Salah satu penggunaan activated carbon adalah untuk bidang pangan dan untuk itu juga memiliki karakteristik tersendiri. Hal terpenting dari activated carbon untuk pangan ini adalah masalah ke-halalan produk tersebut, misalnya secara teknis activated carbon bisa dibuat dari tulang binatang, apabila tulang binatang haram seperti babi maka jelas activated carbon tersebut juga haram atau tidak boleh digunakan. Hal lain yang perlu diperhatikan adalah penggunaan activated carbon untuk produk pangan juga tidak boleh makanan dan minuman yang diharamkan misalnya minum-minuman beralkohol (minuman keras). Hal ini juga secara teknis activated carbon bisa digunakan untuk pemurnian alkohol tersebut.
“Maka hendaklah manusia itu memperhatikan makanannya. Sesungguhnya Kami benar-benar telah mencurahkan air (dari langit), kemudian Kami belah bumi dengan sebaik-baiknya, lalu Kami tumbuhkan biji-bijian di bumi itu, anggur dan hijauan , zaitun dan pohon kurma, kebun-kebun (yang) lebat, dan buah-buahan serta rumput-rumputan, untuk kesenanganmu dan untuk binatang-binatang ternakmu.” (QS 80 : 24-32)
Allah SWT memerintahkan kita untuk senantiasa memperhatikan makanan kita, hal ini karena Allah SWT tidak akan mengabulkan doa-doa kita apabila makanan yang kita konsumsi tersebut adalah barang haram. Activated carbon sebagai bahan pembantu untuk produksi pangan menjadi penting untuk mencapai kehalalan tersebut. Aplikasi activated untuk industri pangan terutama untuk menghilangkan warna dan bau tertentu dari produk-produk pangan tersebut. Beberapa contoh aplikasinya yakni pada pengolahan jus buah-buahan, madu, gula, pemanis, minyak makan (edible oil), soft drinks, sirup dan sebagainya. Pada industri air minum (potable water) activated carbon juga digunakan untuk menghilangkan rasa, bau dan kontaminan yang berbahaya.
Secara spesifik activated carbon yang sesuai standar industri pangan (food grade) juga memiliki karakteristik tersendiri. Karakteristik tersebut terkait kadar abu dan kimia abu. Kandungan abu activated carbon dihitung berdasarkan kandungan mineralnya atau komponen anorganiknya seperti Ca, Mg, Si, Fe dan sebagainya, yang tertinggal di dalam activated carbon setelah proses produksinya. Activated carbon untuk aplikasi pangan khususnya dan juga farmasi harus memiliki kemurnian tinggi dari pengotor berupa material anorganik atau mineral dalam abu tersebut. Untuk aplikasi tersebut activated carbon harus dibersihkan dengan dicuci dengan larutan asam dan sering diikuti dengan air supaya terbebas dari material anorganik abu tersebut.