Selasa, 12 Maret 2019

Tips Memilih PKS

Bagi produsen CPO jenis kelapa sawit tenera lebih disukai karena dengan sabutnya yang tebal akan menghasilkan CPO lebih banyak. Sedangkan bagi pemakai PKS (palm kernel shell) seperti pembangkit listrik dan sejumlah industri, tipe kelapa sawit jenis dura lebih disukai. PKS tenera memiliki cangkang tipis (0,5-4 mm) sehingga nilai kalornya cenderung lebih rendah dibanding dura dengan cangkang yang lebih tebal (2-8 mm). Perkebunan sawit lama biasanya menggunakan jenis tenera untuk memaksimalkan rendemen CPO, sedangkan perkebunan sawit lama biasanya menggunakan jenis dura. PKS sebagai produk samping atau salah satu limbah padat pada pabrik CPO sebenarnya tidak menjadi perhatian utama pabrik sawit, dan CPO jelas menjadi fokus utama. PKS terutama menjadi perhatian para pedagang serta penggunanya, sehingga muncul faktor kualitas sebagai konsekuensi transaksi jual beli.
Indonesia memiliki sekitar 12 juta hektar perkebunan kelapa sawit saat ini, yang terdiri dari 4,8 juta hektar perkebunan rakyat, 6,2 juta hektar perkebunan swasta dan 0,8 juta hektar perkebunan negara. Sejumlah daerah di Indonesia masih banyak yang menggunakan jenis dura pada perkebunan sawitnya. Perkebunan sawit rakyat atau sawit masyarakat adalah salah satu yang banyak memproduksi sawit jenis dura tersebut. Ketika permintaan PKS meningkat tajam seperti saat ini terutama untuk pasar export ke Jepang dan Korea (info lebih lanjut baca disini), maka PKS jenis dura menjadi pilihan utama. Pada prakteknya sulit menemukan PKS yang 100% dura karena sumber kelapa sawit yang digunakan pada produksi CPO juga berasal dari berbagai sumber. Sumber dari kebun inti bisa jadi mayoritas berupa tenera, sedangkan kelapa sawit dari kebun rakyat bisa jadi mayoritas dura. Komposisi dura dan tenera juga bermacam-macam tergantung kebun inti dan plasma tersebut. Sebagai contoh suatu pabrik CPO dengan kebun inti yang mayoritas masih tanaman baru sehingga buah kelapa sawit berasal dari kebun masyarakat. Atau bisa juga kebun inti sudah memasuki fase replanting sehingga pasokan terbatas dan mengandalkan kebun masyarakat dan lain sebagainya.
Menurut ilmu botani, tanaman tipe dura mempunyai alela homosigot dominan (sh+sh+) sehingga menghasilkan cangkang tebal. Sedangkan hibrida dari dura dengan pisifera yakni tanaman tipe tenera yang mempunyai alela heterosigot (sh+sh-) mempunyai cangkang tipis dan dikelilingi oleh cincin-cincin serat pada mesocarp-nya. Tanaman tipe pisifera sendiri mempunyai alela homosigot resesif (sh-sh-) sehingga tidak membentuk cangkang. Umumnya untuk jenis pisifera ini tidak dijadikan komersial untuk perkebunan sawit karena gagal membentuk buah. Tetapi memang ada beberapa jenis pisifera tetap fertil dan mampu berkembang biak. Tanaman tipe dura juga bisa dikatakan tanaman induk karena terjadinya tipe tenera adalah persilangan dura dan pisifera.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Urgensi Transisi Energi Berkeadilan

Seorang muslim dari Amerika Serikat (AS) yang juga merupakan aktivis lingkungan, Ibrahim Abdul Matin (2012), dalam bukunya Green Deen : What...