Proses ini dikenal sebagai penambatan nitrogen,yang berlangsung pada bintil yang terbentuk di akar pohon. Bintil akar mestinya banyak, dan kalau dibuka di dalamnya berwarna merah atau merah-jambu. Jika bintil akar berwarna hijau, coklat atau hitam, bintil ini tidak mengikat nitrogen. Dan ditambah pupuk organik dari residue biogas sehingga tanah akan semakin subur dan keberadaan kebun semakin bisa diharapkan akan terus keberkesinambungannya.


Manajemen yang baik dengan didukung tim yang profesial dibidangnya akan menunjang keberhasilan bisnis nantinya. Produksi wood pellet bisa dijadikan prioritas nomer 1 atau unggulan, diikuti peternakan sapi dan biogas serta pupuk organik sebagai pendukung. Konsep zero waste, green industry dan berkesinambungan (sustainibility) terimplementasi dalam integrasi usaha ini.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Memaksimalkan Kecepatan Penyerapan CO2 dari Atmosfer Berbasis Biomasa

Memaksimalkan kecepatan penyerapan CO2 dari atmosfer adalah hal sangat penting mengingat kecepatan penambahan konsentrasi CO2 ke atmosfer ya...