Jumat, 03 Oktober 2014

Permintaan Wood Pellet Diprediksi Mencapai 50 Juta Ton Pada Tahun 2024



Sebagai energi alternatif wood pellet memiliki peningkatan permintaan cukup signifikan, walaupun dibanding energi primer yakni dari energi fossil prosentasenya juga belum seberapa. Sebuah studi menyatakan bahwa pada tahun 2014 estimasi permintaan wood pellet  hingga 23 juta ton dan pada tahun 2024 akan mencapai 50 juta ton secara global. Ketersediaan bahan baku dan keberlangsungan pasokannya tetap menjadi issue penting untuk suksesnya produksi wood pellet secara berkesinambungan. Sedangkan untuk pasar Eropa dan Amerika Utara adalah pasar utama diikuti kemudian oleh Asia. Eropa dan Amerika Utara mengunakan wood pellet sebagai pemanas ruangan (space heating) disamping untuk industri sedangkan Asia penggunaan wood pellet terutama untuk industri. 



Photo diambil dari sini
Studi tersebut berfokus pada European industrial market, European heating market, North American heating market, dan Asian industrial market. Prediksi permintaan global tersebut lebih detailnya sebagai berikut :
- European Industrial Markets—termasuk Belgia, Denmark, Belanda, Swedia dan Inggris.
- European Heating Markets—termasuk  Austria, Denmark, Prancis, Jerman, Italia dan Swedia
- Asian Industrial Markets—Termasuk Korea dan Jepang
- North American Markets—Termasuk Amerika Serikat dan Kanada
 
Diagram Carbon-Flow

Dilihat dari aspek lingkungan pemanfaatan bahan bakar wood pellet dari biomasa berkayu adalah strategi carbon neutral. Sedangkan pemanfaatan biomasa sebagai carbon negative dengan biochar tampaknya belum menjadi perhatian ataupun kombinasi carbon neutral dan carbon negative dengan pemanfaatan teknologi paling cocok untuk itu yakni continous slow pyrolysis nampaknya juga belum mengarah ke situ.

Memaksimalkan Kecepatan Penyerapan CO2 dari Atmosfer Berbasis Biomasa

Memaksimalkan kecepatan penyerapan CO2 dari atmosfer adalah hal sangat penting mengingat kecepatan penambahan konsentrasi CO2 ke atmosfer ya...