Jumat, 25 Agustus 2017

Mau Terus Melanjutkan Menanam Sawit atau Beralih ke Kebun Energi?

Banyaknya perkebunan-perkebunan sawit di Indonesia dan Malaysia yang telah memasuki masa tua sehingga sudah tidak produktif, perlu segera mendapatkan solusi. Solusi pertama dan merupakan solusi populer karena banyak dilakukan oleh perusahaan kelapa sawit adalah dengan replanting atau menanam kembali perkebunan  tersebut dengan pohon sawit baru. Solusi kedua adalah beralih menanam tanaman lainnya yang dianggap lebih menguntungkan. Kebun energi untuk produksi wood pellet adalah solusi jitu untuk itu. Mengapa perusahaan atau petani sawit mengambil solusi kedua ini? Hal ini terutama karena usaha pertanian sawit tidak memberi keuntungan yang diharapkan. Banyak perkebunan sawit tidak memberikan keuntungan yang diharapkan karena tingginya biaya perawatan termasuk pemupukan dan penanggulangan hama serta harga jual tandan buah segar dan/atau CPO yang murah. Apalagi kelapa sawit juga membutuhkan waktu 5 panen sebelum bisa dipanen buahnya. 
Mengapa kebun energi untuk produksi wood pellet bisa dikatakan sebagai solusi jitu? Hal ini karena ada beberapa alasan : pertama, perawatan kebun energi tersebut sangat mudah dan murah biayanya. Kedua, dengan menanam kebun energi tersebut juga akan mengembalikan kesuburan tanahnya. Ketiga, kebutuhan wood pellet untuk sektor energi juga terus meningkat. Keempat, daun-daun dari kebun tersebut juga bisa dimanfaatkan untuk peternakan domba atau kambing. Domba ini juga akan menjadi harta terbaik bagi kita. Kelima, sebagai tanaman pendamping perkebunan sawit. Luasnya perkebunan sawit yang mencapai puluhan bahkan ratusan ribu hektar yang ditanam secara monokultur atau hanya satu jenis tanaman rentan dengan berbagai penyakit, sehingga dengan menambahkan tanaman pendamping berupa kelompok leguminoceae pada kebun energi tersebut akan mengurangi atau menghindari masalah tersebut selain juga mengoptimalkan hasil perkebunan itu sendiri. Setelah pohon-pohon sawit tua tersebut ditebang, maka batang-batang tersebut juga bisa digunakan sebagai bahan baku produksi pellet atau OPT pellet. Baru selanjutnya bisa dilanjutkan untuk menanam kembali pohon sawit baru, atau pun beralih 100% dengan kebun energi maupun kombinasi dengan sebagian tetap sebagai perkebunan sawit dan sebagiannya untuk kebun energi. 


Lalu bagaimana supaya usaha kebun energi tersebut juga menjadi usaha yang menguntungkan dan berkelanjutan? Mirip dengan perkebunan sawit sehingga produk CPO -nya bisa dijual didalam negeri maupun export, yaitu membutuhkan pabrik pengolah tandan buah dari perkebunan sawit tersebut, maka demikian juga dengan kebun energi yang membutuhkan pabrik atau unit pengolahan untuk menjadi wood pellet sebelum dipasarkan di dalam negeri atau export. Proses produksi wood pellet juga lebih sederhana dibandingkan produksi CPO dan harga pabriknya juga jauh lebih murah. Pengusaha-pengusaha menengah lebih terjangkau untuk melakukan produksi wood pellet dari kebun energi ini, misalnya mulai dari kebun energi 500 hektar, 1000 hektar dan seterusnya. Skema perancangan produksi wood pellet dari kebun energi juga bisa dibaca disini. Bagi pembaca yang ingin mendapatkan estimasi produksi wood pellet tersebut, silahkan mengirim email ke eko.sbs@gmail.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Urgensi Transisi Energi Berkeadilan

Seorang muslim dari Amerika Serikat (AS) yang juga merupakan aktivis lingkungan, Ibrahim Abdul Matin (2012), dalam bukunya Green Deen : What...