Produk
samping dari (slow) pyrolysis biomasa yakni berupa produk cair dan produk gas.
Produk cair terdiri dari biooil dan biomass vinegar (pyroligneous acid). Biooil
bisa langsung dimanfaatkan sebagai bahan bakar dengan burner tertentu, ataupun
bisa juga diupgrade untuk bahan bakar kendaraan. Sedangkan apabila digunakan
untuk produk non-energi, bisa digunakan untuk produksi green chemical atau
renewable chemical seperti Bioformaldehyde dan perekat kayu (wood adhesive).
Sedangkan fase produk cair pyrolysis yang lebih encer yakni biomass
vinegar (pyroligneous acid) bisa digunakan untuk bahan baku (feedstock)
produksi biophenol. Sebelumnya biomass vinegar telah diketahui untuk berbagai
penggunaan seperti campuran pengental getah karet, anti-rayap dan pupuk. Sedangkan
skema proses produksi biophenol dari biomass vinegar seperti berikut.
Konsumsi
global untuk phenol saat ini mencapai 20 juta ton atau senilai 20 milyar dollar
Amerika (280 trilyun rupiah). Renewable phenol atau biophenol tersebut bisa
mensubtitusi phenol yang selama ini diproduksi berbasis minyak bumi (petroleum). Excess
heat dan excess syngas dari proses pyrolysis bisa digunakan untuk proses
produksi biophenol tersebut. Suatu unit produksi yang terintegrasi dan efisien
akan menghasilkan produk-produk berdaya saing tinggi, seperti proses pirolisis
yang produk utamanya berupa arang, dan dari produk sampingnya dibuat
produk-produk turunan yang sangat dibutuhkan saat ini.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar