Rabu, 12 Maret 2014

Pellet Fuel dari Tongkol dan Batang Jagung


 
Tongkol dan batang jagung adalah limbah dari usaha budidaya jagung. Umumnya kedua limbah tersebut hanya dibuang dan tidak dimanfaatkan. Mahalnya harga energi, solusi masalah limbah dan peningkatan nilai tambah pemanfaatan limbah tersebut adalah pendorong pemanfaatan limbah ini. Data tahun 2006 dengan produksi jagung secara nasional 11,7 juta ton, limbah pertanian dihasilkan yakni 12,1 juta ton. Dengan potensi energi batang dan daun kering diperkirakan 66,35 GJ dan tongkol jagung sebesar 55,75 GJ tentu sangat potensial untuk sumber energi.  Batang dan daun kering jagung memiliki nilai kalori 4370 kkal/kg sedangkan tongkol jagung pada 4451 kkal/kg (MC=7,53%).


Pellet tongkol jagung dan pellet batang jagung
Pemelletan untuk menjadi pellet bahan bakar (pellet fuel) adalah pilihan terbaik untuk sumber energi tersebut. Pellet dari limbah pertanian jagung ini bisa dimanfaatkan untuk bahan bakar kompor pada daerah pertanian tersebut atau untuk industri atau pemabngkit listrik dan potensial untuk dieksport ke luar negeri. Ditinjau dari asalnya karena pellet fuel dari limbah pertanian jagung ini termasuk biomass pellet atau agri-pellet, yang spesifikasinya sedikit berbeda dengan pellet kayu (wood pellet). Teknologi produksi pellet dari limbah jagung ini juga hampir sama dengan produksi wood pellet.



Sejumlah sentra-sentra produksi jagung di seluruh Indonesia potensial untuk mengembangkan komoditas ini karena ketersediaan bahan baku, mengatasi masalah limbah pertanian, kebutuhan energi yang terus meningkat dan faktor ekonomi. Sebagai bahan bakar yang ramah lingkungan, mudah disimpan dan digunakan, sebagai bahan bakar carbon neutral akan mengurangi dampak perubahan iklim akibat gas rumah kaca serta mendorong ekonomi rendah karbon.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Urgensi Transisi Energi Berkeadilan

Seorang muslim dari Amerika Serikat (AS) yang juga merupakan aktivis lingkungan, Ibrahim Abdul Matin (2012), dalam bukunya Green Deen : What...