Sabtu, 19 September 2020

Produksi Arang Berkualitas Tinggi Dari Limbah Kayu Hutan

 Hutan atau kebun akasia di Indonesia diperkirakan mencapai 2 juta hektar dan hampir semua hutan akasia tersebut untuk menyuplai pabrik pulp and paper. Setiap pabrik pulp and paper selalu memiliki hutan akasia dengan luasan ribuan hektar untuk memenuhi pabrik pulp and paper tersebut. Kayu akasia dengan diameter minimal 8 cm digunakan sebagai bahan baku tersebut, sedangkan yang memiliki diameter lebih kecil dari itu hanya sebagai limbah saja. Padahal kayu dengan diameter 5-8 cm bisa digunakan untuk produksi arang. Produksi arang selain akan mengatasi masalah limbah tersebut juga akan memberi keuntungan ekonomi. Dengan pemilihan teknologi yang tepat arang berkualitas tinggi dapat diproduksi, yakni yang memiliki fixed carbon lebih besar dari 82%. 

Kondisi akhir-akhir ini yakni suasana pandemi yang melanda seluruh dunia akibat virus korona telah menyebabkan banyak kantor dan hampir semua sekolah telah mengalihkan aktivitasnya menjadi online. Kondisi tersebut telah mengakibatkan pabrik kertas mengurangi produksi kertasnya bahkan di Kanada sampai ada yang menutup pabriknya. Hal tersebut telah menyebabkan para pengelola hutan tanaman industri (HTI) akasia tersebut kesulitan memasarkan kayu-kayu mereka. Hal tersebut juga akan mengurangi pendapatan perusahaan tersebut, sehingga kayu-kayu tersebut bisa dialihkan untuk produksi arang juga. 
Canadian Biomass Magazine, Spring 2020

Indonesia juga memiliki hutan atau kebun karet seluas sekitar 3,4 juta hektar, peringkat no 1 dunia diikuti Thailand sebagai peringkat kedua dengan 2 juta hektar dan saat ini sudah cukup banyak kebun-kebun yang perlu diremajakan ulang (replanting). Walaupun bisa dimanfaatkan untuk meubel tetapi kebutuhannya masih sangat kecil sehingga tidak efektif untuk pemanfaatan limbah kayu karet tersebut. Produksi arang berkualitas tinggi dengan bahan baku kayu karet tersebut adalah salah satu opsi terbaik. Teknologi karbonisasi kami diperuntukkan untuk kapasitas industri, terutama pemanfaatan limbah kayu di hutan-hutan tanaman industri. Selain kualitas arang yang mempunyai fixed carbon lebih dari 82% atau mengikuti European norm NF EN 1860-2 , tingkat konversi ke arang juga lebih tinggi. Dengan kandungan fixed carbon lebih dari 82% berarti juga mencegah kanker usus besar. Pada dasarnya produksi arang adalah masalah mengontrol proses produksi (process control). Kualitas arang dari process control yang kurang baik juga akan rendah, sehingga walaupun bisa diterima di pasar lokal tetapi tidak diterima pasar internasional.  Bagi yang tertarik untuk memproduksi arang berkualitas tinggi dari kayu-kayu limbah hutan di atas, silahkan email ke eko.sbs@gmail.com atau kunjungi web https://greencobiomasa.com/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Urgensi Transisi Energi Berkeadilan

Seorang muslim dari Amerika Serikat (AS) yang juga merupakan aktivis lingkungan, Ibrahim Abdul Matin (2012), dalam bukunya Green Deen : What...