Jumat, 30 Maret 2018

Mencari Harta Terbaik Dari Implementasi Kebun Energi Bagian 7

Dia-lah, Yang telah menurunkan air hujan dari langit untuk kamu, sebagiannya menjadi minuman dan sebagiannya (menyuburkan) tumbuh-tumbuhan, yang pada (tempat tumbuhnya) kamu menggembalakan ternakmu. ” (QS 16:10)

Makanlah dan gembalakanlah binatang-binatangmu. Sesungguhnya pada yang demikian itu, terdapat tanda-tanda kekuasaan Allah bagi orang-orang yang berakal.”(QS 20:54)

"Orang-orang muslim itu bersyirkah dalam tiga hal, dalam hal padang rumput (lahan), air dan api (energi)". (HR. Sunan Abu Daud).

Petani diluar Jawa umumnya memiliki tanah 5-10 hektar, tetapi tidak sedikit yang memiliki puluhan hektar hingga ratusan hektar. Tanah-tanah tersebut banyak yang belum diolah maupun dioptimalkan sehingga memberi manfaat bagi pemiliknya. Tanah-tanah tersebut sangat potensial untuk dibuat padang gembalaan secara efisien dengan penggembalaan rotasi. Penggembalaan domba maupun campur domba dan sapi bisa diusahakan di area-area tersebut. Penggembalaan rotasi adalah membagi padang gembalaan tersebut menjadi beberapa unit seperti arena latihan kuda (paddock) selanjutnya binatang ternaknya secara bergiliran digembalakan di area gembalaan yang bersekat-sekat tersebut. Pada penggembalaan rotasi selalu ada padang gembalaan yang diistirahatkan untuk memulihkan pertumbuhan rumputnya. Pemilik-pemilik lahan tersebut juga bisa bersyirkah untuk mencapai luasan lahan tertentu untuk digunakan sebagai kebun energi. Kebun energi akan memproduksi kayu bisa untuk energi yakni wood pellet atau wood briquette ataupun turunan produk lain. Daun-daunnya digunakan untuk pakan ternak yakni domba maupun domba dengan sapi. Hewan ternak bahkan bisa digembalakan dalam area kebun energi dengan teknik tertentu maupun mengorbankan sejumlah tanah untuk area penggembalaan.

Penggembalaan rotasi akan memberikan hasil yang efisien baik produktivitas daging maupun keberlanjutan padang gembalaan tersebut. Pertumbuhan rumput bisa dijaga sedemikian rupa dengan penggembalaan rotasi tersebut, yakni dipertahankan pada ketinggian 8-10 cm. Bila rumput dimakan habis (overgrazed) sampai pangkal batang maka akan sulit tumbuh lagi dengan baik. Teknik mengatur supaya rumput terus tumbuh dengan baik yakni dengan mengatur durasi penggembalaan pada sekat penggembalaan tersebut, ini juga akan terpengaruh oleh faktor musim. Rumput akan tumbuh lebih cepat pada musim penghujan dan sebaliknya pada musim kemarau lebih lambat. Dengan irigasi yang baik pertumbuhan rumput pada musim kemarau bisa tetap dipertahankan. Padang gembalaan pada hakikatnya adalah bertani atau budidaya rumput itu sendiri. Selain itu dengan penggembalaan rotasi domba atau hewan ternak akan merumput lebih merata karena area penggembalaannya dibatasi dengan sekat-sekat tersebut. Sebagai perbandingan adalah dengan penggembalaan terus menerus (continous grazing), dimana ternak cenderung hanya makan rumput yang disukai bahkan sampai habis (overgrazing) sehingga keberlanjutan rumput padang gembalaan kurang optimal. 

Lalu bagaimana supaya keberlanjutan padang gembalaan bisa optimal? Pemupukan adalah hal penting untuk mencapai hal tersebut, selain hal-hal diatas. Distribusi kotoran ternak harus dibuat sebaik mungkin dalam padang gembalaan tersebut. Dengan rasio luas lahan berbanding jumlah ternak kecil atau jumlah ternak dibuat lebih banyak sehingga populasinya lebih besar membuat distribusi pupuk menjadi merata. Jarak mobilitas ternak dengan cara tersebut menjadi pendek. Tentu saja ketersediaan pakan berupa rumput menjadi pertimbangan penting untuk ketersediaan pakan ternak gembalaan tersebut. Rumput lebat walaupun tidak begitu luas bisa jadi menyediakan pakan lebih banyak daripada tanah luas dengan populasi rumput yang jarang. Apabila luasan 1 m2 dengan kondisi rumput lebat dihasilkan 1 kg rumput, maka untuk tiap hektarnya tersedia 10 ton rumput untuk pakan. 
Al Qur'an menunjukkan bahwa binatang gembalaan menyukai tempat teduh dibawah pepohonan dan juga dekat sumber air (QS 16:10). Hal ini  juga telah dibuktikan dari penggembalaan professional diberbagai negara dan belahan bumi. Untuk itu padang gembalaan seharusnya juga ditumbuhi banyak pepohonan seperti petunjuk Al Qur'an. Diantara pepohonan tersebut juga bisa tumbuh banyak rerumputan. Hewan-hewan gembalaan akan banyak menghabiskan waktunya di tempat teduh di bawah pepohonan tersebut. Sumber air juga perlu disediakan di lokasi tersebut untuk tempat minum hewan-hewan gembalaan tersebut. Akibatnya kotoran ternak juga akan terakumulasi di lokasi-lokasi tersebut sehingga juga menyuburkan tanahnya. Pohon buah-buahan maupun pohon kayu-kayuan bisa digunakan pada padang gembalaan tersebut. Daun-daun dari kebun energi bisa dijadikan pakan tambahan bagi domba-domba tersebut. Peternakan domba tersebut juga bisa termasuk mendukung syariat qurban yakni syariat Islam menyembelih hewan qurban pada setiap tanggal 10 Dzulhijah atau hari raya Idhu Adha. Selain tanah-tanah tersebut digunakan untuk kebun energi, tanah-tanah perkebunan di Indonesia yang sangat luas misalnya kelapa sawit yang mencapai 12 juta hektar, kelapa 3,7 juta hektar, karet 3,5 juta hektar, sengon, aneka kebun buah-buahan yang juga sangat luas bisa dimodifikasi dengan penggembalaan domba untuk optimalisasi lahan dan peningkatan kesuburan tanahnya. 

1 komentar:

  1. Waduh artikelnya bagus om, sayangnya di Negara kita agak susah di implementasikan khususnya bagi para peternak kecil karena keterbatasan lahan dan dana untuk buat pagar seperti itu... titip blog ternak ayam saya juga yaa www.botoh.net

    BalasHapus

Urgensi Transisi Energi Berkeadilan

Seorang muslim dari Amerika Serikat (AS) yang juga merupakan aktivis lingkungan, Ibrahim Abdul Matin (2012), dalam bukunya Green Deen : What...