Kamis, 02 April 2020

Debarking dari Kayu Kebun Energi, Perlukah?

Mesin Debarking
Target pasar wood pellet adalah hal penting yang perlu diperhatikan. Apabila pembangkit listrik adalah pasar utama wood pellet tersebut, maka standar kualitas produk wood pellet mengikuti teknologi yang digunakan pembangkit listrik tersebut. Sedangkan apabila wood pellet untuk rumah tangga yang menginginkan kualitas premium maka wood pellet yang diproduksi juga mengikuti standar kualitas tersebut. Pasar wood pellet untuk pembangkit listrik membutuhkan besar, berbeda dengan pasar wood pellet untuk rumah tangga yang dijual dengan kemasan kecil atau pasar retail. Teknologi pembangkit listrik juga perlu dicermati sehingga wood pellet yang diproduksi bisa terserap semuanya. Teknologi pulverized dan fluidized bed combustion adalah teknologi yang paling banyak digunakan untuk pembangkit listrik. Pada teknologi pulverized combustion pada umumnya wood pellet tidak bisa digunakan 100% (kecuali dengan sejumlah modifikasi), sedangkan teknologi fluidized bed bisa menggunakan wood pellet maupun biomass pellet dari berbagai bahan baku. 

Apa itu debarking ? Mengapa perlu debarking ? Debarking adalah pemisahan kulit dari batang kayu, dengan tujuan untuk menurunkan kadar abu. Hal itu berarti bahwa jika kadar abu dari batang kayu dengan kulit tersebut bisa diterima oleh pengguna maka tentu saja debarking tidak perlu dilakukan. Untuk pembangkit listrik biasanya bisa menerima wood pellet sampai dengan kadar abu 2%  untuk standard pellet dan 6% untuk utility pellet. Sedangkan jika pengguna menghendaki produk wood pellet dengan kadar abu sangat rendah, premium pellet (kurang dari 1%), maka debarking wajib dilakukan. Spesies kayu yang digunakan juga berpengaruh terhadap kadar abu tersebut. Kebun energi hampir semua menggunakan tanaman rotasi cepat dan trubusan seperti gliricidia dengan kadar abu lebih dari 1% sehingga lebih sesuai untuk pembangkit listrik dan tidak perlu debarking. 
Pembangkit Listrik Fluidized Bed di Jepang
Hal lain yang perlu diperhatikan adalah kimia abu. Kandungan potassium dan klorin pada abu tersebut adalah titik kritis yang perlu mendapatkan perhatian. Tanaman rotasi cepat pada umumnya memiliki kandungan potassium cukup tinggi daripada biomasa kayu pada umumnya. Hal tersebut membuat penggunaan pada pembangkit listrik khususnya pulverized combustion semakin dibatasi pada aplikasi cofiring. Sedangkan pada fluidized bed combustion karena suhu operasi lebih rendah maka bisa ditolerir dan dianggap tidak menimbulkan masalah. Hal tersebut berarti wood pellet dari kayu kebun energi kompatibel dengan pembangkit listrik biomasa dengan teknologi fluidized bed dan bisa digunakan untuk cofiring dengan prosentase tertentu untuk pulverized combustion.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Urgensi Transisi Energi Berkeadilan

Seorang muslim dari Amerika Serikat (AS) yang juga merupakan aktivis lingkungan, Ibrahim Abdul Matin (2012), dalam bukunya Green Deen : What...