Sebagai sumber energi atau bahan bakar wood pellet atau pellet bahan bakar bisa dimanfaatkan pada skala kecil seperti rumah tangga hingga skala besar se-level pembangkit listrik besar. Kuantitas dan kualitas pellet tersebut menjadi parameter pada penggunaannya terkait dengan alat yang digunakan. Pada dasarnya dari skala kecil (mikro) hingga besar (makro) pada penggunaan pellet fuel terutama berkaitan pada faktor efisiensi, kemudahan operasional dan emisi gas buang yang ditimbulkan (walaupun wood pellet termasuk bahan bakar terbarukan yang masuk kategori carbonneutral) sedangkan pada penggunaan skala besar faktor kualitas pellet mendapat perhatian serius. Teknologi yang digunakan untuk memanfaatkan wood pellet ini hampir semua menggunakan teknologi pembakaran (direct combustion) untuk mendapat output berupa panas atau listrik.
Pada skala kecil penggunaan pellet fuel untuk terutama di
negara empat musim untuk penghangat
ruangan, bahkan untuk sektor tersebut membutuhkan spesifikasi khusus wood
pellet dengan kualitas premium dengan alat kompor pellet atau pellet stove. Kompor
pellet belum familiar di Indonesia karena wood pelletnya juga masih sangat sulit
didapat. Alat lainnya yang digunakan pada skala kecil ini adalah boiler dan
burner. Boiler tersebut akan menghasilkan steam untuk sumber uap dan air panas.
Sedangkan burner bisa digunakan untuk berbagai sumber panas.
Pada skala medium-besar, penggunaan terutama untuk industri-industri
dan pembangkit-pembangkit listrik. Alat
grate combustor dan stoker yang umum digunakan di industri. Teknologi
pulverized system dan fluidized bed umum digunakan pada pembangkit listrik.
Prosentase wood pellet saat ini rata-rata masih kurang dari 5% pada penggunaan
cofiring di powerplant batubara. Wood pellet untuk pulverized sedangkan biomass
pellet untuk fluidized bed. Karakteristik antara kedua jenis tersebutlah yang
membedakan.