Tampilkan postingan dengan label harta terbaik. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label harta terbaik. Tampilkan semua postingan

Jumat, 14 Desember 2018

Mencari Harta Terbaik Dari Implementasi Kebun Energi Bagian 10

"Dia-lah, Yang telah menurunkan air hujan dari langit untuk kamu, sebagiannya menjadi minuman dan sebagiannya (menyuburkan) tumbuh-tumbuhan, yang pada (tempat tumbuhnya) kamu menggembalakan ternakmu. ” (QS 16:10)

Makanlah dan gembalakanlah binatang-binatangmu. Sesungguhnya pada yang demikian itu, terdapat tanda-tanda kekuasaan Allah bagi orang-orang yang berakal.”(QS 20:54)

"Orang-orang muslim itu bersyirkah dalam tiga hal, dalam hal padang rumput (lahan), air dan api (energi)". (HR. Sunan Abu Daud)

Peternakan domba dengan integrasi kebun energi untuk produksi charcoal briquette adalah suatu kombinasi menarik dan ideal. Hal ini karena peternakan domba tersebut akan menghasilkan kotoran yang bisa memupuk kebun energi, sedangkan limbah daun-daun dari kebun energi bisa sebagai pakan tambahan bagi peternakan domba tersebut. Selain itu charcoal briquette yang dihasilkan juga untuk memasak atau memanggang daging-daging domba tersebut. Hal itu terjadi jika domba-domba tersebut di export untuk pasar Arab Saudi, Turki dan Timur Tengah, demikian juga charcoal briquette-nya. Arab Saudi, Turki dan Timur Tengah sangat menyukai daging domba dan menjadi makanan favorite mereka dan charcoal briquette sebagai bahan bakar untuk mengolahnya dengan cara dibakar atau dipanggang seperti sate, lebih detail bisa dibaca disini.


Kebun energi kaliandra dan peternakan domba bisa dibuat dalam satu lokasi, yakni peternakan domba berada dalam kebun energi tersebut, misalnya lahan tersedia 500 hektar, maka kebun energi seluas 450 hektar dan 50 hektar untuk peternakan domba. Peternakan domba tersebut berupa padang gembalaan yakni padang rumput yang dikelola untuk peternakan domba tersebut. Penggembalaan rotasi (rotation grazing) adalah teknik penggembalaan efektif yang bisa diterapkan pada peternakan domba tersebut. Dengan teknik penggembalaan rotasi, salah satu kamar (paddock) digunakan untuk penggembalaan dan kamar-kamar lainnya diistirahatkan supaya rumput bisa pulih kembali. Dengan teknik ini kondisi rumput selalu terjaga dan domba-domba bisa memaksimalkan memakan rumput dalam kamar (paddock) tersebut.
Kaliandra adalah jenis tanaman rotasi cepat, sehingga hanya butuh waktu 1 tahun dan sudah bisa dipanen kayunya dan selanjutnya bisa setiap tahun dipanen tanpa harus menanamnya (replanting) lagi setiap tahun. Hal tersebut karena kaliandra tersebut adalah tanaman trubusan (coppice) yang bisa tumbuh lagi tunasnya dari sisa batangnya (tunggak : bahasa Jawa). Kayu-kayu hasil kebun kaliandra tersebut untuk produksi charcoal briquette. Peternakan lebah madu juga bisa dibuat pada kebun energi tersebut. Bunga-bunga kaliandra adalah sumber madu berkualitas tinggi, sehingga harganya juga mahal. Peternakan lebah madu ini menjadi tambahan unit usaha yang menarik bagi peternakan domba dan produksi charcoal briquette.



Secara teknis ada dua route untuk produksi charcoal briquette, yakni route 1 dengan cara dibuat briket dulu dan selanjutnya diarangkan (karbonisasi). Dengan route 1  ini pembriketan tidak menggunakan perekat dan kepadatan lebih tinggi. Sedangkan route 2 yakni dengan cara kayu-kayu tersebut dibuat arang baru selanjutnya dibriketkan. Pada route 2 ini dibutuhkan perekat yakni kanji untuk merekatkan arang untuk menjadi briket. Kepadatan charcoal briquette dengan route 2 juga masih kalah dibandingkan route 1. Kualitas charcoal briquette route 1 lebih baik dibandingkan dengan route 2. Produk charcoal briquette route 1 inilah yang banyak permintaan dari Arab Saudi, Turki dan Timur Tengah. 

Minggu, 07 Oktober 2018

Hikmah Dari Pekerjaan Setiap Para Nabi & Rasul Yang Menggembala Kambing / Domba

~ Ibnu Hajar rahimahullah berkata, para ulama berkata, “Hikmah di balik penggembalaan kambing sebelum masa kenabian tiba adalah agar mereka terbiasa mengatur kambing yang nanti dengan sendirinya akan terbiasa menangani problematika manusia.”[Fathu Al Bari 1/144]

Para nabi berprofesi sebagai penggembala kambing semenjak kecil, agar mereka menjadi penggembala manusia pada waktu mereka besar. Sebagaimana Musa dan Muhammad serta para nabi lainnya shalawatullahi ‘Alaihim wa Salamuh, pada awal kehidupan mereka telah berhasil menjadi penggembala kambing yang baik, agar mengambil pelajaran setelah keberhasilan mengendalikan binatang ternak menuju keberhasilan mengurus anak cucu Adam dalam mengajak, memperbaiki dan mendakwahi mereka.[1] Agar sang da’i bisa sukses dalam berdakwah, maka perlu memiliki pengetahuan tentang pentingnya kesinambungan dan praktik secara langsung.

~ Dalam pekerjaan mengembala kambing terdapat pelajaran membiasakan diri untuk sifat menyantuni dan mengayomi. Tatkala mereka bersabar dalam mengembala dan mengumpulkannya setelah terpencar di padang gembalaan, mereka mendapat pelajaran bagaimana memahami perbedaan tabiat umat, perbedaan kemampuan akal. Dengan perbedaan tersebut maka yang membangkang mesti ditindak tegas dan yang lemah mesti disantuni.
Hal ini memudahkan bagi yang memiliki pengalaman seperti itu untuk menerima beban dakwah dibandingkan yang memulai dari langsung dari awal. Itulah awal pembelajaran bagi para Nabi dengan cara menghadapi tabiat yang berbeda, ada yang lemah, ada yang pincang dan bermaksud mendaki gunung, ada yang tidak mampu untuk melintasi lembah. Dari situ, dia mempelajari bagaimana meraih keinginan yang beragam sebagai pengantar untuk mengenal manusia dengan tujuan dan maksud yang juga beragam. [2]

~ Para Nabi mengembala kambing semenjak mereka kecil dan mereka menyandarkan kehidupan mereka melalui usaha mereka, memberikan pesan tentang pentingnya seorang da’i menggantungkan dirinya kepada Allah dan tidak menggantungkan hidupnya pada belas kasian orang lain.

Jika seorang menyandarkan dirinya kepada orang lain, maka akan terjadi basa basi, sementara dakwah tidak mengenal basa basi, dan seorang da’i mesti menjauhkan dirinya dari pemberian dan sedekah orang lain. Manusia tidak akan menerima dakwah orang yang pernah suatu hari menerima sedekah dan belas kasihannya, kemudian hari yang lain, dia menasehatinya dan memperingatinya agar tidak terlena dengan dunia. Oleh karena itu, rezeki Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam tidak pernah menjadi pembicaraan orang Quraisy, Rasulullah hidup di antara mereka dengan tidak meminta belas kasihan mereka, hal yang menyebabkan mereka setelah itu mengungkit jasa dan kebaikan mereka.

Foot Note:

[1] Assa’di, Al Mawahid Ar Rabbaniyah Minal Ayati Al Qur’aniyah, hal.149

[2] Ibnu Hajar, Fathu Al Bari 4/441

Sumber: Fikih Sirah, Prof.Dr.Zaid bin Abdul Karim az-Zaid, Penerbit Darussunnah

Sabtu, 05 Mei 2018

Mencari Harta Terbaik Dari Implementasi Kebun Energi Bagian 9

"Dan yang menumbuhkan rumput-rumputan." (QS Al A'laa :4)

“Dia-lah, Yang telah menurunkan air hujan dari langit untuk kamu, sebagiannya menjadi minuman dan sebagiannya (menyuburkan) tumbuh-tumbuhan, yang pada (tempat tumbuhnya) kamu menggembalakan ternakmu. ” (QS 16:10)

“Makanlah dan gembalakanlah binatang-binatangmu. Sesungguhnya pada yang demikian itu, terdapat tanda-tanda kekuasaan Allah bagi orang-orang yang berakal.”(QS 20:54)

"Orang-orang muslim itu bersyirkah dalam tiga hal, dalam hal padang rumput (lahan), air dan api (energi)". (HR. Sunan Abu Daud).
Allah SWT menumbuhkan rumput-rumputan (QS Al A'laa :4) walaupun manusia bisa saja menanam rerumputan tersebut tetapi pada hakikatnya Allah-lah yang menumbuhkan rumput-rumput tersebut. Rerumputan juga sangat mudah tumbuh dan bisa dijumpai di hampir semua tempat di Indonesia. Dalam banyak hal rumput-rumput ini malah dianggap sebagai masalah sehingga sejumlah upaya dikerahkan untuk mengatasi masalah rumput tersebut. Padahal rumput-rumput itu adalah pakan ternak, khususnya domba, kambing, sapi dan kerbau. Artinya rumput-rumput itu adalah mata rantai penting untuk produksi daging yang kita butuhkan. Di Inggris bahkan rumput memiliki kontribusi sekitar 90% pada produksi daging mereka, sehingga budidaya rumput untuk penggembalaan ternak secara professional menjadi hal penting dalam sektor pangan mereka. Penggembalaan rotasi adalah teknik terbaik untuk penggembalaan ternak khususnya domba maupun domba dan sapi. 
Siklus Pertumbuhan Rumput
Kualitas dan kuantitas rumput pada akhirnya merupakan faktor penting bagi usaha peternakan dengan teknik penggembalaan tersebut. Penggembala-penggembala professional harus bisa mengidentifikasi dan mengupayakan rumput-rumput terbaik bagi hewan-hewan ternaknya. Rumput yang secara anatomi sebagian besar merupakan dedaunan sama seperti daun-daun dari berbagai tanaman yang memiliki siklus tumbuh, dewasa, tua, mati dan kering. Kapan sebaiknya domba-domba tersebut sebaiknya rerumputan tersebut? Hal ini perlu diperhatikan untuk penggembalaan professional tersebut. Hewan-hewan ternak tidak menyukai rumput yang tua tetapi juga dengan yang terlalu muda. Kondisi sedang atau umur dewasa dari rerumputan tersebut adalah kondisi terbaik untuk pakan hewan-hewan ternak tersebut karena kandungan nutrisinya juga maksimal. Apa akibatnya jika hewan ternak kurang dalam mengkonsumsi rumput maupun memakan rumput cukup tetapi berkualitas rendah? Tentu saja hasilnya tidak akan optimal khususnya bagi pertumbuhan berat badan hewan ternak tersebut. 
Rumput bagi peternakan dengan pola penggembalaan tersebut sebagai pakan pokok bagi hewan-hewan ternak tersebut, sedangkan daun-daun yang dianggap limbah dari kebun energi adalah pakan tambahannya. Semakin banyak pakan tersedia semakin banyak ternak yang bisa dibudidayakan. Daun kaliandra memiliki kandungan protein yang tinggi karena akar tanaman kelompok leguminoceae ini memiliki kemampuan mengikat nitrogen pada bintil akarnya. Kemampuan mengikat nitrogen pada bintil akar tersebut selain akar menyuburkan tanah juga akan meningkatkan kadar protein pada daun kaliandra tersebut. Tingginya kadar protein pada daun tersebut menjadi pakan tambahan bernutrisi tinggi bagi domba-domba tersebut. Dengan dimanfaatkan daunnya untuk pakan ternak domba dan kotoran domba untuk pupuk kebun energi maka integrasi kebun energi dan peternakan domba menjadi optimal. 
Penggembalaan campur (mixed grazing)yakni domba dengan sapi juga sangat dimungkinkan hal ini karena keduanya bisa mengoptimalkan pakan dalam padang penggembalaan tersebut. Kebiasaan merumput sapi dengan domba berbeda, demikian juga jenis rumput yang menjadi pakan kesukaan mereka. Faktor anatomi mulut dari kedua hewan tersebut berbeda sehingga mempengaruhi kebiasaan merumput dan jenis rumput yang dimakan, untuk lebih jelas bisa dibaca pada tabel dibawah ini. Faktor lain yang menguntungkan penggembalaan campur domba dengan sapi tersebut karena sapi cenderung melindungi domba saat merumput dari gangguan seperti hewan buas, sehingga berefek merumput lebih banyak dan lama sehingga kenaikkan berat badannya meningkat dengan cepat. Walaupun penggembalaan campur domba dan sapi bisa memberi hasil positif tetapi penggembalaan campur domba dengan kuda tidak cocok dan memberi hasil negatif. 


Kamis, 08 Maret 2018

Mencari Harta Terbaik Dari Implementasi Kebun Energi Bagian 5

“Dia-lah, Yang telah menurunkan air hujan dari langit untuk kamu, sebagiannya menjadi minuman dan sebagiannya (menyuburkan) tumbuh-tumbuhan, yang pada (tempat tumbuhnya) kamu menggembalakan ternakmu. ” (QS 16:10)

“Makanlah dan gembalakanlah binatang-binatangmu. Sesungguhnya pada yang demikian itu, terdapat tanda-tanda kekuasaan Allah bagi orang-orang yang berakal.”(QS 20:54) 
Ada korelasi sangat positif antara pupuk organik kotoran ternak dengan produktivitas tanaman. Ketika peternakan terintegrasi dengan pertanian dan kehutanan, maka akan terjadi siklus tertutup berupa pemenuhan pupuk dan produktivitas tanaman. Dan begitu juga sebaliknya. Apabila pupuk khususnya pupuk organik tidak bisa dipenuhi, maka akibatnya pupuk anorganik yakni pupuk kimia yang akan menggantikan. Padahal dengan membuat siklus tertutup tersebut, maka akan mengeliminasi kebutuhan pupuk anorganik atau pupuk kimia tersebut. Selain menambah biaya, pemakaian pupuk kimia juga merusak atau meracuni tanah-tanah pertanian. Mata rantai atau integrasi peternakan dengan kehutanan, maupun dengan pertanian saat ini umumnya telah rusak dan terputus sehingga konsekuensinya ketergantungan pada pupuk kimia menjadi tinggi. Agroforestry dan peternakan khususnya penggembalaan domba itulah yang seharusnya dikembangkan, sehingga usaha tersebut akan optimal, ramah lingkungan dan berkelanjutan (sustainable). 
Pada implementasi di kebun energi secara teknis domba-domba tersebut bisa langsung digembalakan pada kebun tersebut tetapi dengan memperhatikan usia pohon-pohon kebun energi sehingga prakteknya dibuat secara rotasi. Ketika pohon-pohon kebun energi telah cukup besar, maka domba-domba tersebut bisa dilepas dan digembalakkan di area tersebut, tetapi ketika pohon-pohon kebun energi masih kecil, maka domba tidak bisa digembalakkan di area tersebut, karena akan merusak pertumbuhan pohon-pohon tersebut. Teknik yang kedua adalah dengan membuat koloni domba diantara atau ditengah-tengah kebun energi tersebut. Pada area koloni domba tersebut selain tersedia kandang untuk dombanya juga tersedia area penggembalaan. Penggembalaan juga dibuat rotasi sesuai ketersediaan rumput atau pakan domba tersebut. Porsi rumput dari penggembalaan bisa dibuat rasio 50:50 dengan pakan hijauan, limbah kebun energi. Semua peternak juga tahu, khususnya peternak domba, bahwa pakan itulah bisa dikatakan komponen biaya utama usaha peternakan tersebut. Sehingga apabila pakan bisa dibuat semurah mungkin, maka otomatis margin keuntungan juga besar. Bayangkan jika pakan domba saja harus import dan mahal, padahal lahan untuk menggembala atau menumbuhkan rumput sangat luas, tentu ini suatu kebodohan. Kualitas pakan hijauan berupa rumput-rumputan dan dedaunan adalah pakan terbaik. Kandungan protein dari daun-daun leguminoceae pada kebun energi juga tinggi, sehingga menghasilkan pakan berkualitas tinggi dan konversi ke daging domba juga akan tinggi. 
Penggembalaan Rotasi (Rotational Grazing)
Rumput bisa tumbuh hampir dimana saja di Indonesia, karena beriklim tropis dan tanahnya subur. Kita tidak perlu susah-susah menanam rumput-rumput tersebut, bahkan pada banyak kasus membersihkan rumput malah menjadi masalah tersendiri. Di negara-negara yang kering seperti Mesir untuk mendapatkan rumput, maka petani perlu menanam dan merawatnya. Seharusnya kita bersyukur kepada Allah SWT atas nikmat-nikmat tersebut. Pada kebun energi dan peternakan domba skala besar, faktor irigasi atau pengairan adalah hal sangat penting. Allah SWT menciptakan yang hidup dari air. Rumput-rumput juga akan mengeringkannya dan mati ketika tidak ada air, begitu pula pohon-pohon kebun energi-walaupun jenis pohon tersebut sangat efisien dalam penggunaan air. 
Kitab Al Filaha, Kitab Pertanian Fenomenal Zaman Kekhalifahan Umayyah di Andalusia
Yang Menjadi Rujukan Eropa Selama Berabad-Abad.
Sistem irigasi yang baik harus dibangun pada area tersebut dan  itu bukan pekerjaan yang sulit. Pada kekhalifanan Bani Umayyah di Andalusia saluran-saluran air telah dibangun bahkan dari sumber yang jauh dan bergunung-gunung, untuk mencukupi kebutuhan air kota tersebut, termasuk pertanian dan peternakan mereka. Curah hujan di Andalusia (Spanyol hari ini) juga rendah. 640 mm/tahun, sedangkan Indonesia rata-rata 2700 mm/tahun tetapi pertanian dan peternakan sangat maju, bahkan menjadi rujukan Eropa berabad-abad setelahnya. Peradaban Islam di Andalusia tersebut tidak hanya keindahan bangunan masjidnya, istananya, tata ruang perkotaan, sains, tetapi juga ekonomi dan kemakmurannya yakni pemenuhan pangannya dari pertanian dan peternakan mereka. Sejarah senantiasa berulang, dan kita bisa mengupayakannya dengan mengkaji peradaban Islam tersebut dan mengetahui faktor-faktor apa saja yang mendukungnya. Sedangkan di era kontemporer, kita bisa melihat Belanda dengan jaringan irigasinya telah mampu mendongkrak bioeconominya, baik sektor pangan, energi dan material. Bioeconomi berbasis pada hewan dan tumbuhan sebagai obyeknya, yang Allah SWT menciptakan dari air,: “…Dan dari air Kami jadikan segala sesuatu yang hidup. Maka mengapakah mereka tiada juga beriman ?” (QS 21: 30),  sehingga memenuhi kebutuhan air akan mengoptimalkan pertumbuhannya. Tidak ada kehidupan tanpa air. Bioeconomi di Eropa mentargetkan bisa menggerakkan perekonomian sebesar € 2 trilyun (sekitar 34.000 trilyun rupiah atau sekitar 17 kali APBN Indonesia) dengan menyerap 20 juta tenaga kerja.
Kapal Pengangkut Domba Dengan Kapasitas Hingga 40.000 ekor domba/shipment

Lalu bagaimana pasar daging dombanya ? Saat ini pasar terbesar domba adalah Arab Saudi, dengan estimasi 8 juta ekor/tahun atau seperempatnya (2 juta ekor) pada musim haji. Sementara untuk pasar dalam negeri permintaannya belum besar, kecuali saat Idhul Adha. Bagaimana meningkatkan konsumsi daging domba tersebut ? Untuk mengakselerasi peningkatan daging domba, lembaga-lembaga kemanusiaan bisa bekerjasama dengan peternakan domba tersebut. Inovasi bisa dibuat dengan cara daging-daging domba tersebut dimasak lalu dikalengkan sehingga tahun lama. Produk makanan siap saji yang dikalengkan sebelumnya juga sudah beredar dipasaran seperti gudeg Jogja, mangut lele, rendang, sayur lombok ijo dan sebagainya, sehingga juga sangat memungkinkan untuk olahan daging domba seperti tongseng, gule bahkan sate. Saat ini jika lembaga-lembaga kemanusiaan menyumbangkan bahan makanan ke saudara-saudara kita korban-korban daerah konflik seperti Palestina, Suriah, Afganistan dan Rohingnya, maka daging kalengan domba seharusnya menjadi bagian dari paket tersebut. Jangan malah memprioritaskan mie instan, yang bahan bakunya saja sudah import dan juga importirnya sangat sedikit (monopoli/oligopoli). Selain itu daging domba kalengan siap saji tersebut juga dipasarkan di outlet-outlet dalam negeri sehingga minat konsumsi daging domba terus meningkat khususnya kalangan muslim yang mayoritas di negeri ini. 
Selain produktivitas agroforestry yang meningkat dan berkualitas, sektor industri lain yang diuntungkan dengan berkembangnya peternakan domba tersebut adalah industri kulit dan industri tekstil. Domba-domba yang disembelih di Indonesia, maka kulit dan bulunya akan menjadi bahan baku industri kulit dan industri tekstil. Jacket, dompet, tas dan gantungan kunci adalah beberapa produk dari industri kulit berbasis kulit domba. Selanjutnya benang wool yang selama ini sebagian besar import maka bisa dikurangi bahkan dieliminasi dengan massifnya peternakan domba dan kebun energi tersebut. Alangkah indahnya bila sunnah Nabi penggembalaan domba bisa diimplementasikan, apalagi perkebunan lain seperti perkebunan kelapa sawit 12 juta hektar; kelapa 3,7 juta hektar; karet 3,4 juta hektar dan sebagainya yang sangat potensial untuk usaha peternakan domba tersebut. Ketika iman takwa semakin terimplementasi dalam kehidupan sehari-hari sehingga suku bunga bank bisa  dihilangkan atau 0%, maka harta menjadi berkah, gairah untuk berbisnis dan daya saing semakin besar dan konsep-konsep inovatif untuk kebaikan bisa segera direalisasikan. Dan ketika perekonomian dikuasai dan digerakkan oleh orang -orang sholeh maka kebaikan akan tersebar luas diberbagai penjuru dunia. InsyaAllah. 

Senin, 09 Oktober 2017

Mencari Harta Terbaik Dari Implementasi Kebun Energi Bagian 3

"Dia menciptakan kamu dari diri yang satu kemudian Dia jadikan daripadanya istri dan Dia menurunkan untuk kamu delapan ekor hewan yang berpasangan dari binatang ternak...." (QS 39:6). 

Dalam ayat lain (QS 6 : 143-144), delapan ekor hewan yang berpasangan (4 pasang) tersebut adalah dua ekor (sepasang) domba, sepasang kambing, sepasang unta dan sepasang sapi. 

Dari serangkaian hewan ternak yang disebutkan dalam ayat-ayat di atas, domba disebut pertama, baru kambing, unta dan sapi. Kaidah dalam Al Qur'an, sesuatu yang disebut pertama memiliki keutamaan daripada sesudahnya. Nah, disinilah domba memiliki keutamaan dibandingkan hewan ternak lain yang disebut dalam ayat tersebut, walaupun semua hewan tersebut dagingnya halal dimakan. Indikasi lain tentang keutamaan domba juga bisa kita dapati pada peristiwa Qurban, yakni ketika Nabi Ibrahim diperintah Allah SWT untuk menyembelih putranya yakni Ismail, lalu oleh Allah SWT menyelamatkan Ismail dan menggantinya dengan domba besar. Peristiwa tersebut kemudian kita peringati setiap tahun dan menjadi syariat Qurban pada hari raya Idhul Adha setiap 10 Dzulhijah. 
Ditataran praktis dan kajian ilmiah domba juga menunjukkan keunggulannya. Berdasarkan sejumlah riset dikatakan bahwa domba jauh lebih cerdas daripada kambing. Domba hanya kalah dari simpanse, gajah dan lumba-lumba. Kalau kita sudah sering melihat aksi simpanse, gajah dan lumba-lumba dengan kecerdasannya. Tetapi bagaimana aksi domba dengan kecerdasannya? Yang dimaksudkan kecerdasan untuk domba tentu bukan berarti menyelesaikan soal-soal matematika, fisika apalagi kimia yang rumit, tetapi sekedar mengingat tugas-tugas atau tanda-tanda spesifik. Konon domba adalah binatang yang paling baik ingatannya, dia bisa mengingat wajah penggembalanya, mengingat jalur perjalanan pulang ke kandangnya, ingat siapa yang memimpin perjalanannya dan bahkan bisa mengingat mana-mana batasnya yang boleh dimakan dan tidak, batas wilayah yang boleh dilalui dan tidak. Dengan cukup latihan domba-domba tersebut akan bisa melakukan tugas-tugas tersebut dengan baik. Hal ini menjadi sangat bermanfaat untuk penggembalaan yang terencana, seperti penggembalaan presisi (precision grazing), seperti dalam 5F projects for the world!

Penggembalaan domba di kebun energi bisa disesuaikan dengan rotasi panen kayu-kayunya. Ketika pohon-pohon tersebut sudah cukup besar atau mendekati usia panen, maka domba-domba tersebut bisa digembalakan di daerah tersebut. Domba-domba tersebut akan memakan rerumputan yang berada dibawah pepohonan tersebut, dan tidak memakan daun-daun dari pepohonan tersebut karena sudah cukup tinggi. Ketika pohon-pohon tersebut selesai dipanen maka tunas-tunas baru akan muncul atau trubus dari pangkal pohon-pohon tersebut. Pada kondisi tersebut gerombolan domba tidak bisa digembalakan di area ini karena akan merusak pepohonan tersebut. Penggembalaan tersebut akan berpindah-pindah menyesuaikan rotasi panen kebun energi tersebut. Kecerdasan domba untuk mengingat tanda-tanda spesifik akan memudahkan penggembalaan tersebut, sehingga batas-batas bisa ditandai dengan simbol tertentu. 

Minggu, 24 September 2017

Mencari Harta Terbaik Dari Implementasi Kebun Energi Bagian 2

Penggembalaan ternak ternyata terbukti aktivitas dan pekerjaan penting yang akan terus ada sampai hari kiamat. Sebagian besar manusia menganggapnya sebagai pekerjaan rendahan dan kuno sehingga banyak ditinggalkan. Padahal tentu saja pada era saat ini perangkat teknologi bisa digunakan untuk memudahkan penggembalaan tersebut,satu diantaranya yakni dengan IoT (Internet of Things)   yang juga banyak diterapkan disejumlah bidang kehidupan. Dengan penggembalaan ternak ternyata salah satu hal penting bagi manusia yakni siklus pangannya bisa berjalan dan terus berlanjut. Kesuburan tanah akan terjaga, lalu berbagai rerumputan bisa terus tumbuh dan juga berbagai pepohonan lainnya. Adalah Allan Savory, seorang biologist dari Zimbabwe yang merumuskan konsep fenomenal tentang penyelamatan kehidupan di bumi melalui Holistic Planned Grazing, yakni konsep sederhana menghidupkan penggembalaan yang terencana. Konsepnya tersebut bahkan telah diterapkan diberbagai belahan dunia, mulai dari Afrika, Australia, Amerika Latin bahkan Amerika Utara dengan total area lebih dari 16 juta hektar (sekitar 40 juta acres). Bagaimana sistem penggembalaan tersebut sehingga bisa melestarikan kehidupan di bumi, simak video dari Allan Savory tersebut di link ini. Prinsipnya adalah merencanakan perputaran hewan gembalaan secara periodik sehingga terjadi pemerataan penyebaran kotoran ternak ke areal yang luas dan rumput-rumput di daerah gembalaan tersebut belum sempat habis sudah ditinggalkan oleh gerombolan ternak gembalaan, untuk kemudian setiap area didatangi lagi ketika rumput-rumput sudah pulih kembali.
MasyaAllah. Hal tersebut membuktikan dan meyakinkan kita bahwa apa yang dilakukan  seluruh Nabi dan Utusan Allah, layak kita tiru sampai akhir zaman. Tetapi ada perbedaan hewan ternak yang digunakan Allan Savory dengan Nabi-Nabi Allah, Allan Savory menggunakan sapi sedangkan seluruh Nabi menggembala domba atau kambing. Mengapa seluruh Nabi tersebut menggembalakan domba dan bukan sapi? Allah SWT yang mengutus para Nabi tersebut tentu memiliki maksud dengan hal itu dan tentu mengandung banyak hikmah didalamnya. Beberapa hikmah tersebut diantaranya pertama, secara matematis perkembangbiakkan  domba jauh lebih cepat daripada sapi . Satu ekor domba atau kambing betina bisa melahirkan enam ekor anak dalam enam anak domba dalam dua tahun, sedangkan sapi hanya melahirkan satu atau maksimal dua ekor dalam waktu yang sama. Kedua, domba atau kambing dengan ukuran lebih kecil juga lebih mobile dalam menyebarkan kotoran sehingga efek pemupukan terhadap tanah juga lebih merata. Ketiga, kualitas kotoran domba sebagai pupuk juga lebih baik daripada kotoran sapi terutama pada kandungan makro yakni nitrogen (N), phospur (P), dan kalium (K). Karena buah karya manusia biasa, pendekatan Savory ini tentu masih banyak mengandung kelemahan, tetapi itupun sudah bisa melestarikan areal puluhan juta hektar di seluruh dunia tersebut diatas. Bagaimana jika contoh para Nabi dengan penggembalaan domba tersebut diterapkan di seluruh dunia? Tentu hasilnya jauh akan lebih baik dalam semua aspeknya. 

Rotasi pemanenan pada kebun energi juga bisa disesuaikan dengan rotasi gerombolan domba pada area rerumputan tersebut. Lokasi pepohonan pada kebun energi yang sudah siap panen dengan rerumputan dibawahnya bisa digunakan untuk penggembalaan domba tersebut. Pohon yang sudah tinggi sehingga daun-daunnya tidak terjangkau domba tersebut, sehingga tidak merusak pepohonan tersebut. Setelah kayunya dipanen dan daunnya dipisahkan, selanjutnya daunnya-daun tersebut juga menjadi pakan domba-domba tersebut. Rerumputan dan kebun-kebun tersebut akan menyenangkan bagi pemilik domba dan domba-domba tersebut.

Rendahnya produksi daging kita, rendahnya konsumsi daging perkapita dan tingginya import daging adalah masalah kita hari ini. Produksi daging Indonesia saat ini berkisar 2,5 juta ton dan itu untuk bisa tetap menjaga pemenuhan 10 kg/tahun per kapita bagi 250 juta penduduk. Konsumsi daging orang Indonesia termasuk rendah hanya sekitar  1/4   rata-rata konsumsi penduduk dunia, yang berkisar 40 kg/tahun per kapita. Padahan protein ini sangat penting bagai pertumbuhan sel dan kecerdasan. FAO beberapa waktu lalu merilis statistiknya bahwa Indonesia hanya mengkonsumsi daging 10 kg/tahun per kapita, sementara negara tetangga kita seperti Timor Leste 36,51 kg, Malaysia 48,93 kg, Brunei 63,87 kg dan Australia 111,72 kg.

Mengapa hal tersebut terjadi? Apakah tanah-tanah yang luas dan subur kita tidak cukup untuk mencapai kondisi menyamai rata-rata dunia? Setidaknya ada tiga penyebabnya yaitu kita meninggalkan sunnah para Nabi untuk menggembala, salah memilih hewan gembalaan dan salah mindset dalam lokasi penggembalaan. Domba atau kambing-lah seharusnya binatang gembalaan terbaik tersebut. Untuk kesalahan yang ketiga adalah mindset tentang lokasi penggembalaan. Dia-lah,  Yang  telah  menurunkan  air hujan  dari  langit  untuk  kamu,  sebagiannya  menjadi  minuman  dan sebagiannya  (menyuburkan)  tumbuh-tumbuhan,  yang  pada (tempat tumbuhnya) itu kamu menggembalakan ternakmu.” (QS 16 : 10). Kembali kita mendapat petunjuk dari Al Qur'an bahwa lokasi penggembalaan yang terbaik adalah bukan di padang rumput yang luas seperti di Australia dan New Zealand, tetapi diantara kerindangan tanaman lain yang membentuk kebun-kebun lebat seperti salah satunya kebun energi. Negeri manakah yang paling cocok untuk itu? Negeri tropis seperti Indonesia-lah yang cocok dan terbaik untuk penggembalaan tersebut. Selain itu Allah juga memerintahkan kita untuk memperhatikan makanan kita (QS  80  : 24-32), baik zatnya (kualitas dan kuantitas) juga cara mendapatkan hingga mengolahnya. Dengan memakan makanan yang halalan thayyiban maka doa-doa kita juga mudah dikabulkan Allah SWT. 

Rabu, 16 Agustus 2017

Mencari Harta Terbaik Dari Implementasi Kebun Energi

Dari  Abu  Said  Al-Khudri  berkata  :  Rasulullah  SAW  bersabda  :  “Waktunya  akan  datang  bahwa  harta  muslim  yang  terbaik adalah  domba  yang  digembala  di  puncak  gunung  dan  tempat  jatuhnya  hujan.  Dengan  membawa  agamanya dia  lari  dari  beberapa  fitnah(kemungkaran  atau  pertikaian  sesama  muslim)”.  (H.R. Bukhari)

Dari  Abu  Hurairah  R.A.  dari  Rasulullah  SAW,  beliau  bersabda  :  “Diantara  penghidupan  (pekerjaan)  manusia  yang  terbaik, adalah  seorang  laki-laki  yang  memegang  kendali  kudanya  di  jalan Allah.  Dia  terbang  diatasnya  (dia  menaikinya  dengan  jalan  yang cepat). Setiap  mendengar  panggilan  perang  dia  terbang diatasnya dengan  bersemangat  untuk  mencari  kematian  dengan jalan  terbunuh  (dalam  keadaan  syahid)  atau  menyongsong kematian  ditempat  datangnya.  Atau  seorang  laki-laki  yang menggembala  domba  di  puncak  gunung dari  atas  gunung  ini atau  lembah  dari  beberapa  lembah.  Dia  mendirikan  sholat, memberikan  zakat  dan  menyembah  kepada  Tuhannya  hingga kematian  datang  kepadanya.  Dia  tidak  mengganggu  kepada manusia, dan hanya berbuat baik kepada mereka.” (H.R. Muslim).
Kedua hadist shahih diatas menjelaskan keutamaan domba sebagai harta terbaik dan menggembala domba sebagai penghidupan atau pekerjaan terbaik setelah berjihad.  Harta terbaik berupa domba serta penggembalaannya sangat mungkin dilakukan dengan implementasi kebun energi.  Tanah-tanah yang semula tandus dan tidak produktif juga bisa diperbaiki dengan tanaman kebun energi jenis leguminocea tersebut. Untuk lebih detail tentang kebun energi bisa dibaca disini. Puluhan juta hektar tanah yang tidak atau belum dimanfaatkan secara optimal perlu segera diolah dan dioptimalkan.  Hal ini karena ada banyak agenda mendesak saat ini yang harus segera diatasi, seperti ketercukupan pangan, perbaikan gizi, perbaikan kesehatan dan mutu kehidupan, menciptakan generasi kuat dan berkualitas, perbaikan pendidikan, perbaikan ekonomi, perbaikan lingkungan dan sebagainya sehingga tercipta peradaban gemilang yang mencahayai dunia.
Ketika kita merancang dan membuat kebun energi skala besar untuk produksi wood pellet, daun-daun tersebut bisa digunakan untuk pakan domba-domba tersebut.  Dengan rasio 6 pohon/ekor/hari, maka dengan 10.000 pohon/hektar dan apabila setiap hari panen seluas 10 hektar berarti bisa memberi pakan 17.000 ekor domba.  Maka harta terbaik dari domba tersebut juga memberi penghasilan tambahan yang besar.  Selain itu domba-domba juga bisa digembalakan  di areal perkebunan tersebut tetapi dengan memperhatikan umur pohon-pohon energi tersebut supaya juga bisa tetap tumbuh optimal tidak malah tunas-tunasnya habis dimakan domba, seperti pada skenario 5F For the World! Walaupun bisa digunakan sebagai pakan tunggal untuk domba, tetapi pemakaian daun gamal dengan rerumputan untuk pakan domba tersebut akan memberikan hasil optimal. Daging domba adalah daging terbaik dan merupakan the world healthiest food, yakni daging domba yang diberi makan daun-daunan dan rumput atau digembala di rerumputan. Domba yang diberi makan daun-daunan dan rerumputan akan menghasilkan rasio Omega 6 terhadap Omega 3 (O6/O3 ratio) berkisar 1 atau seimbang. Rasio Omega 6 terhadap Omega 3 menyatakan tingkat kualitas makanan ditinjau dari kesehatan, dengan kisaran 1 pada kondisi terbaiknya atau seimbang sedangkan apabila rasio O6/O3 semakin besar berarti semakin rendah kualitas makanan tersebut. Sedangkan apabila ternak besar seperti domba tersebut diberi makan biji-bijian seperti berbasis kedelai maka O6/O3 ratio menjadi besar yakni 13 atau lebih. Tingginya O6/O3 ratio akan memacu timbulnya penyakit jantung, kanker dan kardiovaskular lainnya.
Daun-daun pohon-pohon leguminoceae di kebun energi tersebut juga memiliki kandungan protein yang tinggi, sebagai contoh daun gamal (gliricidae) memiliki kandungan protein sekitar 25%.  Selain itu daun gamal juga memiliki kandungan tanin rendah. Senyawa tanin secara umum akan menurunkan daya cerna protein bagi pencernaan rumen.  Konversi daun gamal dengan kandungan protein ‘sangat’  tinggi ke daging domba juga besar.  Sehingga domba yang diberi pakan daun gamal akan memiliki berat badan jauh lebih besar daripada domba yang tidak diberikan daun gamal. Tingginya nilai nutrisi daun gamal (gliricidae sepium) dan pengaruh positif terhadap produksi ternak ruminansia khususnya domba menempatkannya sebagai pakan ternak yang ideal.
Selain dorongan dari kedua hadist shahih diatas dan juga masih rendahnya konsumsi daging di dalam negeri dan juga tingginya permintaan domba untuk export ke Arab Saudi yang mencapai 8 juta ekor/tahun dengan 2 juta saat musim haji, serta berlimpahnya daun gamal dari kebun energi apabila telah berproduksi, telah menjadi sejumlah daya dorong yang kuat untuk mendapatkan harta terbaik dengan membuat peternakan domba.

Rusaknya tanah-tanah pertanian dan juga hutan-hutan yang jumlahnya sangat banyak bahkan menurut FAO diperkirakan secara global telah mencapai sepertiganya.  Sebagian bahkan telah memasuki fase penggurunan (desertifikasi). Hal tersebut tentu mengkhawatirkan untuk ketercukupan pangan manusia dan potensi bencana alam lainnya. Allah SWT berfirman dalam QS  Ya-sin (36):33  ;  QS  Al An'am (6):99. Dan lagi-lagi tanaman leguminoceae inilah yang dimaksudkan dalam ayat tersebut. Akar tanaman leguminoceae yang mampu mengikat nitrogen (nitrogen fixing trees) dari atmosfer yang berfungsi sebagai tanaman perintis, pohon-pohon tersebut mengantarkan lahan yang semula  mati/gersang  sampai  layak  untuk  ditumbuhi karena menyuburkan tanah-tanah tersebut. Lalu dengan air hujan yang turun dari awan-awan dan sinar matahari, biomasa kayu-kayuan terbentuk dan daun-daunnya sebagai pakan ternak bergizi, adalah bagaimana energi dan pangan yang terbentuk berasal dari 'awang-awang'.Begitu pentingnya masalah pangan dan energi terbarukan sehingga manusia secara global perlu merumuskan dan membuat target untuk bisa cukup dan terpenuhi seperti dalam paket Sustainable Development Goals (SDGs). Daun-daun tersebut juga tinggi kandungan protein yang sangat dibutuhkan bagi domba tersebut. Kotoran-kotoran domba yang kaya akan phosporus (P) dan potassium/kalium (K), dengan penggembalaan di tanah-tanah tersebut akan semakin menyuburkan tanah-tanah yang rusak tersebut, karena unsur nitrogen (N), phospour (P), dan kalium (K) atau NPK adalah unsur esential kesuburan tanah. Sungguh maha besar kekuasaan Allah yang telah memberikan 'resep' /petunjuk untuk memakmurkan bumi-Nya bahkan dari kondisi matinya (QS  Ya-sin (36):33). Hal tersebut semakin menambah keimanan dan ketakwaan kepada-Nya seperti firman Allah SWT :
“Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, dan silih bergantinya malam dan siang terdapat tanda-tanda bagi orang-orang yang berakal (ulil albab). Yaitu orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri atau duduk atau berbaring dan mereka memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi – (kemudian berkata) ‘Ya Tuhan kami, tiadalah engkau menciptakan ini dengan sia-sia, Maha Suci Engkau, maka peliharalah kami dari siksa neraka”. (QS 3:190-191)

AI untuk Pabrik Sawit atau Pengembangan Produk Baru dengan Desain Proses Baru ?

Aplikasi AI telah merambah ke berbagai sektor termasuk juga pada pabrik kelapa sawit atau pabrik CPO. Aplikasi AI untuk pabrik kelapa sawit ...