Minggu, 12 April 2020

VCO Sebagai Immune Booster Menghadapi Virus Corona (nCoV-19)


Indonesia diprediksi menjadi episentrum kasus korona, karena lambat dan tidak komprehensifnya penanganan, kurangnya fasilitas kesehatan termasuk laboratorium, besarnya populasi penduduk , luasnya wilayah dan transparansi sebaran kasus yang buruk. Hal tersebut menjadi keprihatinan dan kekhawatiran sejumlah ilmuwan dunia, termasuk sejumlah negara telah menarik duta besarnya dari Indonesia. Salah satu hal yang sangat memprihatinkan adalah sangat minim sekali dari populasi jumlah penduduk yang ditest korona, hal tersebut membuat laporan yang ditampilkan menjadi tidak akurat sehingga tidak bisa dijadikan acuan.Hal yang lebih menyedihkan dari laporan minim yang terinfeksi korona tersebut terdeteksi tingkat angka kematian yang tinggi yakni kisaran 9% atau kategori sangat tinggi (lebih tinggi dari rata-rata internasional). Saat ini diperkirakan diperkirakan hanya sekitar 0,001% (2.700 individu) (24/3/2020) dari populasi penduduk dan ditambah keluhan tentang akurasi dan lamaya proses test korona tersebut, sehingga test massif harus segera dilakukan.
 
Sejumlah simulasi dan pemodelan telah dilakukan untuk memprediksi penyebaran infeksi viris korona tersebut. Berikut ada beberapa simulasi dan pemodelan yang bisa kita jadikan referensi. Professor matematika terapan di University of Essex di Inggris memperkirakan 50% penduduk Jakarta akan terinfeksi dalam 50 hari sejak kasus pertama dikonfirmarsi pada 2 Maret lalu atau itu berarti pada tanggal 21 April 2020. Pemodelan lain dari LSHTM (London of School Hygiene & Tropical Medicine) memperkirakan akan terdapat lebih dari 35.000 kasus tercatat di akhir Maret 2020, dimana jumlah masyarakat yang terinfeksi mencapai lebih dari 960.000 orang. Sedangkan dari riset gabungan sejumlah perguruan tinggi di Indonesia menyatakan bahwa kematian Covid 19 di Indonesia bisa mencapai 2,6 juta orang (sangat banyak atau hampir 1% dari populasi penduduk). Menurut mereka puncak kasus infeksi mencapai 55 juta orang pada Mei 2020, dan puncak kebutuhan ICU sekitar 6 juta orang.  Dan dari yang dirawat di ICU tersebut diperkirakan 1% akan membutuhkan ventilator atau berarti dibutuhkan 60.000 ventilator. Pada dasarnya dari kurva pemodelan tesebut adalah untuk secara efektif menurunkan jumlah terinfeksi atau membuat kurva lebih landai sehingga berada dibawah daya tampung rumah sakit, yang membuat harapan prosentase masyarakat yang tertolong lebih besar.

Perkiraan puncak pandemi Covid19 di Indonesia

Berdasarkan kondisi di atas maka diprediksi bahwa wabah virus korona akan memakan waktu lama untuk mengatasinya (dan kalau tidak diambil langkah radikal yang sistematis seperti lockdown ketat), maka dipediksi akan memakan waktu lebih dari 1 tahun.  Tentu aja hal tersebut akan sangat berat bagi kehidupan masyarakat khususnya dari sektor ekonomi dan sosial-keamanan. Apalagi puluhan ribu nara pidana (napi) juga sudah dikeluarkan dari penjara-penjara di Indonesia. Hal tersebut seharusnya mendorong penduduk semakin waspada dan antisipatif, termasuk dengan melakukan berbagai tindakan preventif untuk meningkatkan imunitas tubuh terhadap serangan virus khususnya virus korona  yakni dengan mengkonsumsi makanan atau suplemen yang mendukung hal tersebut.

VCO berbeda dengan minyak goreng kelapa karena pada VCO dibuat tanpa pemanasan sehingga menghasilkan asam lemak jenuh rantai sedang atau Medium Chain Fatty Acids (MCFA) yang tinggi, vitamin E, anti oksidan dan enzim-enzim yang ada didalam buah kelapa. Asam laurat dalam VCO mudah diserap sampai ke mitokondria sehingga akan meningkatkan metabolisme tubuh. Asam lemak jenuh, asam laurat (lauric acid) terdiri dari 12 atom karbon, yang diikat jenuh (tidak ada ikatan ganda) oleh atom hidrogen. Hal ini yang membuatnya tidak mudah tengik dan bisa bertahan hingga 2 tahun. Dengan 12 atom karbon tersebut maka asam laurat disebut asam lemak rantai sedang (MCFA). Sedangkan minyak arau asam lemak lainnya pada umumnya seperti minyak goreng sawit, minyak kacang dan sebagainya  merupakan asam lemak berantai panjang (long chain fatty acid=LCFA) dan ikatan kimianya tidak jenuh (ikatan ganda). Asam laurat akan diubah menjadi monolaurin atau sebuah senyawa monogliserida yang diproleh para bayi dari air susu ibu yang mempunyai sifat anti virus, anti bakteri, dan anti protozoa.
Asam lemak rantai sedang (MCFA) bisa langsung diserap melalui dinding usus sesampainya di saluran cerna, proses ini lebih cepat karena tanpa melalui proses hidrolisis dan enzimatik. Selanjutnya langsung dipasok masuk kedalam aliran darah dan langsung dibawa kedalam organ hati untuk dimetabolisir. Didalam hati VCO diproses menjadi energi saja, bukan kolesterol LDL dan bukan timbunan lemak, energi tersebut digunakan untuk meningkatkan fungsi semua kelenjar endoktrin, organ dan jaringan tubuh. Asam Lemak rantai sedang (MCFA) memiliki ukuran molekul yang kecil, sehingga mudah dicerna dan dapat langsung diserap tubuh (diserap oleh dinding usus) karena MCFA mudah menembus mitokondria (sebuah organ yang ada dalam setiap sel tubuh kita yang berfungsi menghasilkan energi untuk tubuh), Sehingga Pankreas, saluran pencernaan, dan hati dapat bekerja lebih ringan.Kemudahan MCFA menembus mitokondria, menjadikan VCO berperan sebagai sumber energi instan atau cepat menghasilkan energi bagi tubuh. VCO juga bisa sebagai supplemen kesehatan halal. Otoritas kelapa Philippina bahkan telah merekomendasikan VCO untuk mengatasi masalah virus korona. Seorang Doktor dari Ateneo De Manila University, Dr. Fabian M. Dayrit salah satu dari sejumlah ahli yang telah mempublikasikan hasil penelitiannya tentang potensi VCO dengan kemapuan anti virusnya untuk melawan virus korona (nCoV-2019), linknya bisa dibaca disini.
Produksi VCO dengan stoples plastik
Pemisahan VCO dari blondo
Produk-produk VCO
Para produsen VCO kecil khususnya yang dulu sempat terkendala untuk memasarkan VCO-nya, khususnya untuk pasar export yang mensyaratkan adanya sertifikasi organik, maka kondisi saat ini menjadi momentum memasarkannya khususnya untuk pasar dalam negeri. Sebagian besar produsen VCO tersebut juga merupakan industri rumah tangga sehingga aktivitas tetap bisa dilalukan dan sejalan dengan himbauan atau perintah untuk bekerja dari rumah (WFH = work from home). Melakukan aktivitas produksi VCO ditengah masa karantina/lockdown di rumah sendiri juga bisa sebagai aktivitas yang menyenangkan, produktif dan menghilangkan kebosanan. Bagi produsen VCO tersebut, juga dimungkinkan untuk mengolah limbah air kelapa untuk produksi nata de coco dan tempurung kelapa untuk produksi arang dan lebih makro untuk menghidupkan kembali industri kelapa terpadu. VCO untuk immune booster artinya sebagai suplemen dalam rangka meningkatkan ketahanan tubuh adalah sangat penting khususnya bagi yang teridentifikasi sebagai ODP (Orang Dalam Pantauan) dan lebih khusus lagi untuk yang berstatus PDP (Pasien Dalam Pengawasan) dan positif terkonfirmasi terinfeksi virus korona. Sedangkan bagi yang sehat adalah hal penting untuk selalu menjaga kesehatan dan menjaga daya tahan tubuhnya terlebih lagi pada masa pandemi seperti ini.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Urgensi Transisi Energi Berkeadilan

Seorang muslim dari Amerika Serikat (AS) yang juga merupakan aktivis lingkungan, Ibrahim Abdul Matin (2012), dalam bukunya Green Deen : What...