Sabtu, 27 Januari 2018

Mencari Harta Terbaik Dari Implementasi Kebun Energi Bagian 4

Walaupun secara spesifik menggembala disebutkan didalam Al Qur'an sebagai Sunnah  para Nabi, tetapi sayang bahwa penggembalaan tidak dipelajari secara terperinci di negeri ini pada fakultas peternakan, fakultas pertanian, maupun fakultas Al Qur'an dan Hadist, akibatnya teknik-teknik penggembalaan menjadi tidak berkembang dan produksi daging kita rendah, sehingga harus import padahal juga potensi lahan terbaik dan tidak kalah luas bisa kita dapati di negeri ini. Secara umum ada 2 metode penggembalaan saat ini yakni penggembalaan presisi dan penggembalaan rotasi. Penggembalaan presisi dilakukan pada padang gembalaan yang telah diukur secara presisi kebutuhan pakan untuk domba tersebut berdasarkan luasan dan kondisi pakan atau rumput di lokasi tersebut. Lokasi tersebut bisa saja ditanami dengan berbagai tanaman lainnya, sebagai contoh penggembalaan domba di perkebunan kelapa, perkebunan karet, perkebunan anggur, di perkebunan apel, di perkebunan mangga, perkebunan sawit, kebun energi dan seterusnya. Pada penggembalaan presisi dilokasi tersebut ada upaya menjaga tanaman lain tersebut untuk tidak dirusak oleh domba-domba tersebut. Sedangkan pada penggembalaan rotasi maka domba-domba tersebut dirotasi penggembalaannya berdasarkan kondisi rerumputannya atau ketersediaan pakannya. Ketika rerumputan banyak maka digunakan untuk penggembalaan dan ketika sudah habis maka penggembalaan berpindah ke lokasi lain yang banyak rumputnya sambil menunggu tempat sebelumnya tumbuh kembali rumputnya sehingga bisa digunakan untuk penggembalaan lagi. Berikut ini sejumlah video dari penggembalaan rotasi dan penggembalaan presisi:




Semoga video-video tersebut semakin memotivasi untuk pengembangan penggembalaan domba di Indonesia yakni terutama di perkebunan sawit yang mencapai 12 juta hektar, perkebunan kelapa 3,7 juta hektar dan kebun karet mencapai 3,4 juta hektar. Tentang penggembalaan diperkebunan sawit, telah sedikit dibahas di link ini, sedangkan Indonesia juga memiliki perkebunan kelapa terbesar di dunia dan terkenal dengan negeri rayuan pulau kelapa . Perkebunan kelapa juga sangat baik untuk penggembalaan domba-domba tersebut. Daerah-daerah yang menjadi sentra kelapa, seperti kabupaten Indragiri Hilir di Riau yang memiliki hampir 500.000 hektar perkebunan kelapa seharusnya juga mengembangkan penggembalan domba ini. Indragiri Hilir merupakan sentra perkebunan kelapa terbesar di Indonesia bahakan di dunia dengan lebih dari 80% merupakan perkebunan rakyat.  Perkebunan kelapa juga memiliki nasib kurang menguntungkan hari ini, karena kurang diperhatikan sehingga produksinya semakin menurun. Padahal dari pohon kelapa ini seluruh bagiannya bisa dimanfaatkan, bahkan dijuluki pohon kehidupan, diantaranya minyak kelapa yang kualitasnya lebih bagus daripada minyak sawit apalagi VCO-nya, tempurung kelapa sebagai bahan baku arang aktif terbaik, sabutnya diolah menjadi cocofiber untuk bahan jok, matras dlsb, dan juga cocopeat yang digunakan untuk media tanam. Untuk efisiensi cocopeat tersebut dibuat cocopeat block, sehingga memudahkan handling dan hemat transportasinya. Peternakan domba dengan penggembalaan tersebut akan memperbaiki dan juga menyuburkan perkebunan kelapa sehingga otomatis produktivitas dan kualitas kelapa menjadi semakin lebih baik.
Selain untuk produksi daging dari domba-domba tersebut, juga akan menyuburkan tanahnya dari kotoran domba-domba yang disebarkan sewaktu penggembalaan tersebut. Konsumsi daging rendah penduduk Indonesia perlu ditingkatkan dengan produksi daging dari dalam negeri, bukan malah menggenjot importnya, seperti akhir-akhir ini pemerintah yang malah mau mengimport daging kerbau dari India. Ketika tanah menjadi subur maka produktivitas sawit sama seperti halnya kelapa juga akan meningkat karena pohon-pohon sawit mendapatkan cukup pupuk. Selain itu bulu-bulu domba yang dihasilkan akan menjadi benang wool sebagai salah satu bahan tekstil terbaik. Wool tersebut dapat digunakan untuk membuat karpet-karpet, selimut-selimut, baju hangat dan sebagainya dengan kualitas superior dibandingkan dengan imitasinya yakni benang akrilik. Indonesia masih import benang wool tersebut karena tidak memiliki sumber bahan baku yang mencukupi dari dalam negeri. Dengan digalakkan peternakan domba maka import benang dan kain wool bisa dikurangi bahkan ditiadakan dan dicukupi dari dalam negeri. 

Contoh Jaket Kulit Domba Dengan Kualitas Istimewa
Selain itu kulit-kulit domba juga bisa digunakan sebagai bahan baku industri kulit. Setelah melalui penyamakan maka kulit domba bisa digunakan untuk memuat berbagai barang kebutuhan manusia, seperti jaket, tas, dompet dan sebagainya. Domba-domba jenis tertentu juga menghasilkan susu untuk minuman bergizi terbaik bagi manusia. Sungguh sangat banyak manfaat dengan mengoptimalkan tanah-tanah perkebunan dengan penggembalaan domba. Untuk diskusi lebih lanjut, silahkan menulis email ke : eko.sbs@gmail.com 

Jumat, 12 Januari 2018

Permintaan Wood Pellet Merangkak Naik?

Terpuruknya pasar wood pellet beberapa waktu lalu juga sangat dipengaruhi harga minyak bumi. Rendahnya harga minyak bumi yang menyentuh harga $30/barrel pada awal 2016 silam juga menurunkan harga jual serta permintaan wood pellet. Kondisi ini bahkan sampai menggeser posisi wood pellet sebagai bahan bakar termurah untuk sektor pemanas. Pada saat tersebut harga energi per kalori dari minyak yang merupakan bahan bakar cair yang kualitasnya lebih baik dan banyak diminati murah, sehingga bahan bakar padat yang kualitasnya lebih rendah dan kurang diminati juga menjadi semakin murah. Bahkan ada banyak industri beralih menggunakan bahan bakar minyak dari sebelumnya menggunakan bahan bakar padat seperti batubara. Wood pellet sebagai salah satu bahan bakar padat (walaupun dari sumber terbarukan) juga terimbas oleh harga minyak dunia tersebut, karena basis perhitungan harga perkalori atau panas bahan bakar tersebut.

Setelah hampir 3 tahun harga minyak turun secara bertahap, saat ini harga minyak telah naik secara drastis di harga $70/barrel. Sejumlah analisis menyatakan jika harga minyak mentah lebih dari $63/barrel maka permintaan wood pellet akan kembali meningkat dengan harga yang juga lebih menarik. Harga minyak menjadi satu dari tiga penyebab turunnya pasar wood pellet di pasar dunia pada 3-4 tahun terakhir. Dua penyebab lainnya adalah pertama, karena sejumlah kebijakan untuk pemakaian wood pellet belum efektif dilaksanakan karena pembangkit-pembangkit listriknya belum selesai dibuat atau dalam tahap pembangunan, dan sejumlah pembangkit listrik juga masih dalam tahap ujicoba co-firing dengan wood pellet, Dan yang kedua, akibat perubahan iklim maka musim-musim dingin di Eropa tidak dalam beberapa tahun terakhir lebih hangat atau tidak sedingin waktu-waktu sebelumnya. Logikanya ketika kondisi diatas bisa berubah menjadi sebaliknya tentu pasar wood pellet akan membaik. Dan yang kita saksikan hari ini adalah terjadinya kenaikan harga minyak bumi yang signifikan, karena telah melebihi $63/barrel.
Ketika industri wood pellet mulai menggeliat dan bergairah, seharusnya juga memacu produksi wood pellet di Indonesia. Pasar export atau pasar wood pellet dunia yang lebih siap dan harga yang menarik perlu segera diisi, hingga kalau perlu didominasi. Lahan-lahan kosong yang tidak dimanfaatkan bahkan yang tandus sekalipun bisa dihijaukan dengan kebun energi. Tahapan merancang kebun energi untuk produksi wood pellet bisa dibaca disini. Selanjutnya pasar dalam negeri juga segera dibuat dan dikembangkan, karena dalam jangka tidak terlalu lama lagi minyak bumi kita juga akan habis, dengan kondisi saat ini telah menjadi nett importir minyak bumi tersebut. Bagaimana kalau kita hanya diam saja seperti penonton? Tentu akan memperburuk kondisi energi kita. Seharusnya kita ikut berpartisipasi mendorong kedaulatan energi negeri kita khususnya dengan energi terbarukan seperti wood pellet karena memberi banyak manfaat. 

Selasa, 09 Januari 2018

Ketika Menggembala Sebagai Mas Kawin

Salah seorang dari kedua wanita itu berkata: "Ya bapakku ambillah ia sebagai orang yang bekerja (pada kita), karena sesungguhnya orang yang paling baik yang kamu ambil untuk bekerja (pada kita) ialah orang yang kuat lagi dapat dipercaya". (QS Al Qashash : 26)

Berkatalah dia (Syu'aib): "Sesungguhnya aku bermaksud menikahkan kamu dengan salah seorang dari kedua anakku ini, atas dasar bahwa kamu bekerja denganku delapan tahun dan jika kamu cukupkan sepuluh tahun maka itu adalah (suatu kebaikan) dari kamu, maka aku tidak hendak memberati kamu. Dan kamu Insya Allah akan mendapatiku termasuk orang-orang yang baik". (QS Al Qashash : 27)

"Dan yang menumbuhkan rumput-rumputan" (QS Al A'laa :4)


Kisah Musa yang menolong dua orang perempuan lalu diajaklah Musa menemui ayah dari kedua perempuan tersebut.  Kemudian  karena Musa memiliki tubuh yang kuat dan sifat amanah (dapat dipercaya) salah seorang perempuan itu menyarankan ayahnya yakni Nabi Syuaib AS, untuk diambil sebagai pekerja. Nabi Syu'aib tidak hanya menerima Musa untuk dijadikan pekerjanya, bahkan bermaksud menikahkan salah seorang putrinya dengan Musa dengan syarat bekerja dengannya sebagai penggembala domba selama 8 atau 10 tahun. Kisah inspiratif sekaligus teladan sepanjang zaman.
Ketika di zaman ini para orang tua gelisah untuk mencari menantu, maka inspirasi dari kisah di atas sungguh memberi pencerahan. Para orang tua saat ini bisa membuat penggembalaan domba sehingga menjadi cara untuk mendapatkan menantu terbaiknya. Dan jika orang tuanya masih bingung, maka anak-anak perempuannya juga sebaiknya meminta pada orang tuanya untuk membuat penggembalaan domba-domba tersebut. Allah SWT telah menumbuhkan berbagai rerumputan untuk pakan binatang ternak yang digembalakan khususnya domba-domba tersebut. 


“Dia-lah, Yang telah menurunkan air hujan dari langit untuk kamu, sebagiannya menjadi minuman dan sebagiannya (menyuburkan) tumbuh-tumbuhan, yang pada (tempat tumbuhnya) kamu menggembalakan ternakmu. ” (QS 16:10)

Di Indonesia dengan luas perkebunan sawit yang mencapai sekitar 12 juta hektar, tentu bisa dijadikan untuk penggembalaan domba tersebut, bahkan akan menjadi tempat terbaiknya (QS 16:10). Alangkah sayangnya jika kebun seluas jutaan hektar tersebut tidak dioptimalkan, malah harus mengeluarkan biaya besar untuk membersihkan rerumputan dibawah pohon sawit. Padahal rumput-rumput tersebut adalah pakan untuk domba-domba yang digembalakan tersebut. Kotoran dari domba-domba tersebut juga menjadi pupuk bagi pohon sawit yang pada akhirnya akan menyuburkan tanah dan meningkatkan produktivitas panen sawitnya. Ketika penggembalaan domba dalam perkebunan sawit tersebut telah menjadi konsep terintegrasi, maka menjadi semakin menarik. Karena kebun-kebun sawit tersebut sebagian besar atau 80% berada di Sumatra dan Kalimantan, maka area-area penggembalaan bisa juga diantara kebun buah-buahan bahkan pada kebun energi yang multipurpose.
Semua Nabi dan Rasul pernah menjadi penggembala domba/kambing, hal ini mengindikasikan bahwa pekerjaan menggembala domba/kambing adalah sesuatu hal yang penting. Allah SWT memperlihatkan bahwa salah satu cara terbaik untuk mendidik utusan-utusan-Nya yang merupakan manusia-manusia terbaik adalah dengan menggembala domba tersebut, sehingga mencontohnya juga akan memberikan hasil terbaik. Sayangnya pelajaran menggembala tidak diajarkan secara terperinci pada perguruan-perguruan tinggi pertanian kita, begitu juga di perguruan-perguruan tinggi Islam baik jurusan atau fakultas Al Qur'an maupun Hadist. Padahal menggembala ini merupakan sunnah seluruh Nabi dan juga secara spesifik Ada tuntunannya dalam Al Qur'an.
Profesi menggembala bagi wanita juga hal yang baik, hal itu bisa dirujuk dari 2 ayat Al Qur'an Surat Al Qashash diatas. Putri-putri Nabi Syu'aib berprofesi menjadi penggembala bahkan untuk membantu ayahnya yang sudah tua. Hari ini ketika wanita-wanita di Jabodetabek berdesakan ke tempat kerjanya baik di bus maupun kereta sehingga rawan bersentuhan dengan bukan mahram dan berbagai pelecehan seksual, maka kembali merujuk kedua ayat Al Qur'an diatas akan memberi inspirasi, motivasi dan sekaligus bisa diimplementasi. Para wanita di daerah bahkan tidak perlu urbanisasi ke kota-kota besar yang padat penduduknya, berdesakan untuk ke tempat kerja maupun dari tempat kerja, macet lalu lintasnya dan sebagainya, tetapi cukup kembali menghidupkan sunnah Nabi berupa penggembalaan tersebut. 
Tentu banyak sekali hikmah dari penggembalaan tersebut. Ketika kebun-kebun sawit telah ramai oleh domba-domba gembalaan tersebut, maka kesuburan tanah semakin meningkat dan produksi daging dalam negeri juga meningkat, bersama itu juga sebagai media pendidikan terbaik. Produksi sawit Indonesia yang rendah juga bisa meningkat pesat sejalan dengan peningkatan kesuburan tanahnya. Domba-domba tersebut juga akan menjadi harta terbaik bagi muslim, yang bisa dibaca lebih rinci di sini, sini dan sini. Konsumsi daging dalam negeri yang saat ini hanya 1/4 rata-rata dunia juga bisa ditingkatkan. Rendahnya konsumsi daging dalam negeri juga akibat kita-kita tidak punya atau kurangnya minat terhadap penggembalaan tersebut. Ketika para orang tua sadar akan pentingnya penggembalaan tersebut, maka tentu tidak segan-segan mereka membuat usaha penggembalaan tersebut, yang juga sebagai sarana mendapatkan menantu terbaiknya. Ketika waktu itu mas kawin (mahar pernikahan) menjadi seperangkat alat sholat dan penggembalaan domba. Insya Allah.

Memaksimalkan Kecepatan Penyerapan CO2 dari Atmosfer Berbasis Biomasa

Memaksimalkan kecepatan penyerapan CO2 dari atmosfer adalah hal sangat penting mengingat kecepatan penambahan konsentrasi CO2 ke atmosfer ya...