“Makanlah dan gembalakanlah binatang-binatangmu. Sesungguhnya pada yang demikian itu, terdapat tanda-tanda kekuasaan Allah bagi orang-orang yang berakal.”(QS 20:54)
"Orang-orang muslim itu bersyirkah dalam tiga hal, dalam hal padang rumput (lahan), air dan api (energi)". (HR. Sunan Abu Daud)
Peternakan domba dengan integrasi kebun energi untuk produksi charcoal briquette adalah suatu kombinasi menarik dan ideal. Hal ini karena peternakan domba tersebut akan menghasilkan kotoran yang bisa memupuk kebun energi, sedangkan limbah daun-daun dari kebun energi bisa sebagai pakan tambahan bagi peternakan domba tersebut. Selain itu charcoal briquette yang dihasilkan juga untuk memasak atau memanggang daging-daging domba tersebut. Hal itu terjadi jika domba-domba tersebut di export untuk pasar Arab Saudi, Turki dan Timur Tengah, demikian juga charcoal briquette-nya. Arab Saudi, Turki dan Timur Tengah sangat menyukai daging domba dan menjadi makanan favorite mereka dan charcoal briquette sebagai bahan bakar untuk mengolahnya dengan cara dibakar atau dipanggang seperti sate, lebih detail bisa dibaca disini.
Kaliandra adalah jenis tanaman rotasi cepat, sehingga hanya butuh waktu 1 tahun dan sudah bisa dipanen kayunya dan selanjutnya bisa setiap tahun dipanen tanpa harus menanamnya (replanting) lagi setiap tahun. Hal tersebut karena kaliandra tersebut adalah tanaman trubusan (coppice) yang bisa tumbuh lagi tunasnya dari sisa batangnya (tunggak : bahasa Jawa). Kayu-kayu hasil kebun kaliandra tersebut untuk produksi charcoal briquette. Peternakan lebah madu juga bisa dibuat pada kebun energi tersebut. Bunga-bunga kaliandra adalah sumber madu berkualitas tinggi, sehingga harganya juga mahal. Peternakan lebah madu ini menjadi tambahan unit usaha yang menarik bagi peternakan domba dan produksi charcoal briquette.
Secara teknis ada dua route untuk produksi charcoal briquette, yakni route 1 dengan cara dibuat briket dulu dan selanjutnya diarangkan (karbonisasi). Dengan route 1 ini pembriketan tidak menggunakan perekat dan kepadatan lebih tinggi. Sedangkan route 2 yakni dengan cara kayu-kayu tersebut dibuat arang baru selanjutnya dibriketkan. Pada route 2 ini dibutuhkan perekat yakni kanji untuk merekatkan arang untuk menjadi briket. Kepadatan charcoal briquette dengan route 2 juga masih kalah dibandingkan route 1. Kualitas charcoal briquette route 1 lebih baik dibandingkan dengan route 2. Produk charcoal briquette route 1 inilah yang banyak permintaan dari Arab Saudi, Turki dan Timur Tengah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar