Jumat, 26 April 2019

Produksi Briket Dari Tongkol Jagung

Walaupun tongkol jagung bisa dibuat pellet, tetapi produksi briket bisa jadi lebih menarik. Mengapa demikian? Hal ini terkait segmen pasar dan spesifikasi teknis briket tongkol jagung tersebut. Segmen rumah tangga, dan UKM bisa jadi adalah pengguna terbesar briket tongkol jagung. Salah satu kendala di segmen ini terutama belum tersedianya kompor dan supply briket tongkol jagung tersebut. Alasan kedua yakni dengan dibuat briket maka kepadatan (density) bisa dua kali dari wood pellet. Hal ini akan membuat biaya transportasi murah sekaligus kandungan energi lebih tinggi.


Sejumlah daerah di Indonesia yang menjadi sentra pertanian akan menghasilkan limbah tongkol jagung sangat berlimpah. Apabila limbah ini dimanfaatkan tentu mengurangi pencemaran lingkungan dan sekaligus memberi nilai tambah secara ekonomi. Ketergantungan akan bahan bakar fossil juga bisa dikurangi secara bertahap. Secara estetika ketika dibuat briket juga memudahkan penyimpanan, bersih, menarik dan mudah digunakan. Upaya ke arah pemanfaatan tongkol jagung ini seharusnya menjadi perhatian bagi daerah-daerah sentra produksi jagung. Dengan briket tongkol jagung juga biaya energi atau harganya bisa lebih murah dibandingkan LPG.
Kompor Briket
Mengapa briket batubara kurang diminati masyarakat? Hal ini karena briket batubara merusak citrarasa masakan terutama kandungan sulfur yang tinggi. Memanggang makanan dengan briket batubara membuat makanan tidak enak. Hal tersebut berbeda apabila menggunakan tongkol jagung sebagai bahan baku briket. Dengan kandungan sulfur sangat rendah dan aroma manis dari jagung membuat memanggang makanan dengan briket tongkol jagung memberi cita rasa makanan semakin enak. Sebagaimana sawdust briquette yang bisa diolah lanjut sawdust charcoal briquette, briket tongkol jagung (corn cob briquette) juga bisa diolah lanjut menjadi corn cob charcoal briquette. Dengan dibuat charcoal briquette maka fixed carbon meningkat, volatile matter menurun dan otomatis calorific value juga meningkat, sehingga kualitasnya meningkat antara lain tidak berasap dan bisa untuk memanggang lebih lama.

2 komentar:

Urgensi Transisi Energi Berkeadilan

Seorang muslim dari Amerika Serikat (AS) yang juga merupakan aktivis lingkungan, Ibrahim Abdul Matin (2012), dalam bukunya Green Deen : What...