Rabu, 19 Oktober 2016

Menanam Kaliandra Untuk Perbaikan Tanah Sehingga Tercukupi Pangan, Energi dan Air



Bahwasannya muslim harus bersyirkah dalam pengelolaan lahan – padang rumput atau sumber makanan, air, api atau energi itu jelas adanya dalam petunjuk Nabi Muhammad SAW : “Orang-orang muslim itu bersyirkah dalam tiga hal padang rumput, air dan api” (HR. Sunan Abu Daud). 

Apa akibatnya ketika petunjuk ini kita abaikan – yaitu ketika kita tidak bersyirkah sesama kita? Sumber-sumber penghidupan yang utama kita berupa pangan, air dan energi dikelola orang lain dan umat menjadi tidak mandiri dalam pemenuhan kebutuhan-kebutuhan utamanya. Ketika kita tidak mandiri dalam hal kebutuhan pokok, kita mudah diperdaya dalam berbagai urusan lainnya. Maka pekerjaan besar umat dengan belajar bersyirkah dalam tiga hal pokok harus sebisa mungkin dimulai.

Dalam urusan energi umat inipun harus mulai dari petunjuk-Nya, Al Qur’an bicara apa tentang api atau energi? Al Qur’an bicara tentang sumber api yang berasal dari pepohonan hijau (QS 36 : 80 dan QS 56 : 71-72). Dalam hitungan manusia bisa saja sumber energi yang paling efisien itu tenaga nuklir, yang paling bersih adalah tenaga hydro, yang paling melimpah adalah tenaga matahari. Tetapi ketika Allah mengisyaratkan api yang berasal dari pepohonan yang hijau, pasti sumber energi yang satu ini memiliki keunggulan tersendiri. Misalnya ketika kita memiliki kayu bakar atau yang mutakhir yakni pellet kayu (wood pellet) maka bahan bakar dari kayu tersebut dapat kita simpan lalu bisa kita pergunakan pada waktu tertentu, relatif tidak terpengaruh kondisi cuaca. Berbeda halnya dengan tenaga hydro (air) maupun tenaga matahari yang ketersediannya dan penggunaanya terpengaruh kondisi cuaca. Tetumbuhan atau pohon hijau juga menyerap CO2 dan melepaskan O2 untuk kita bernafas. Selain itu tumbuhan juga mampu menyuburkan tanah, menahan erosi dan tentunya masih banyak lagi rinciannya.  Lebih lanjut  tulisan dibawah ini akan menguraikan sebagian kecil saja dari keunggulan energi dari pohon hijau dan manfaat lingkungan.

Menurut FAO diperkirakan sepertiga lapisan tanah dunia telah mengalami kerusakan atau terdegradasi. Padahal tanah adalah bagian penting dalam menunjang kehidupan makhluk hidup di muka bumi. Kita ketahui rantai makanan bermula dari tumbuhan. Manusia, hewan hidup dari tumbuhan. Sebagian besar makanan kita berasal dari permukaan tanah, walaupun memang ada tumbuhan dan hewan yang hidup di laut. Terutama di bidang pertanian, tanah menjadi faktor terpenting yang menentukan Tanah adalah bagian penting dalam menunjang kehidupan makhluk hidup di muka bumi. Kita ketahui rantai makanan bermula dari tumbuhan. Manusia, hewan hidup dari tumbuhan. Sebagian besar makanan kita berasal dari permukaan tanah, walaupun memang ada tumbuhan dan hewan yang hidup di laut. Terutama di bidang pertanian, tanah menjadi faktor terpenting yang menentukan. Degradasi tanah tersebut terjadi karena erosi, pemadatan, penutupan tanah, pemakaian bahan-bahan kimia pertanian dan penipisan nutrisi tanah, pengasaman, polusi dan proses lain yang disebabkan oleh praktek-praktek pengelolaan lahan yang tidak berkelanjutan.

Dirjen FAO Jose Graziano da Silva memperkirakan pada tahun 2050 tanah subur didunia tinggal seperempat dari acuan tahun 1960. Seiring pertumbuhan penduduk dunia yang terus meningkat dengan perkiraan menjadi 10 milyar pada tahun 2050 dan saat ini saja hampir 2 milyar mengalami kekurangan pangan, tentu saja menurunnya jumlah tanah subur semakin memperparah kondisi tersebut. Petunjuk Al Quran diatas yakni dengan tanaman jenis leguminoceae maka upaya mengembalikan kesuburan tanah tersebut sangat mungkin dilakukan. Tanaman leguminoceae akan menangkap nitrogen dari udara selanjutnya disimpan dalam bintil akarnya dan menjadi pupuk tanah. Selain itu daunnya juga kaya akan nitrogen, ketika berguguran ke tanah juga akan menjadi pupuk yang menyuburkan tanah tersebut. Ketika kondisi tanah telah rusak sehingga perlu segera dipuihkan maka jenis tanaman polong-polongan (leguminosae) adalah jenis yang paling cocok pada kondisi tersebut.  Hal ini karena tanaman jenis polong-polongan memiliki karakteristik : mendinginkan/melembabkan permukaan tanah, akarnya berbintil-bintil karena mampu mengikat nitrogen dari atmosfer artinya mampu menuburkan tanah rusak / tandus tersebut, dan mampu mencegah terjadinya erosi.  Rhizobium adalah jenis bakteri yang tumbuh dalam akar tanaman leguminoceae tersebut dan bertindak mengikat nitrogen dalam bintil-bintil akar. Menurut FAO, organisme kecil seperti bakteri dan jamur di bawah tanah bertindak sebagai agen utama yang mendorong siklus nutrisi dan membantu tanaman melalui peningkatan asupan gizi, yang pada gilirannya mendukung keanekaragaman hayati di atas tanah juga.


Diantara lebih dari 19.000 jenis leguminoceae, kaliandra adalah salah satunya dan sudah banyak dikembangkan di Indonesia. Menanam kaliandra memiliki dua manfaat utama yakni mengembalikan kesuburan tanah dan produksi kayu untuk bahan bakar khususnya wood pellet. Lebih jauh tentang pola pemanfaatannya bisa dibaca di link 5F Project For The World!. Sedangkan di Indonesia sendiri masih terdapat ratusan jutaan hektar belum dimanfaatkan secara baik, termasuk banyak diantaranya telah menjadi lahan kritis. Salah satu mensyukuri nikmat Allah SWT adalah dengan memakmurkan bumi ini.

Menanam pohon-pohon tersebut akan membersihkan udara dengan menyerap CO2 dan menghasilkan O2. Bayangkanlah di suatu jaman ini dengan lokasi yang tidak jauh dari sini, untuk menghirup udara bersih orang harus membeli udara dalam kemasan- seperti kita membeli air kemasan dalam gelas. Sungguh sangat menyedihkan. Di daerah Xinjiang, daerah yang pencemaran udaranya sudah sangat buruk di China, puluhan juta udara dalam kemasan kaleng sudah terjual sejak beberapa tahun terakhir. Dan malangnya hanya orang-orang mampu saja yang bisa membeli udara kalengan tersebut.Islam mengajarkan bahwa udara dan air adalah barang gratis yang bisa dinikmati siapa saja. Upaya penting yang bisa dilakukan untuk membuat yang gratis tetap gratis, adalah dengan menanam pohon, sehingga bisa menyuburkan tanah pada jenis tanaman leguminoceae, membersihkan udara, sumber energi dan juga menyerap air.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Urgensi Transisi Energi Berkeadilan

Seorang muslim dari Amerika Serikat (AS) yang juga merupakan aktivis lingkungan, Ibrahim Abdul Matin (2012), dalam bukunya Green Deen : What...